Senin, 22 Oktober 2012

HEAVEN PART 4


“Bisakah kau diam.. pergilah.. aku ingin sendiri…”
“Apa kau tidak marah padaku..? saat liburan kemarin aku berkata seperti itu tentang dirimu..”
“seharusnya kaulah yang marah kepadaku”
“tapi aku tidak tau bagaimana untuk membayar semua dan mengembalikan keluargamu seutuhnya seperti dulu.”.
Aku hanya melihat percakapan mereka dari atas pohon. Apakah mereka tidak menyadari bahwa disini ada diriku..?, pikirku.


“aku yang lemah tanpamu
Aku yang rentan karena
Cinta yang tlah hilang darimu
Yang mampu menyanjungku
Selama mata terbuka
Sampai jantung tak berdetak
Selama itupun aku mampu tuk mengenangmu”
Serena memandang keatas.
“Kau sudah dari tadi disini..?”Tanya Serena.
“Awalnya aku pergi mencarimu.. tapi karena tidak menemuimu akhirnya aku bersandari disini dan melihat langit – langit itu”Jawabku.
“Apa..?”
“Tapi setelah aku melihat seorang gdis sambil menangis berjalan kepohon ini dan bersandar disini sambil menangis.. dan mendengarkan seseorang bermain gitar”Ucapku dingin sambil memandangi langit.
“Kenapa kau tidak menegurku..?”Tanya Serena.
“Ini adalah pertama kalinya aku melihat kau menangis karena sebuah masalah.. jadi tidak ada salahnya jika aku melihatmu menangis..”Ucapku sambil menyandarkanku dan menutup mataku dengan lengaku.
“Kau beruba”Ucap Serena.
“Berubah..? apa aku berubah seperti monyet..?”Tanyaku.
“Ya..! kau berubah seperti monyet.. semakin menyebalkan.. tidak pernah mengerti perasaanku”Ucap Serena. Matanya kembali meneteskan airmata.
Aku turun dari pohon pelan – pelan dan akhirnya sampai kebawah dan ikut bersandar dibawah pohon, berlawan arah dengan Serena.
“Kau tau seberapa sedihnya aku sekarang ini..?”Tanya Serena.
“Kenapa harus sedih.. bukankah kau senang masuk sekolah ini dan sebentar lagi debut”Ucapku.
“apakah demi debut harus meninggalkan sahabatmu sendiri..?”Tanya Serena.
“Dunia ini semakin sempit. Jika kau tidak menjaga baik – baik tempatmu, maka yang terjadi adalah tempatmu akan direbut orang lain yang sudha dekat denganmu. Kau masih beruntung dibanding teman - temanmu, jika kau menunjukkan hasil kerja kerasmu, teman – temanmu akan terharu melihatmu. Melihat Temannya yang bernama Serena sukses menyadi seorang penyanyi”Ucapku.
“Kenapa harus seperti itu..? itu sama saja dengan egois..”Ucap Serena.
Aku berdiri dan berjalan pergi.
“Jika kau tidak mau melakukan hal itu, itu sama saja kau tidak mau menggapai semuanya. Kau tau.. Sebaik baiknya manusia dibumi, mereka pasti memiliki sisi keegoisan”Ucapku dan langsung pergi. Serena berdiri dan melangkahkan kaki tiga langkah.
“Kau tidak mengerti bagaimana rasanya jika kau menghianati teman sendiri.. itu seperti dirimu..! tidak pernah mengerti semua perasaanku.. kau selalu dingin dan tidak pernah mengerti apa yang kupikirkan”Ucap Serena sambil menangis. Kini dia berada di belakangku. Aku menghentikan langkahku dan berbalikk memeluknya.
“Aku tapi apa yang kau pikirkan.. dan aku tau bagaimana rasanya menjadi dirimu.. meskipun terlihat seperti seseorang yang sedang mencari simpati orang lain, tapi aku tau tentang dirimu.. dan aku bisa merasakan semuanya dari airmatamu”Ucapku.
“Apa aku harus menangis supaya kau tau semua isii pikiranku dan semua perasaanku..?”Tanya Serena, semakin erat pelukannya.
“Tidak.. aku bisa melihatnya dari kelopak matamu”Jawabku sambil memeluknya semakin erat. Serena hanya menangis.
“Kenapa aku merasa jantungku berdegup kencang..? sedang apa dengan jantungku ini..? aku takut terjadi sesuatu.. apa aku punya rasa.? Jantung.. berhentilah berdegup..!”Pikir Serena.
“Tenanglah.. aku akan selalu menyayangimu sebagai adikku..”Ucapku.
“Dari mana kau..?”Tanya Dicky.
“Ah.. aku..? dari taman belakang.. kenapa..?”Tanya Mela.
“Apa kau tidak melihat Serena dan Kevin..?”Tanya Dicky.
“Aku hanya melihat Serena disana..”Jawab Mela.
“Kau pandai bermain gitar ya..?”Tanya Dicky.
“Aku belajar itu hanya seminggu..”Jawab Mela.
“Jinjjayeo…?”Tanya Dicky memastikan.
“Humb.. begitulah..”Jawab Mela sambil menyahut gitarnya dan langsung pergi.
“Hey.. ! nyanyikan sebuah lagu untukku..!”Teriak Dicky sambil mengejar Mela dan terus berteriak semacam itu.
“Apa..?”Tanya Mela sambil menghentikan langkahnya dan berbalik kearah Dicky.
“Nyanyikan sebuah lagu dengan gitar ini..”Jawab Dicky sambil mendekati Mela.
“Kau kan bisa melakukan itu sendiri..”Ucap Mela dan langsung pergi, tapi tangan Dicky tiba – tiba saja menarik tangan Mela.
“Kenapa..?”Tanya Mela.
“Kau sungguh bodoh…”Jawab Dicky.
“Bodoh mana aku dengan dirimu… Kalau kau ingin bisa memainkannya belajarlah sendiri”Ucap Mela.
“Apa kau tidak mengerti juga.. kau tidak pernah melihat sinetron ya..?”Tanya Dicky.
“Apa maksudmu..?”Tanya Mela.
“Ah.. sudah lupakan.. nyanyikan saja sebuah lagu untukku”Ucap Dicky.
“Apa… kau menyukaiku..?”Tanya Mela.
“….”
“kenapa diam saja..? Baiklah.. akan kunyanyikan sebuah lagu untukmu..”Ujar Mela sambil memainkan gitarnya.
“karna kamu aku rela menunggu semua
sungguh berat yang ku rasa
karna kamu aku tetap bertahan meskipun
kini engkau dipeluknya
masih mungkinkah semua
abadi seperti dahulu
karnamu selalu karnamu..
kucemburu…”


sementara itu, ditaman sekolah, Aku dan Serena sedang duduk di taman. Kami sedang membicarakan sesuatu sambil memandangi awan.
“Bagaimana rasanya satu sekolah dengan Mela..?”Tanya Serena.
“Bagus. Dia pintar…”Jawabku.
“hm.. dia cantik..”Sahut Serena. Aku tersentak kaget. Apakah dia tau kalau aku menyukai Mela..?
“Hmm.. lumayan…”Jawabku dengan muka datar.
“Bagus… pasti kau menyukainya.. dia kan ppopuler disekolah ini”Ucap Serena #tepat seperti dugaanku!.
“yeah.. dia memang popular.. tapi bukan berarti aku menyukainya.. dia kan saudaraku”Jawabku santai.
“Angkat..! dia saudara angkat”Sahut serena. Aku hanya diam. Serena memandangiku dengan tatapan curiga.
“Kau kenapa..?”Tanyaku sedikit grogi.
“Aku tau kau menyukainya..”Ucap Serena.
Aku berdiri dan meninggalkannya.
“Hey.. kau mau kemana..?”Teriak Serena dan langsung mengejarku.
“Mau kekelas.. sebentar lagi masuk..”Jawabku.
“Tunggu aku..”Ucap Serena dengan senyuman.
“Kau seperti cacing saja..”Ucapku. Serena tertawa dan akhirnya kami tertawa bersama sampai sesuatu menghentikan tawaan kami. Mela dan Dicky.
“Sejak kapan mereka saling sapa..?”Tanya Serena.
“Entahlah..”Jawabku. aku mencoba melihat semua yang ada di pikiran mereka berdua. Semakin kutelusuri dan kutelusuri. Mereka berpacaran.!
“Hey.. Kalian sudah Baikan..?”Tanya Dicky saat dia menyadari keberadaanku dan Serena.
“Kemarilah.”Teriak Mela.
“Ada Apa..?”Tanyaku.
“Bukankah kau sudah mengetahuinya..?”Tanya Mela.
“apa..? Kenapa kau tidak membertitahuku..? kau kan bisa membacanya…”Ucap Serena.
“Baiklah… mulai sekarang, kami berpacaran.”Sahut Dicky.
Aku langsung memegang tangan Dicky dan memeluknya sebagai saudaraku.
“Selamat..”Bisikku.
“Sudah kuduga..”Cap ku sambil pergi meninggalkan mereka.
“Hey kau mau kemana..?”Teriak Serena.
“Ada Apa dengannya..”Tanya Mela.
“Entahlah..”Jawab Dicky.
Cemburu..”pikir Serena.
ASRAMA LAKI – LAKI JAVA ART SCHOOL
“Kau tidak papa…?”Tanya Dicky yang sekamar denganku.
“Tidak..”Jawabku.
“Benarkah..?”Tanya Dicky.
“Yah..”
Aku melihat keluar jendela didekat bedku. Kulihat di jalan Mela sedang berjalan membawa nasi kota ditangannya. Dia sepertinya membeli makanan. apa aku perlu memberitahu Dicky kalau Mela disana..?  hey..! seorang pria mengikutinya… Dia menculik Mela.! Aku bergegas menarik jaketku dan menarik Dicky keluar.
“Ikut aku..!”Ucapku.
“Kau ..? hey.. kemana..”Sudah.. diamlah…”Ucapku.
ASRAMA PEREMPUAN JAVA ART
“Kenapa kau mengajakku kesini..?”Tanya Dicky.
Didepan pintu asrama terlihat Serena sedang bingung dan mencari seseorang.
“Serena..!”Teriakku.
“Kevin..! Dicky..!”Teriak Serena. Aku dan Dicky berlari kearah Serena.
“Sedang apa kau disini..?”Tanya Dicky.
“Mela… dia belum kembali sampai sekrang”Jawab Serena. Aku melihat sekeliling. Dibalik semak – semak terlihat seseorang menarik seseorang.
“Kalian diamlah..”Bisikku sambil menunjuk kearah semak semak. Kemudian kami melihat orang itu membawanya pergi. Kami pun mengikuti pria itu. Pria itu memasuki mobil.
“Baiklah.. mereka ingin bermain dengan kita.. kau ambil mobilmu, aku akan membawa motorku.”Ucapku kepada Dicky.
“Baiklah..!”
“bawa Serena bersamamu.!”Ucapku.
“Baik”Ucap Serena mengikuti perginya Dicky.
Aku berlari mengambil kunci motor dan melajukan motorku dan mengikuti mobil itu. Dibelakang motorku ada mobil Dicky. Sekarang aku masih belum mengerti apa yang dilakukan orang itu.. karena aku belum melihat wajahnya dengan jelas. Tapi aku yakin kalau  yang dibungkam dan diseretnya itu adalah Mela.
-flashback-
Suara tembakan gemuruh dilantai bawah. Aku segera menyembunyikan Mela didalam lemari. Aku berjalan turun kelantai bawah. Kulihat kedua orang tuaku sudah tergeltak di lantai.
“Mama..!!”Teruakku sambil menangis.
Suara tembakan kembali keluar dan menuju kearahku. Aku tidak bisa merasakan apapun.. sepertinya aku terkena tembakan…
“Sepertinya ini adalah anak yang kita cari..”Ucap Penjahat itu.
“Biarkan dia mati.. jika dia masih hidup… kita akan menemukannya dan membunuhnya..”Sahut penjahat yang satu.
“Karena itu tugas pembunuh bayaran”Ucap penjahat itu lagi.
-flashback end-
Itu pasti penjahat yang dulu menembakku… mereka mengira akulah Mela.. tapi sekarang mereka tau aku bukan Mela dan menculik Mela.
Kukencangkan motorku, dan sesekali aku melihat kearah spion motorku untuk memastikan Dicky berada dibelakangku.
Disebuah gedung kosong tua. Kenapa mereka berhenti disini.? Apa mereka mau membunuh Mela disini..? aku berhenti di balik semak – semak yang tidak jauh dari gedung dan dibelakangku ada mobil Dicky.
Dua orang penjahat itu menarik Mela kedalam gedung itu.
“Baiklah.. ayo kita masuk. Serena, kauu tetaplah disini. Terlalu bahaya untuk serang wanita”Ucapku.
“Baiklah..”Ucap Serena.
Aku dan Dicky langsung masuk kedalam.
“Tunggu..”bisikku saat melihat seseorang penjahat keluar dari gedung itu.
Saat sudah kupastikan penjahat itu pergi, aku dan Dicky masuk kedalam.
“Kenapa aku harus sendiri disini.. sungguh menakutkan..”Ucap Serena didalam mobil.
“Tok tok tok..” suara ketukan di pintu mobil.
“Siapa.?”Pikir Serena. Karen saat itu gelap jadi Seren tidak terlalu jelas melihat seseorang sampapi akhirnya orang itu memecahkan kaca pintu mobil dengan sebuah palu. Serena hanya terpaku dan takut didalam mobil.
“Apa yan harus kulakukan..”pikir Serena. Dia bernafas terengah engah.
“Kau akan mati sekarang..”Ucap Penjahat itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar