“Bisakah kau diam.. pergilah.. aku ingin
sendiri…”
“Apa kau tidak marah padaku..? saat liburan
kemarin aku berkata seperti itu tentang dirimu..”
“seharusnya kaulah yang marah kepadaku”
“tapi aku tidak tau bagaimana untuk membayar
semua dan mengembalikan keluargamu seutuhnya seperti dulu.”.
Aku hanya melihat percakapan mereka dari
atas pohon. Apakah mereka tidak menyadari bahwa disini ada diriku..?,
pikirku.
“aku yang lemah tanpamu
Aku yang rentan karena
Cinta yang tlah hilang darimu
Yang mampu menyanjungku
Selama mata terbuka
Sampai jantung tak berdetak
Selama itupun aku mampu tuk mengenangmu”
Serena memandang keatas.
“Kau
sudah dari tadi disini..?”Tanya Serena.
“Awalnya
aku pergi mencarimu.. tapi karena tidak menemuimu akhirnya aku bersandari
disini dan melihat langit – langit itu”Jawabku.
“Apa..?”
“Tapi
setelah aku melihat seorang gdis sambil menangis berjalan kepohon ini dan
bersandar disini sambil menangis.. dan mendengarkan seseorang bermain gitar”Ucapku
dingin sambil memandangi langit.
“Kenapa
kau tidak menegurku..?”Tanya Serena.
“Ini
adalah pertama kalinya aku melihat kau menangis karena sebuah masalah.. jadi
tidak ada salahnya jika aku melihatmu menangis..”Ucapku sambil menyandarkanku
dan menutup mataku dengan lengaku.
“Kau
beruba”Ucap Serena.
“Berubah..?
apa aku berubah seperti monyet..?”Tanyaku.
“Ya..!
kau berubah seperti monyet.. semakin menyebalkan.. tidak pernah mengerti
perasaanku”Ucap Serena. Matanya kembali meneteskan airmata.
Aku
turun dari pohon pelan – pelan dan akhirnya sampai kebawah dan ikut bersandar
dibawah pohon, berlawan arah dengan Serena.
“Kau
tau seberapa sedihnya aku sekarang ini..?”Tanya Serena.
“Kenapa
harus sedih.. bukankah kau senang masuk sekolah ini dan sebentar lagi debut”Ucapku.
“apakah
demi debut harus meninggalkan sahabatmu sendiri..?”Tanya Serena.
“Dunia
ini semakin sempit. Jika kau tidak menjaga baik – baik tempatmu, maka yang
terjadi adalah tempatmu akan direbut orang lain yang sudha dekat denganmu. Kau
masih beruntung dibanding teman - temanmu, jika kau menunjukkan hasil kerja
kerasmu, teman – temanmu akan terharu melihatmu. Melihat Temannya yang bernama
Serena sukses menyadi seorang penyanyi”Ucapku.
“Kenapa
harus seperti itu..? itu sama saja dengan egois..”Ucap Serena.
Aku berdiri dan berjalan
pergi.
“Jika
kau tidak mau melakukan hal itu, itu sama saja kau tidak mau menggapai
semuanya. Kau tau.. Sebaik baiknya manusia dibumi, mereka pasti memiliki sisi
keegoisan”Ucapku dan langsung pergi. Serena berdiri dan melangkahkan kaki tiga
langkah.
“Kau
tidak mengerti bagaimana rasanya jika kau menghianati teman sendiri.. itu
seperti dirimu..! tidak pernah mengerti semua perasaanku.. kau selalu dingin
dan tidak pernah mengerti apa yang kupikirkan”Ucap Serena sambil menangis. Kini
dia berada di belakangku. Aku menghentikan langkahku dan berbalikk memeluknya.
“Aku
tapi apa yang kau pikirkan.. dan aku tau bagaimana rasanya menjadi dirimu..
meskipun terlihat seperti seseorang yang sedang mencari simpati orang lain,
tapi aku tau tentang dirimu.. dan aku bisa merasakan semuanya dari airmatamu”Ucapku.
“Apa
aku harus menangis supaya kau tau semua isii pikiranku dan semua perasaanku..?”Tanya
Serena, semakin erat pelukannya.
“Tidak..
aku bisa melihatnya dari kelopak matamu”Jawabku sambil memeluknya semakin erat.
Serena hanya menangis.
“Kenapa aku merasa jantungku berdegup
kencang..? sedang apa dengan jantungku ini..? aku takut terjadi sesuatu.. apa
aku punya rasa.? Jantung.. berhentilah berdegup..!”Pikir Serena.
“Tenanglah.. aku akan selalu menyayangimu
sebagai adikku..”Ucapku.
“Dari
mana kau..?”Tanya Dicky.
“Ah..
aku..? dari taman belakang.. kenapa..?”Tanya Mela.
“Apa
kau tidak melihat Serena dan Kevin..?”Tanya Dicky.
“Aku
hanya melihat Serena disana..”Jawab Mela.
“Kau
pandai bermain gitar ya..?”Tanya Dicky.
“Aku
belajar itu hanya seminggu..”Jawab Mela.
“Jinjjayeo…?”Tanya
Dicky memastikan.
“Humb..
begitulah..”Jawab Mela sambil menyahut gitarnya dan langsung pergi.
“Hey..
! nyanyikan sebuah lagu untukku..!”Teriak Dicky sambil mengejar Mela dan terus
berteriak semacam itu.
“Apa..?”Tanya
Mela sambil menghentikan langkahnya dan berbalik kearah Dicky.
“Nyanyikan
sebuah lagu dengan gitar ini..”Jawab Dicky sambil mendekati Mela.
“Kau
kan bisa melakukan itu sendiri..”Ucap Mela dan langsung pergi, tapi tangan
Dicky tiba – tiba saja menarik tangan Mela.
“Kenapa..?”Tanya
Mela.
“Kau
sungguh bodoh…”Jawab Dicky.
“Bodoh
mana aku dengan dirimu… Kalau kau ingin bisa memainkannya belajarlah sendiri”Ucap
Mela.
“Apa
kau tidak mengerti juga.. kau tidak pernah melihat sinetron ya..?”Tanya Dicky.
“Apa
maksudmu..?”Tanya Mela.
“Ah..
sudah lupakan.. nyanyikan saja sebuah lagu untukku”Ucap Dicky.
“Apa…
kau menyukaiku..?”Tanya Mela.
“….”
“kenapa
diam saja..? Baiklah.. akan kunyanyikan sebuah lagu untukmu..”Ujar Mela sambil
memainkan gitarnya.
“karna kamu aku rela menunggu semua
sungguh berat yang ku rasa
karna kamu aku tetap bertahan meskipun
kini engkau dipeluknya
masih mungkinkah semua
abadi seperti dahulu
karnamu selalu karnamu..
kucemburu…”
sementara
itu, ditaman sekolah, Aku dan Serena sedang duduk di taman. Kami sedang
membicarakan sesuatu sambil memandangi awan.
“Bagaimana
rasanya satu sekolah dengan Mela..?”Tanya Serena.
“Bagus.
Dia pintar…”Jawabku.
“hm..
dia cantik..”Sahut Serena. Aku tersentak kaget. Apakah dia tau kalau aku
menyukai Mela..?
“Hmm..
lumayan…”Jawabku dengan muka datar.
“Bagus…
pasti kau menyukainya.. dia kan ppopuler disekolah ini”Ucap Serena #tepat
seperti dugaanku!.
“yeah..
dia memang popular.. tapi bukan berarti aku menyukainya.. dia kan saudaraku”Jawabku
santai.
“Angkat..!
dia saudara angkat”Sahut serena. Aku hanya diam. Serena memandangiku dengan
tatapan curiga.
“Kau
kenapa..?”Tanyaku sedikit grogi.
“Aku
tau kau menyukainya..”Ucap Serena.
Aku berdiri dan
meninggalkannya.
“Hey..
kau mau kemana..?”Teriak Serena dan langsung mengejarku.
“Mau
kekelas.. sebentar lagi masuk..”Jawabku.
“Tunggu
aku..”Ucap Serena dengan senyuman.
“Kau
seperti cacing saja..”Ucapku. Serena tertawa dan akhirnya kami tertawa bersama
sampai sesuatu menghentikan tawaan kami. Mela dan Dicky.
“Sejak
kapan mereka saling sapa..?”Tanya Serena.
“Entahlah..”Jawabku.
aku mencoba melihat semua yang ada di pikiran mereka berdua. Semakin kutelusuri
dan kutelusuri. Mereka berpacaran.!
“Hey..
Kalian sudah Baikan..?”Tanya Dicky saat dia menyadari keberadaanku dan Serena.
“Kemarilah.”Teriak
Mela.
“Ada
Apa..?”Tanyaku.
“Bukankah
kau sudah mengetahuinya..?”Tanya Mela.
“apa..?
Kenapa kau tidak membertitahuku..? kau kan bisa membacanya…”Ucap Serena.
“Baiklah…
mulai sekarang, kami berpacaran.”Sahut Dicky.
Aku langsung memegang
tangan Dicky dan memeluknya sebagai saudaraku.
“Selamat..”Bisikku.
“Sudah
kuduga..”Cap ku sambil pergi meninggalkan mereka.
“Hey
kau mau kemana..?”Teriak Serena.
“Ada
Apa dengannya..”Tanya Mela.
“Entahlah..”Jawab
Dicky.
“Cemburu..”pikir
Serena.
ASRAMA LAKI – LAKI JAVA
ART SCHOOL
“Kau
tidak papa…?”Tanya Dicky yang sekamar denganku.
“Tidak..”Jawabku.
“Benarkah..?”Tanya
Dicky.
“Yah..”
Aku
melihat keluar jendela didekat bedku. Kulihat di jalan Mela sedang berjalan
membawa nasi kota ditangannya. Dia sepertinya membeli makanan. apa aku perlu
memberitahu Dicky kalau Mela disana..?
hey..! seorang pria mengikutinya… Dia menculik Mela.! Aku bergegas
menarik jaketku dan menarik Dicky keluar.
“Ikut
aku..!”Ucapku.
“Kau
..? hey.. kemana..”Sudah.. diamlah…”Ucapku.
ASRAMA PEREMPUAN JAVA ART
“Kenapa
kau mengajakku kesini..?”Tanya Dicky.
Didepan pintu asrama
terlihat Serena sedang bingung dan mencari seseorang.
“Serena..!”Teriakku.
“Kevin..!
Dicky..!”Teriak Serena. Aku dan Dicky berlari kearah Serena.
“Sedang
apa kau disini..?”Tanya Dicky.
“Mela…
dia belum kembali sampai sekrang”Jawab Serena. Aku melihat sekeliling. Dibalik
semak – semak terlihat seseorang menarik seseorang.
“Kalian
diamlah..”Bisikku sambil menunjuk kearah semak semak. Kemudian kami melihat
orang itu membawanya pergi. Kami pun mengikuti pria itu. Pria itu memasuki
mobil.
“Baiklah..
mereka ingin bermain dengan kita.. kau ambil mobilmu, aku akan membawa motorku.”Ucapku
kepada Dicky.
“Baiklah..!”
“bawa
Serena bersamamu.!”Ucapku.
“Baik”Ucap
Serena mengikuti perginya Dicky.
Aku
berlari mengambil kunci motor dan melajukan motorku dan mengikuti mobil itu. Dibelakang
motorku ada mobil Dicky. Sekarang aku masih belum mengerti apa yang dilakukan
orang itu.. karena aku belum melihat wajahnya dengan jelas. Tapi aku yakin
kalau yang dibungkam dan diseretnya itu
adalah Mela.
-flashback-
Suara
tembakan gemuruh dilantai bawah. Aku segera menyembunyikan Mela didalam lemari.
Aku berjalan turun kelantai bawah. Kulihat kedua orang tuaku sudah tergeltak di
lantai.
“Mama..!!”Teruakku
sambil menangis.
Suara
tembakan kembali keluar dan menuju kearahku. Aku tidak bisa merasakan apapun..
sepertinya aku terkena tembakan…
“Sepertinya
ini adalah anak yang kita cari..”Ucap Penjahat itu.
“Biarkan
dia mati.. jika dia masih hidup… kita akan menemukannya dan membunuhnya..”Sahut
penjahat yang satu.
“Karena
itu tugas pembunuh bayaran”Ucap penjahat itu lagi.
-flashback
end-
Itu
pasti penjahat yang dulu menembakku… mereka mengira akulah Mela.. tapi sekarang
mereka tau aku bukan Mela dan menculik Mela.
Kukencangkan
motorku, dan sesekali aku melihat kearah spion motorku untuk memastikan Dicky
berada dibelakangku.
Disebuah
gedung kosong tua. Kenapa mereka berhenti disini.? Apa mereka mau membunuh Mela
disini..? aku berhenti di balik semak – semak yang tidak jauh dari gedung dan
dibelakangku ada mobil Dicky.
Dua
orang penjahat itu menarik Mela kedalam gedung itu.
“Baiklah..
ayo kita masuk. Serena, kauu tetaplah disini. Terlalu bahaya untuk serang
wanita”Ucapku.
“Baiklah..”Ucap
Serena.
Aku
dan Dicky langsung masuk kedalam.
“Tunggu..”bisikku
saat melihat seseorang penjahat keluar dari gedung itu.
Saat sudah kupastikan
penjahat itu pergi, aku dan Dicky masuk kedalam.
“Kenapa
aku harus sendiri disini.. sungguh menakutkan..”Ucap Serena didalam mobil.
“Tok
tok tok..” suara ketukan di pintu mobil.
“Siapa.?”Pikir
Serena. Karen saat itu gelap jadi Seren tidak terlalu jelas melihat seseorang
sampapi akhirnya orang itu memecahkan kaca pintu mobil dengan sebuah palu.
Serena hanya terpaku dan takut didalam mobil.
“Apa
yan harus kulakukan..”pikir Serena. Dia bernafas terengah engah.
“Kau
akan mati sekarang..”Ucap Penjahat itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar