Sabtu, 26 Januari 2013

Angel And The Purple Wings [[3]]










TIGA
Malam yang kelam ini membuat Steve tak bisa larut dalam tidurnya.Dia hanya duduk di jendela kamarnya.Memandangi langit yang dihiasi sedikit bintang bersama seorang bulan.Malam itu hujan turun dengan deras.Suara gemericik hujan deras jelas terdengar.Apalagi dia duduk di jendela dan kakinya kerkena tetesan air hujan.Tiba – tiba saja ponselnya berbunyi.“Aldi?”Pikirnya.
“Halo?”Tanya Steve.
“Steve, kau bilang kau hanya libur satu bulan, tapi kenapa kau tidak masuk juga?Ini sudah lebih dari dua minggu”Ucap Aldi.
“Aku minta maaf..aku lupa untuk memberitahumu.. aku sudah pindah sekolah”Ucap Steve.
“Kenapa kau tidak bilang?Aku, John, dan Indri..kami merindukanmu.. hah.. dasar kau ini”Ucap Aldi.
“Aku sendiri juga tidak mengerti kenapa sampai seperti ini, tapi aku harus pindah..ayaku ada tugas, jadi aku mencari sekolah yang dekat, supaya tidak jauh lagi”Ucap Steve.
“Apa kau pindah rumah?”Tanya Aldi.
“Tidak..aku hanya tinggal bersama saudaraku.. ayahku sedang ada tugas di perusahaannya”Ucap Steve.
“Heeeh..kasihan sekali kau.. Ayahmu selalu sibuk dengan perusahaan, sedangkan ibu mu tidak tau kemana..”Ucap Aldi.
“Yah..begitulah.. itulahh takdirku”Ucap Steve. Sebenarnya ibu Steve sudah lama meninggal.Karena Ibu Steve meninggal saat pertempuran keluarga langit.Dan Steve terjatuh dari gendongan sang Ibu.
“Yasudah kalau begitu.Kalau kau baik – baik saja, aku sahabatmu sudah lega”Ucap Aldi.
“Hmm..”Ucap Steve.
“Oh ya, kau harus lebih berhati – hati.Sekarang sedang maraknya pembunuhan berantai.Kemarin keluarga tetanggaku sudah menjadi korbannya, dan keluargaku arus segera pindah untuk mencari aman”Ucap Aldi.
“Apa begitu?Tunggu..sebelum terjadi pembunuhan itu, apa kau tidak melihat sesuatu yang aneh dengan rumah itu?”Tanya Steve.
“Emm..tidak.. Hanya saja, waktu itu mereka sering kedatangan tamu.Mungkin seorang sales minuman atau makanan yang mempromosikan barangnya..”Ucap Aldi.
“Lalu apa sales itu datang setiap hari?”Tanya Steve.
“Aku tidak tau, tapi ada banyak sales yang sering masuk kerumah itu, tapi anenya hanya kerumah itu..entah kenapa tidak kerumah ku atau tetangga yang lainnya”Ucap Aldi. Steve heran.Apakah pembunuh itu menyamar sebagai seorang sales.
“Kira – kira sales yang datang kerumahnya itu ada berapa orang?”Tanya Aldi.
“Aku tidak tau, lagipula apa aku harus menghitungnya setiap hari.Ah, kau ini kenapa sih? Kau suka ya dengan berita semacam ini?”Tanya Aldi.
“Yeah, begitulah”Ucap Steve agar Aldi tidak curiga.
“Yasudah, aku tidur dulu ya..sudah jam 12 malam”Ucapnya. Sambungan telefon terputus.Tiba – tiba saja telefon di kamar Steve berbunyi.
“Hehh..pasti itu si tuan putri sok itu.. aku mengerti! Sebentar lagi aku datang”Ucap Steve berbicara sendiri dan tidak mengangkat telefon dan langsung keluar dri kamar dengan membawa sepatu dan jaketnya.
“Kenapa kau tidak mengangkat telefonnya?”Tanya Mela tepat didepan pintu kamar Steve.
“Apa kau menyukaiku?Sungguh berlebihan kau ini”Ucap Steve dan langsung pergi ke lantai atas menuju ruang berlatih.
“Semua bodyguard sedang berlatih di club mereka, apa kau tidak mau ikut?”Tanya Mela.
“Untuk apa aku ikut?Aku sudah terbiasa latihan disini”Jawab Steve.
“Kalau begitu kita berlatih bersama”Ucap Mela.
“Terserah kau saja”Ucap Steve sambil membuka pintu ruangan latihan.
Ruangan ini memang penuh dengan peralatan berkelahi yang lengkap.Tapi masih lengkap saat Steve berlatih di klub ilmu beladiri dan militer.
“Kau mau berlatih apa dulu?”Tanya Mela.
“Diamlah”Ucap Steve sambil melakukan pemanasan.Mela hanya duduk diam di dekat jendela yang terbuka lebar.
“Apa kau tidak takut duduk disana?”Tanya Steve.
“Kenapa?Disini tidak ada hantu”Ucap Mela.
“Bukan itu..jika kau terjatuh itu bahaya, tapi lakukan saja, itu belih bagus dari pada harus menjaga mu seharian penuh”Steve.
“Dasar, kau pikir aku menyukaimu?Aku tidak pernah mau kau menjadi penjagaku! Lagipula aku bisa menjaga diriku sendiri”Ucap Mela.Steve mendekati Mela.
“Apa kau berfikir seperti itu?”Tanya Steve semakin mendekat.
“Memangnya kenapa?Apa yang akan kau lakukan?”Tanya Mela. Steve semakin mendekat.Dekat dekat dan mencium Mela, namun Mela mengelak dan berbalik arah, tanpa sadar dia belari melewati jendela besar yang terbuka itu dan jatuh. Steve dengan cepat merebah kan sayap ungunya dan langsung terbang dan menolong Mela. Mela tercengang.Siapa yang menolongnya itu?Apakah steve itu malaikat? Mela tidak bisa mengendalikan pikiran dan matanya untuk tidak menatap Steve terlalu lama.Namun tidak bisa.Dia terus memandangi Steve.Dan dengan cepat Steve membawanya kembali keatas dan dengan cepat sayapnya hilang dilihat oleh Mela.
“Aku ingin kembali ke kamar, sedang malas berlatih”Ucap Steve pergi meninggalkan Mela yang kebingungan.
^^^
Mela mengotak atik tasnya dan memastikan bahwa buku – bukunya suda lengkap.Steve hanya tersenyum kecil mengingat kejadian semalam sambil menyetir mobil.Pasti dia sedang berfikir keras tentang siapa yang menciumnya dan siapa yang menolongnya semalam, pikir Steve.
“Emm..ngomong ngomong, semalam itu..”
“Kenapa?Apa kau ingin aku menciummu lagi?”Tanya Steve.
“Ah..bukan.. apa.. kau malaikat?”Tanya Mela.
“kau gila..? itu tidak mungkin”Ucap Steve menutupi.
“Apa semalam aku terjatuh dari jendela?”Tanya Mela.
“Bukankah..selama aku berlatih kau hanya tidur” Ucap Steve.
“Benarkah?’’Tanya Mela.
“Dasar!Sudah tidak cantik pelupa lagi.Mengaku pintar dan tak tertandingi tapi buktinya tidak bisa”Ucap Steve.
“Dasar Kau!!!”Bentak Mela.
^^^
“Kau mau kan menemaniku clubbing?”Tanya Mela sepulang sekolah.
“Untuk apa?Detective akan marah kalau sampai tau”Ucap Steve.
“Kau ini.Apa kau lupa? Ayahku kan sedang bersama ayahmu! Mereka sudah pasti di markas!”Ucap Mela.
“Bagaimana kalau dia pulang”Ucap Steve sambil konsentrasi menyetir mobil.
“Tidak akan.Dia pergi selama seminggu”Ucap Mela.
“Ayolah, aku sangat malas pergi kesana.Lagipula kita juga tidak membawa baju ganti.Kau mau clubbing dengan baju seragam”Ucap Steve.
“Kau ini walaupun genius masih ada sisi bodohnya juga ya! Kalau kau bilang seperti itu lalu apa gunanya Mall. Sudahlah, cepat kita ke Mall”Ucap Mela.
“Haaah..kau ini”Ucap Steve mengeluh dan terpaksa harus mengarahkan mobil ke Mall.
^^^
“Berjogetlah!”Ucap Mela sambil bergoyang layaknya anak clubbing.
“Hahhh..kau sungguh memuakkan..”Ucap Steve pergi duduk di sebuah sudut yang tak terlalu ramai.Mela hanya bergoyang sendiri dan memandangi Steve yang meneguk minuman dari kejauhan.Karena merasa sendiri Mela mendatangi Steve dan duduk di sebelah Steve.
“Kau seperti tidak menyukai tempat ini”Ucap Mela.
“Kau pikir aku menyukainya?Aku benci tempat yang ramai”Ucap Steve.
“Kenapa?”Tanya Mela. Steve meneguk minumannya lagi.
“itu membuatku muak dan menghilangkan selera makanku”Jawab Steve.
“Benarkah?Lalu..kenapa kemarin kau menciumku?”Tanya Mela.
“Apa?Jadi kau masih memikirkan ciuman itu ya?”Tanya Steve setelah meneguk minumannya.
“Kau kuat sekali meminum minuman ber-alcohol itu”Ucap Mela.
“Sampai kapanpun, aku tidak akan mabuk meminum ini”Jawab Steve.
“Kau belum menjawab pertanyaanku..kenapa kau menciumku?”Tanya Mela.
“Tidak papa..anggap saja itu sebagai tanda kebencianku padamu”Ucap Steve.
“Biasanya orang berciuman karena cinta.Baru kali ini aku mendengar sebuah ciuman sebagai tanda kebencian”Ucap Mela.
“Itu semua tergantung suasana”Jawab Steve.
“Maksudmu kau hanya menganggap ciuman itu hanya sebuah permainan?”Tanya Mela.
“Mungkin bisa dibilang begitu”Ucap Steve santai.
“Kau tidak bisa begitu!Kau tidak berbeda dengan seorang bajingan.Kau masih beruntung kalau yang kau cium hanya aku”
“Lalu kenapa?Apa karena kau merasa cantik jadi kau mengatakan aku beruntung?”Sahut Steve.
“Bukan begitu!Aku tidak bisa terima saja… lihat saja kalau ada salah paham dengan orang lain yang kau cium..kau tidak hanya mencampakkannya.”Ucap Mela.
“Lalu kau mau apa?!”Bentak Steve. Suara music masih terdengar walau Bentakan Steve sangat keras.
“Aku tidak pernah percaya kalau kau adalah manusia!”Ucap Mela dan pergi meninggalkan Steve.Steve pun mengejarnya.
^^^
“Keren juga ya!”Ucap Vero.
“Eh..tuh bukannya Mela dan Steve? Kenapa mereka kesini?”Tanya Shella.
“Eh…”Ucap Vero kaget.
“Mel..! Tunggu dulu..kau kenapa!?”Tanya Steve menarik tangannya.
“Aku tidak papa..aku hanya membencimu!”Bentak Mela. Wajahnya memang menandakan wajah kebencian.
“Kenapa kau membenciku?”Tanya Steve.
“Hentikan kebiasaan burukmu itu!Kalau kau masih mau kusebut sebagai manusia!”Ucap Mela.
“Lalu apa kau akan bahagia jika aku melakukan itu!Kita bahkan di awal tidak pernah saling kenal.Dan kau..kau hanya perempuan lugu yang berwajah dua.. apa kau tidak malu!”Ucap Steve.
“Aku mengerti..pergilah.. aku sudah tidak membutuhkan bodyguar seperti mu”Ucap Mela.
“Mel.. Mela..!”Ucap Steve menarik tangannya lagi.
“Apa lagi!Apa kau menyukaiku? Percuma saja kau menyukaiku! Lebih baik pergilah bersama Vero! Dia bisa kau cium tanpa….”Belum selesai Mela melantunkan kata – katanya, Steve memeluk Mela.
“Aku mengerti maksudmu..Maafkan aku”Ucap Steve.Mela memeluk Steve erat.Mungkin karena dia bingung apa yang akan dia lakukan. Melihat kejadian itu dengan wajah kesal dia dan geng nya meninggalkan pertunjukkan ini. (hahaha)
Tiba – tiba saja Steve merasakan sayapnya akan keluar. Dia berusaha untuk menahannya keluar.“apa karena Mela menyentuh punggungku?”Mela memang menyentuh punggung Steve ketika memeluk Steve.Steve secepatnya melepas pelukan Mela.
“Lepaskan aku”Ucap Steve Dengan cepat mendorong dirinya kebelakang.
“Kau kenapa?Bukankah kau yang memelukku?”Tanya Mela. Steve memegangi punggungnya dan menahan agar sayapnya tidak keluar di tempat umum seperti ini.Rintihan keluar ketika Steve mencoba menahan sayapnya.
“Steve..”Ucap Mela mendekat.
“Kau kenapa..?”Tanya Mela.
“Bantu aku ke dalam mobil”Rintih Steve.
Mela hampir menyentuh punggung Steve ketika memapah Steve ke mobil.
“Jangan sentuh Punggung ku!”Ucap Steve ketakutan.Begitu sampai di mobil Steve langsung masuk dan menyetir mobil untuk kembali pulang.
“Apa ada yang terluka?”Tanya Mela. Steve hanya diam.
^^^
Steve terus berlari menuju kamarnya.Mela mengejar dari belakang.Melihat Steve memegangi punggungnya terus menerus terlebih lagi terlihat darah yang mengalir di baju berwarna putih milik Steve.
“Kau tidak papa?”Tanya Mela. Steve hanya mengerang kesakitan.Steve masuk kedalam kamarnya.Mela mengikutinya dari belakang.Steve membuka baju putihnya itu.Dipandanginya bercak darak dari punggung yang ada di bajunya itu.Melihat kondisi punggung Steve Mela hanya kaget dan mencoba mendekat.
“Kau..Kau kenapa?”Tanya Mela.
“Punggungku..apa masih mengeluarkan darah?”Tanya Steve. Mela menyentuh punggung Steve yang masih mengeluarkan darah itu.
“Biar aku panggil pembantu untuk mengompresnya”Ucap Mela.
“Tidak..aku minta.. kau.. kau saja..”Ucap Steve tertatih menahan kesakitan di punggungnya.Mukanya semakin pucat.“Kenapa ini?” pikir Steve.
“Baiklah..”Ucap Mela sambil pergi dan mengambil kain kompres dan air hangat.Steve hanya mengerang kesakitan.Selang beberapa menit Mela datang dan membersihkan luka di punggung Steve.Kemudian dia mengompresnya.Steve terus mengerang kesakitan ketika Mela membersihkan luka dan mengompresnya.
“Apa masih sakit?”Tanya Mela.
“Aku rasa sedikit lebih baik”Jawab Steve dengan muka sedikit kesakitan.
“Luka nya cukup serius.Kurasa ini harus di perban”Ucap Mela.
“Apa..?”Sahut Steve. Sudah jelas Steve kaget.Karena jika diperban maka sayapnya akan semakin sulit untuk keluar. Ditambah lagi ini masih terluka.
“Hmm?Kenapa?”Tanya Mela.
“Tidak..tidak perlu di perban.. aku sudah lebih baik sekarang”Ucap Steve.
“Benarkah?Sungguh?”Tanya Mela masih khawatir.
“Ya..bisa kau tinggalkan aku sendiri?”Tanya Steve.
“Aku mengerti..tidurlah”Ucap Mela sambil keluar dan menutup pintu kamar Steve. “Sebenarnya siapa kau?Sayap itu..apa benar aku hanya bermimpi waktu itu?” pikir Mela.
Steve bingung dan tidak mengerti dengan apa yang terjadi padanya. Kenapa ketika Mela menyentuh punggungnya tiba – tiba saja sayap ungunya itu serasa ingin keluar..“Satuhal..jikaada seseorang yang menyentuh punggungmu, dan secara tiba –tiba sayanpmu keluar, dialah jodohmu”
“Apa?Mungkinkah dia jodoh ku?”Tanya Steve kepada dirinya sendiri.
“Tidak mungkin..ini pasti hanya kebetulan..”Ucap Steve lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar