TIGA
Malam yang kelam ini membuat Steve
tak bisa larut dalam tidurnya.Dia hanya duduk di jendela kamarnya.Memandangi
langit yang dihiasi sedikit bintang bersama seorang bulan.Malam itu hujan turun
dengan deras.Suara gemericik hujan deras jelas terdengar.Apalagi dia duduk di
jendela dan kakinya kerkena tetesan air hujan.Tiba – tiba saja ponselnya
berbunyi.“Aldi?”Pikirnya.
“Halo?”Tanya Steve.
“Steve, kau bilang kau hanya libur
satu bulan, tapi kenapa kau tidak masuk juga?Ini sudah lebih dari dua minggu”Ucap
Aldi.
“Aku minta maaf..aku lupa untuk
memberitahumu.. aku sudah pindah sekolah”Ucap Steve.
“Kenapa kau tidak bilang?Aku, John,
dan Indri..kami merindukanmu.. hah.. dasar kau ini”Ucap Aldi.
“Aku sendiri juga tidak mengerti
kenapa sampai seperti ini, tapi aku harus pindah..ayaku ada tugas, jadi aku
mencari sekolah yang dekat, supaya tidak jauh lagi”Ucap Steve.
“Apa kau pindah rumah?”Tanya Aldi.
“Tidak..aku hanya tinggal bersama
saudaraku.. ayahku sedang ada tugas di perusahaannya”Ucap Steve.
“Heeeh..kasihan sekali kau.. Ayahmu
selalu sibuk dengan perusahaan, sedangkan ibu mu tidak tau kemana..”Ucap Aldi.
“Yah..begitulah.. itulahh takdirku”Ucap
Steve. Sebenarnya ibu Steve sudah lama meninggal.Karena Ibu Steve meninggal
saat pertempuran keluarga langit.Dan Steve terjatuh dari gendongan sang Ibu.
“Yasudah kalau begitu.Kalau kau baik –
baik saja, aku sahabatmu sudah lega”Ucap Aldi.
“Hmm..”Ucap Steve.
“Oh ya, kau harus lebih berhati –
hati.Sekarang sedang maraknya pembunuhan berantai.Kemarin keluarga tetanggaku
sudah menjadi korbannya, dan keluargaku arus segera pindah untuk mencari aman”Ucap
Aldi.
“Apa begitu?Tunggu..sebelum terjadi
pembunuhan itu, apa kau tidak melihat sesuatu yang aneh dengan rumah itu?”Tanya
Steve.
“Emm..tidak.. Hanya saja, waktu itu
mereka sering kedatangan tamu.Mungkin seorang sales minuman atau makanan yang
mempromosikan barangnya..”Ucap Aldi.
“Lalu apa sales itu datang setiap
hari?”Tanya Steve.
“Aku tidak tau, tapi ada banyak sales
yang sering masuk kerumah itu, tapi anenya hanya kerumah itu..entah kenapa
tidak kerumah ku atau tetangga yang lainnya”Ucap Aldi. Steve heran.Apakah
pembunuh itu menyamar sebagai seorang sales.
“Kira – kira sales yang datang
kerumahnya itu ada berapa orang?”Tanya Aldi.
“Aku tidak tau, lagipula apa aku harus
menghitungnya setiap hari.Ah, kau ini kenapa sih? Kau suka ya dengan berita
semacam ini?”Tanya Aldi.
“Yeah, begitulah”Ucap Steve agar Aldi
tidak curiga.
“Yasudah, aku tidur dulu ya..sudah
jam 12 malam”Ucapnya. Sambungan telefon terputus.Tiba – tiba saja telefon di
kamar Steve berbunyi.
“Hehh..pasti itu si tuan putri sok
itu.. aku mengerti! Sebentar lagi aku datang”Ucap Steve berbicara sendiri dan
tidak mengangkat telefon dan langsung keluar dri kamar dengan membawa sepatu
dan jaketnya.
“Kenapa kau tidak mengangkat
telefonnya?”Tanya Mela tepat didepan pintu kamar Steve.
“Apa kau menyukaiku?Sungguh
berlebihan kau ini”Ucap Steve dan langsung pergi ke lantai atas menuju ruang
berlatih.
“Semua bodyguard sedang berlatih di
club mereka, apa kau tidak mau ikut?”Tanya Mela.
“Untuk apa aku ikut?Aku sudah
terbiasa latihan disini”Jawab Steve.
“Kalau begitu kita berlatih bersama”Ucap
Mela.
“Terserah kau saja”Ucap Steve sambil
membuka pintu ruangan latihan.
Ruangan ini memang penuh dengan
peralatan berkelahi yang lengkap.Tapi masih lengkap saat Steve berlatih di klub
ilmu beladiri dan militer.
“Kau mau berlatih apa dulu?”Tanya
Mela.
“Diamlah”Ucap Steve sambil melakukan
pemanasan.Mela hanya duduk diam di dekat jendela yang terbuka lebar.
“Apa kau tidak takut duduk disana?”Tanya
Steve.
“Kenapa?Disini tidak ada hantu”Ucap
Mela.
“Bukan itu..jika kau terjatuh itu
bahaya, tapi lakukan saja, itu belih bagus dari pada harus menjaga mu seharian
penuh”Steve.
“Dasar, kau pikir aku menyukaimu?Aku
tidak pernah mau kau menjadi penjagaku! Lagipula aku bisa menjaga diriku
sendiri”Ucap Mela.Steve mendekati Mela.
“Apa kau berfikir seperti itu?”Tanya
Steve semakin mendekat.
“Memangnya kenapa?Apa yang akan kau
lakukan?”Tanya Mela. Steve semakin mendekat.Dekat dekat dan mencium Mela, namun
Mela mengelak dan berbalik arah, tanpa sadar dia belari melewati jendela besar
yang terbuka itu dan jatuh. Steve dengan cepat merebah kan sayap ungunya dan
langsung terbang dan menolong Mela. Mela tercengang.Siapa yang menolongnya itu?Apakah
steve itu malaikat? Mela tidak bisa mengendalikan pikiran dan matanya untuk
tidak menatap Steve terlalu lama.Namun tidak bisa.Dia terus memandangi Steve.Dan
dengan cepat Steve membawanya kembali keatas dan dengan cepat sayapnya hilang
dilihat oleh Mela.
“Aku ingin kembali ke kamar, sedang
malas berlatih”Ucap Steve pergi meninggalkan Mela yang kebingungan.
^^^
Mela mengotak atik tasnya dan
memastikan bahwa buku – bukunya suda lengkap.Steve hanya tersenyum kecil
mengingat kejadian semalam sambil menyetir mobil.Pasti dia sedang berfikir
keras tentang siapa yang menciumnya dan siapa yang menolongnya semalam, pikir
Steve.
“Emm..ngomong ngomong, semalam itu..”
“Kenapa?Apa kau ingin aku menciummu
lagi?”Tanya Steve.
“Ah..bukan.. apa.. kau malaikat?”Tanya
Mela.
“kau gila..? itu tidak mungkin”Ucap
Steve menutupi.
“Apa semalam aku terjatuh dari
jendela?”Tanya Mela.
“Bukankah..selama aku berlatih kau
hanya tidur” Ucap Steve.
“Benarkah?’’Tanya Mela.
“Dasar!Sudah tidak cantik pelupa
lagi.Mengaku pintar dan tak tertandingi tapi buktinya tidak bisa”Ucap Steve.
“Dasar Kau!!!”Bentak Mela.
^^^
“Kau mau kan menemaniku clubbing?”Tanya
Mela sepulang sekolah.
“Untuk apa?Detective akan marah kalau
sampai tau”Ucap Steve.
“Kau ini.Apa kau lupa? Ayahku kan
sedang bersama ayahmu! Mereka sudah pasti di markas!”Ucap Mela.
“Bagaimana kalau dia pulang”Ucap
Steve sambil konsentrasi menyetir mobil.
“Tidak akan.Dia pergi selama seminggu”Ucap
Mela.
“Ayolah, aku sangat malas pergi
kesana.Lagipula kita juga tidak membawa baju ganti.Kau mau clubbing dengan baju
seragam”Ucap Steve.
“Kau ini walaupun genius masih ada
sisi bodohnya juga ya! Kalau kau bilang seperti itu lalu apa gunanya Mall. Sudahlah,
cepat kita ke Mall”Ucap Mela.
“Haaah..kau ini”Ucap Steve mengeluh
dan terpaksa harus mengarahkan mobil ke Mall.
^^^
“Berjogetlah!”Ucap Mela sambil
bergoyang layaknya anak clubbing.
“Hahhh..kau sungguh memuakkan..”Ucap
Steve pergi duduk di sebuah sudut yang tak terlalu ramai.Mela hanya bergoyang
sendiri dan memandangi Steve yang meneguk minuman dari kejauhan.Karena merasa
sendiri Mela mendatangi Steve dan duduk di sebelah Steve.
“Kau seperti tidak menyukai tempat
ini”Ucap Mela.
“Kau pikir aku menyukainya?Aku benci
tempat yang ramai”Ucap Steve.
“Kenapa?”Tanya Mela. Steve meneguk
minumannya lagi.
“itu membuatku muak dan menghilangkan
selera makanku”Jawab Steve.
“Benarkah?Lalu..kenapa kemarin kau
menciumku?”Tanya Mela.
“Apa?Jadi kau masih memikirkan ciuman
itu ya?”Tanya Steve setelah meneguk minumannya.
“Kau kuat sekali meminum minuman ber-alcohol
itu”Ucap Mela.
“Sampai kapanpun, aku tidak akan
mabuk meminum ini”Jawab Steve.
“Kau belum menjawab
pertanyaanku..kenapa kau menciumku?”Tanya Mela.
“Tidak papa..anggap saja itu sebagai
tanda kebencianku padamu”Ucap Steve.
“Biasanya orang berciuman karena
cinta.Baru kali ini aku mendengar sebuah ciuman sebagai tanda kebencian”Ucap
Mela.
“Itu semua tergantung suasana”Jawab
Steve.
“Maksudmu kau hanya menganggap ciuman
itu hanya sebuah permainan?”Tanya Mela.
“Mungkin bisa dibilang begitu”Ucap
Steve santai.
“Kau tidak bisa begitu!Kau tidak
berbeda dengan seorang bajingan.Kau masih beruntung kalau yang kau cium hanya
aku”
“Lalu kenapa?Apa karena kau merasa
cantik jadi kau mengatakan aku beruntung?”Sahut Steve.
“Bukan begitu!Aku tidak bisa terima
saja… lihat saja kalau ada salah paham dengan orang lain yang kau cium..kau
tidak hanya mencampakkannya.”Ucap Mela.
“Lalu kau mau apa?!”Bentak Steve. Suara
music masih terdengar walau Bentakan Steve sangat keras.
“Aku tidak pernah percaya kalau kau
adalah manusia!”Ucap Mela dan pergi meninggalkan Steve.Steve pun mengejarnya.
^^^
“Keren juga ya!”Ucap Vero.
“Eh..tuh bukannya Mela dan Steve? Kenapa
mereka kesini?”Tanya Shella.
“Eh…”Ucap Vero kaget.
“Mel..! Tunggu dulu..kau kenapa!?”Tanya
Steve menarik tangannya.
“Aku tidak papa..aku hanya membencimu!”Bentak
Mela. Wajahnya memang menandakan wajah kebencian.
“Kenapa kau membenciku?”Tanya Steve.
“Hentikan kebiasaan burukmu itu!Kalau
kau masih mau kusebut sebagai manusia!”Ucap Mela.
“Lalu apa kau akan bahagia jika aku
melakukan itu!Kita bahkan di awal tidak pernah saling kenal.Dan kau..kau hanya
perempuan lugu yang berwajah dua.. apa kau tidak malu!”Ucap Steve.
“Aku mengerti..pergilah.. aku sudah
tidak membutuhkan bodyguar seperti mu”Ucap Mela.
“Mel.. Mela..!”Ucap Steve menarik
tangannya lagi.
“Apa lagi!Apa kau menyukaiku? Percuma
saja kau menyukaiku! Lebih baik pergilah bersama Vero! Dia bisa kau cium tanpa….”Belum
selesai Mela melantunkan kata – katanya, Steve memeluk Mela.
“Aku mengerti maksudmu..Maafkan aku”Ucap
Steve.Mela memeluk Steve erat.Mungkin karena dia bingung apa yang akan dia
lakukan. Melihat kejadian itu dengan wajah kesal dia dan geng nya meninggalkan
pertunjukkan ini. (hahaha)
Tiba – tiba saja Steve merasakan
sayapnya akan keluar. Dia berusaha untuk menahannya keluar.“apa karena Mela
menyentuh punggungku?”Mela memang menyentuh punggung Steve ketika memeluk
Steve.Steve secepatnya melepas pelukan Mela.
“Lepaskan aku”Ucap Steve Dengan cepat
mendorong dirinya kebelakang.
“Kau kenapa?Bukankah kau yang memelukku?”Tanya
Mela. Steve memegangi punggungnya dan menahan agar sayapnya tidak keluar di
tempat umum seperti ini.Rintihan keluar ketika Steve mencoba menahan sayapnya.
“Steve..”Ucap Mela mendekat.
“Kau kenapa..?”Tanya Mela.
“Bantu aku ke dalam mobil”Rintih
Steve.
Mela hampir menyentuh punggung Steve
ketika memapah Steve ke mobil.
“Jangan sentuh Punggung ku!”Ucap
Steve ketakutan.Begitu sampai di mobil Steve langsung masuk dan menyetir mobil
untuk kembali pulang.
“Apa ada yang terluka?”Tanya Mela.
Steve hanya diam.
^^^
Steve terus berlari menuju
kamarnya.Mela mengejar dari belakang.Melihat Steve memegangi punggungnya terus
menerus terlebih lagi terlihat darah yang mengalir di baju berwarna putih milik
Steve.
“Kau tidak papa?”Tanya Mela. Steve
hanya mengerang kesakitan.Steve masuk kedalam kamarnya.Mela mengikutinya dari
belakang.Steve membuka baju putihnya itu.Dipandanginya bercak darak dari
punggung yang ada di bajunya itu.Melihat kondisi punggung Steve Mela hanya
kaget dan mencoba mendekat.
“Kau..Kau kenapa?”Tanya Mela.
“Punggungku..apa masih mengeluarkan
darah?”Tanya Steve. Mela menyentuh punggung Steve yang masih mengeluarkan darah
itu.
“Biar aku panggil pembantu untuk
mengompresnya”Ucap Mela.
“Tidak..aku minta.. kau.. kau saja..”Ucap
Steve tertatih menahan kesakitan di punggungnya.Mukanya semakin pucat.“Kenapa
ini?” pikir Steve.
“Baiklah..”Ucap Mela sambil pergi dan
mengambil kain kompres dan air hangat.Steve hanya mengerang kesakitan.Selang
beberapa menit Mela datang dan membersihkan luka di punggung Steve.Kemudian dia
mengompresnya.Steve terus mengerang kesakitan ketika Mela membersihkan luka dan
mengompresnya.
“Apa masih sakit?”Tanya Mela.
“Aku rasa sedikit lebih baik”Jawab
Steve dengan muka sedikit kesakitan.
“Luka nya cukup serius.Kurasa ini
harus di perban”Ucap Mela.
“Apa..?”Sahut Steve. Sudah jelas
Steve kaget.Karena jika diperban maka sayapnya akan semakin sulit untuk keluar.
Ditambah lagi ini masih terluka.
“Hmm?Kenapa?”Tanya Mela.
“Tidak..tidak perlu di perban.. aku
sudah lebih baik sekarang”Ucap Steve.
“Benarkah?Sungguh?”Tanya Mela masih
khawatir.
“Ya..bisa kau tinggalkan aku sendiri?”Tanya
Steve.
“Aku mengerti..tidurlah”Ucap Mela
sambil keluar dan menutup pintu kamar Steve. “Sebenarnya siapa kau?Sayap
itu..apa benar aku hanya bermimpi waktu itu?” pikir Mela.
Steve bingung dan tidak mengerti
dengan apa yang terjadi padanya. Kenapa ketika Mela menyentuh punggungnya tiba –
tiba saja sayap ungunya itu serasa ingin keluar..“Satuhal..jikaada seseorang
yang menyentuh punggungmu, dan secara tiba –tiba sayanpmu keluar, dialah
jodohmu”
“Apa?Mungkinkah dia jodoh ku?”Tanya
Steve kepada dirinya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar