“Siapa.?”Pikir
Serena. Karen saat itu gelap jadi Serena tidak terlalu jelas melihat seseorang
sampapi akhirnya orang itu memecahkan kaca pintu mobil dengan sebuah palu.
Serena hanya terpaku dan takut didalam mobil.
“Apa
yan harus kulakukan..”pikir Serena. Dia bernafas terengah engah.
“Kau
akan mati sekarang..”Ucap Penjahat itu.
Serena
ketakutan. Nafasnya semakin terengah engah. Dia ingin membuka pintu mobil yang
ada disebelahnya, tapi tak bisa dibuka karena ada pohon dibaliknya. Dia
beranjak ke depan dan membuka pintu mobil yang berada dikursi tempat menyetir. Tidak
sampai dia membuka, penjahat itu menarik tangannya. Serena mencoba melepaskan
tangannya dari tarikan penjahat itu, tapi tetap saja gagal, bahkan penjahat itu
menarik Serena keluar dari mobil melalui kaca pintu mobil yang dipecahkan
Penjahat itu. Serena berteriak. Kaca pintu mobil yang masil menempel dipintu
secara tak sengaja mengenai punggung Serena yang ditarik penjahat itu, baju
belakangnya robek dan punggungnya berdarah. Dia hanya mengerang kesakitan.
Serena terlempar di kumpulan semak – semak. Penjahat itu menggenggam palunya
itu kuat – kuat. Bergerak memukulkan palunya kearah Serena Tapi Serena
menghindar, Penjahat itu terus mengejarnya, meskipun pakaiannya robek dan
punggungnya terasa perih dan terus mengeluarkan darah tapi dia tetap berlari
sekuat tenaganya. Penjahat itu semakin cepat, Serena terjatuh dan penjahat itu
kembali menyeretnya kedalam gedung itu. Rambut Serena yang panjang itu menjadi
korban tarikan Penjahat itu. Serena hanya mengerng kesakitan ketika ditarik
penjahat itu.
Sementara
itu, didalam gedung lantai dua aku dan Dicky sedang mencari dimana Mela. Aku
dan Dicky mendengar suara Mela sedang kesakitan. Suara – suara pukulan dan
cambukan yang dilontarkan ditubuhnya. Aku melihat kearah suatu ruangan gelap.
“Kau
diamlah… jangan keluarkan satu patah kata.. kita akan masuk keruangan itu”bisikku
kepada Dicky.
Dicky
membalasnya dengan anggukan mengerti.
Awalnya
aku hanya mengintip dari kaca kecil didepan pintu itu. Ruangan sedikit gelap..
tidak terlalu jelas banyangan yang kami tangkap.
“Kau
tau..? kalau kau tidak kabur kerumah itu. Kau pasti sudah menyerahkan semua
harta ayahmu itu.. tapi karena kau sudah pergi kerumah itu.. aku jadi lebih
cepat menikmati rumahmu.. tapi kau muncul dikeluarga yang salah… itu
keluargaku..!”Bentak seorang wanita.
“Keluargaku
tidak pernah mengganggu keluargamu.. tapi kenapa kau mengganggu keluargaku..
bahkan sampai membunuh.. apa kau tidak malu… kau hanya menumpang dirumah Kevin”Ucap
seseorang lagi. Kurasa aku mengenali suara itu.. Mela..
“Apa
maksudnya/..?”Tanya Dicky berbisik padaku.
“Diamlah
sebentar.. dalam hitungan ketiga kita harus masuk kedalam.. apapun tantangannya
kita harus masuk”Ucapku. Dicky mengangguk.
Tiba –
tiba saja seseorang memukul punggungku dengan kayu. Aku langsung melihat
kebelakangku. Penjahat itu melotot.
“Apa
yang harus kita lakukan sekarang..?”Tanya Dicky.
Aku
mundur mendekati Dicky. Mencoba mengenali apa maksud pikirannya.. Dia memukul
kearah mataku denngan kayu..
“AAaaarrrghh..!”Jeritku
kesakitan sambil memegang mataku. Dicky kaget dan langsung memukuli penjahat
itu, tapi belum dia memukul penjahat itu, penjahat itu memukul perutnya dengan
kayu. Berkali – kali penjahat itu memukul perut Dicky, sampai akhirnya dicky
terjatuh lemas di lantai. Aku langsung mencari – cari disekeliling ruangan
ini.. aku melihat kayu dan akhirnya aku merangkak mengambil kayu itu, tapi
penjahat itu melihatku dan memukul punggungku dengan keras dan membuatku
terjatuh dilantai. Aku berdiri dan memukul wajah pnjahat itu. Terus memukulinya
sampai akhirnya dia memukul kepalaku dengan kayu itu terus menerus, darah
keluar dari hidungku, lalu penjahat itu memukul perutku lagi sampai mulutku
keluar darah. Aku sedikit lemas, aku berdiri lagi dan memukulnya, tapi aku sudah
tak kuat. Penjahat itu melemprakanku ke tembok dan aku tersungkur.
“Teruslah
berteriak..! tidak akan ada yang bisa menolongmu..!”Bentak penjahat itu. Serena
hanya menangis kesakitan. Penjahat itu berbalik dan melihat – lihat sekeliling.
Serena melihat botol miras di sebelahnya. Dia mengambil botol itu dan berdiri. Perlahan
– lahan dia mendekati penjahat itu. Namun penjahat itu menyadari keberaadaan
Serena. Ketika Penjahat itu membalikkan badan Serena langsung memukul kepala
penjahat itu dengan botol kaca yang dipegangnya. Penjahat itu kesakitan. Botol
kaca itu pecah dengan serpihan – serpihan lancip. Penjahat itu memukul kepala
serena dengan palu namun tidak mengenainya. Serena berlari sambil memegang
botol kaca yang sudah pecah itu. Tapi penjahat itu tidak kalah cepat dan
menarik rambut Serena lagi. Serena langsung menusukkan Botol kaca yang
berserpihan tajam itu ke perut penjahat dan akhirnya penjahat itu tergeletak.
Nafas Serena kacau, dia terengah engah sambil naik kelantai dua. Dia mendengar
perkelahian di tangga dari lantai dua.
Aku terus menjerit kesalitan, penjahat itu
terus memukul perutku dengan kayu. Dicky memukul penjahat itu dengan kayu dari
belakang berkali – kali. Dan pejahat itu beralih kepada dicky. Aku pun langsung
mengambil kayu itu dan langsung memukul penjahat itu. Serena berlari dan
membawa botol kaca bekas tusukan penjahat tadi. Darahnya masih keluar. Serena
menarik Dicky dan menyingkirkannya dan langsung menusukkan ke penjahat itu.
“Kita
masuk sekarang!”.
Kami
memasuki ruangan itu. Terlihat Mela dikurung dang diikat dengan tali ditangan
dan kakinya. Mulutnya dibungkam sehingga dia tak bisa berteriak. Kami bergegas
melepas semua ikatan dan bungkamannya.
“Tante..?”Dicky kaget.
Tante
hanya kaget dan hanya berdiri dibelakang Mela yang dibungkamnya dengan tangan
dan kakinya yang diikat.
“Kenapa
kalian datang kesini..!?”
“Kenapa
Tante lakuin ini..!”Tanyaku.
“Urus
saja duniamu sendiri..!”Bentak Tante.
“Mela
adalah dunia kami.. jadi kami harus mengurusnya..!”Sahut Serena.
“Kenapa..!”
“Kau
tidak pernah tau rasanya kehilangan orang yang kau cintai..”Ucapku.
“Apa
itu berarti kau mencintai mela..?”Tanya Tante. Hal itu membuat Dicky menoleh
kearahku.
“Cukup!”Ucapku
memukul wajah tante. Tante mengeluarkan pisaunya.
“Kau
memang hebat. Cuma kau yang berani. Diabnding Dicky, kau yang paling pintar dan
hebat.”Ucap Tante sambil mengarahkan pisaunya kewajahku.
“Kau
akan berakhir bahagia tanpa harus membunuh orang lain”Ucapku.
Bugk..!!
Dicky memukul punggu tante dengan sebuah kayu dan membuat tante berpaling
kearahnya. Dicky hampir sama terkena pisaunya. Aku menarik tante dan
memukulinya.
“Kevin..!
Cukup..! Dia itu cewek..!”Teriak Serena sambil memegangi Mela yang terlihat
babak belur. Aku melihat kearahnya. Entah kenapa.. Serena membangkitkan
semangatku.
“Awas..!”Teriak
Mela.
Dicky memukuli Tante.
“kau
boleh membunuhku. Tapi tidak untuk saudaraku.”Ucap Dicky.
“Cukup
Dicky. Kita bawa dia ke kantor polisi.”
“Kita
nggak mungkin Bisa diem aja..!”
“Kau
tak mengerti. Perempuan dan laki – laki itu berbeda!”
“Awas..!”Teriakku
menyingkirkan Dicky Dan mendorong Tante.
Dengan
Cepat tante berdiri dan menusukkan pisaunya kepadaku. Namun aku masih bisa
menahan tangannya hingga aku tak terkena pisau itu.
“Kevin..!”Teriak
Mela.
“Kalian
pergilah..! Cepat..! sebelum berakhir sseperti aku.. cepat pergi..!!”
“Tapi..”
“Cepat
Pergi..”Teriakku. mereka bertiga pun pergi.
“Aku
akan kembali bersama polisi..”Ucap Dicky sambil menangis.
Tante
semakin mendorongku hingga aku berjalan mundur san sampai diujung gedung. Ini
tidak ada temboknya. Aku berfikir bagaimana caranya untuk keluar dari perangkap
ini. Tapi sia – sia .. aku sudah tidak kuat lagi menahan dorongan dari wanita
keji ini. Aku tidak tau lagi apa yang harus kulakukan. Dan ..
“Kematianku
mungkin membawa tangisan oleh para saudaraku dan Mela. Tapi.. aku lega.. karena
aku membiarkan orang orang yang kusayangi ini hidup dan bersama. Aku tau.. masa
depanku adalah kematian.. tapi.. mati untuk orang yang kusayangi adalah
pengorbanan..”
^^^
“Apa aku seburuk itu..?”
“Kenapa kau masih belagak bego’ ? itu adalah aku! Aku memang orang
buruk!!”
“Aku hanya ingin memotivasimu..”
“Tapi kenapa harus sepedas itu..!! kau
buatku patah semangat,. Kau tidak member jalan terbaik..! kau sudah membuatku
menjadi lebih buruk!”
“Kau
tidak mengerti bagaimana rasanya jika kau menghianati teman sendiri.. itu
seperti dirimu..! tidak pernah mengerti semua perasaanku.. kau selalu dingin
dan tidak pernah mengerti apa yang kupikirkan”
“Aku
tapi apa yang kau pikirkan.. dan aku tau bagaimana rasanya menjadi dirimu..
meskipun terlihat seperti seseorang yang sedang mencari simpati orang lain,
tapi aku tau tentang dirimu.. dan aku bisa merasakan semuanya”
“Menangislah.. Menangislah sebelum aku
meninggal ditangan penjahat itu. Jangan sisakan air matamu saat aku akan pergi”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar