Jika bertanya tentang cinta.. mungkin aku tidak pandai dalam
hal ini. Karena aku tidak pernah merasakan sekalipun apa itu cinta. Aku tidak
pernah memiliki kekasih dalam hidupku selama ini. Bahkan aku juga tidak pernah
tertari pada seorang gadis manapun. Bagiku, semua perempuan itu sama. Tapi..
aku sendiri tak mengerti kenapa aku tidak pernah memiliki cinta. Mungkin karena
jadwalku yang padat bersama grupku.
^^^
Ruangan teater yang cukup luas ini adalah tempt dimana aku
dan grup ku latihan bersama. Aku terjatuh duduk dilantai. Kemudian seorang
temanku melempariku sebotol air minum kepadaku. Aku menerima lemparan itu, dan
temanku duduk disampingku. Kami sama – sama tersenyum. Sebotol air minum ini
tidak cukup untuk menghilangkan rasa lelah kami. Bahkan keringat yang menempel
ditubuh kami tidak cepat cepat hilang.
“Aku suka saat kau ber-acting. Kau
terliaht natural dan nyata.”Ujar Natcha. Teman yang duduk disampingku. Wajahnya
hampir separuh mirip dengan penyanyii Thailand bernama Peach.
“Aku masih butuh belajar”Jawabku.
“Hei… apa yang kalian bicarakan? Kenapa
kau tidak mengajakku?”Sahut Elsya yang langsung duduk disebelahku.
“Kau gadis yang selalu ingin tau”Ucapku.
“Hei.. ber-acting atau tidak, kamu memang benar –
benar mirip artis Thailand bernama Jirayu”Ujar Elsya.
“Kau jangan bercanda”Ucapku.
“Hei, ku serius”Sahut Elsya.
“Serius mana denganku..? heh.. na
rak!! Na rak..!”Ucapku sambil mencubit kedua pipinya yang imut itu. Tepukan
keras dari Kak Dede membuat semua kebisingan kami berakhir. Bukan hanya
kebisingan kami. Tapi juga kebisingan anggota teater lainnya.
“Kalian sudah berlatih sangat
keras. Aku salut denganmu Steve. Cuma kamu yang pintar ber-acting disini. Jadi
kamu kuncinya”Ucap Kak Dede.
“Jangan salah kak.. Steve emang
jago. Buktinya bohongin aku sama Natcha aja sering kok pake ilmu actingnya itu”Sahut
Elsya.
“Apaan sih..!”Ucapku sambil
menjitak kepala Elsya.
“Emang bener kan..!”Sahut Natcha.
“Kenapa kau ikut juga!”Ucapku.
“Ahaha.. sudah sudah..”Ucap Kak
Dede sambil tertawa kecil menghadap kami bertiga.
“Oh iya. Ada info lagi kalau
keberangkatan kita ke Thailand akan semakin maju. Agensi grup teater kita
memutuskan untuk kita berangkat tiga hari kedepan. Jadi persiapkan diri kalian.
Jagan suara kalian. Hafalkan naskah bahasa Thailand nya dan teruslah berlatih”Ucap
Kak Dede.
“Kenapa kita harus berangkat
secepat itu..?”Tanyaku.
“Kita harus berlatih penguasaan
panggung disana. Lagipula agensi kita benar benar tegas untuk memutuskan kita
supaya lebih cepat kesana”. Jawab Kak Dede.
^^^
“Bagaimana teatermu..?”.
“Bagus Ma. Aku membintangi
berbagai macam film serial. Dan mulai banyak yang menyukaiku.”Jawabku.
“Lalu bagaimana panggilan untuk
bermain teater di Thailand?”Tanya Mama.
“Tiga hari lagi, club ku akan
berangkat tiga hari lagi”Jawabku.
“Baiklah. Mama akan menjemputmu
didepan dorm-mu. Mama akan antarkanmu sampai ke bandara”Ucap Mama.
“Tak perlu Ma. Lagipula agensi
sudah menyiapkan alat transportasinya. Dan kami akan berangkat bersama sama
satu grup”Ucapku.
“Baiklah.. jalah terus
kesehatanmu”Ucap Mama.
“Hmm..”Jawabku. *telepon
terputus* aku menyandarkan diri dikasurku yang empuk. Aku pusing dan aku
bingung apa yang aku pikirkan saat ini. Bahkan aku tidak tau apa yang harus aku
lakukan. Seolah – olah seperti aku sedang bermimpi bahwa otakku benar benar
dicuci.
“Kau kenapa lagi..?”Tanya Natcha.
“Bingung dengan keadaan”Jawabku. “Apa
kau akan merindukan ibumu..?”Tanya Natcha.
“Aku tidak tau. Tapi dia yang melahirkanku dan
yang paling menyayangiku”Jawabku. Tiba – tiba kudengar suara chat di akun ku
dari seseorang di komputerku.
“Apa ada yang mengirim pesan..?”Tanya
Natcha.
“Hmm.. entahlah..”Jawabku tidak
peduli.
“Gerdaraikun..? Ucapan apa
ini..?” ucap Natcha membuat mataku terbuka.
“Bukankah ini bahasa Thailand..?
kau berteman dengan orang Thailand..?”Tanya Natcha. Aku terbangun dari kasurku
yang empuk dan langsung beranjak menuju computer ku.
“Minggirlah..”Ucapku.
“Apakah dia benar benar dari Thailand?”Tanya
Natcha. Aku tidak peduli dengan ucapan Natcha. Aku hanya mengetik didepan
komputerku.
“Mai pen rai. Sabaydeemai ah..?”
ketikku.
“Itu apa artinya..?”Tanya Natcha.
“Belajarlah bahasa Thailand”Ucapku.
“Apa kau menyukai wanita ini..?”Tanya
Natcha.
“Nidak.. hanya sekedar teman”Jawabku.
“Kau sudah mulai dekat dengan
seorang perempuan. Lalu kapan kau akan jatuh cinta dan memiliki seorang
kekasih?”Tanya Natcha. Itu membuatku melihat kearah Natcha. Aku tersenyum.
“jika aku menyukai seseorang..
aku takut akan membuat sakit hati kepada satu pihak.”Jawabku.
“Maksudmu..?”Tanya Natcha.
“Jika aku menyuka seorang
perempuan.. lalu aku menembaknya. Jika aku tidak diterima mungkin hatiku akan
terasa sakit. Tapi jika aku diterima oleh nya.. mungkin rasa sakit itu akan
tertunda. Tapi sama saja. Diakhirnya nanti akan semakin terlihat.. jika aku
semakin cinta, aku akan semakin erat dan tidak ingin melepaskannya. Lalu jika
dia ingin berpisah denganku maka sama saja aku juga akan merasakan sakit. Atau
sebaliknya. Walau aku tak mampu menyakiti hati perempuan.. tapi.. aku takut
sesuatu salah paham terjadi dan membuatnya sakit hati”Jawabku.
“Itulah sebabnya.. cinta
mengajarkan kita dari yang tidak pernah menjadi pernah.”Ucap Natcha.
“Meskipun begitu.. tapi bisa
membayangkan bagiamana rasanya. Dan aku tidak tega melihat wanita seperti itu”Jawabku.
“Jangan pernah kau sakiti dia
jika kau tak tega melihatnya sakit. Meskipun kau ingin melepaskannya. Setidaknya
kau sudah memberikan masa masa indah untuknya”Jawab Natcha.
Suara chat box berbunyi lagi. “Chun
sabaydee.. ^^ sabaydeemai ah..?” balasnya.
“Siapa namanya..?”Tanya Natcha.
“Dia memintaku untuk memanggilnya
chompoo”Jawabku.
“Apa kau menyukainya..?”Tanya
Natcha.
“Aku tidak tau. Tapi setiap aku
chat dengannya aku merasa senang”Jawabku.
“Tiga hari lagi kita ke Thailand.
Tanyakan padanya. Apa dia mau bertemu udenganmu..”Ucap Nactha.
“Dia guy..”Jawaku.
“Apa..?”Tanya Natcha.
“Itu sebabnya aku hanya
menganggapnya teman”Jawabku. Natcha menepuk pundakku.
“Tetap tanyakan kepadanya”Ucap
Natcha dengan senyuman.
“Baiklah..”Ucapku mulai mengetik.
“Ka.. Chun Sabaydee na.. mm..
btw.. want u meet me in Thai..?”Ketikku. tak lama dia membalas. “Ah..nice
idea..! but.. how u got to Thai..?” balasnya.
“Apa yang harus ku balas..?”Tanyaku.
“Katakan padanya.. kau sedang ada
acara teater dengan klubmu. Dan diadakan dibangkok”Jawab Natcha.
“Baiklah” Jawabku dan langsung
mengetik lagi. “Hummb.. I want do a theater with my club in there. U live in Bangkok,
right..? I wanna show in Bangkok. So.. can you come in my theater show..?”Ketikku.
beberapa detik kemudian dia membalas “Humm.. nice. I’ll come when I have
freetime. So.. when you have Theater show..? can you pm me when u already come
to Bangkok..?”Balasnya.
“Balas saja kalau kau akan
menelponnya kalau kau sudah sampai bandara. Jadi kalian bisa saling bertemu.”Ucap
Natcha.
“Mai pen rai ah..? I wanna phoned
you.. but I didn’t have your phone number. Can I got it from you.? I wanna
phoned u when I come to the airport. So we can meet”Ketikku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar