Aku berjalan meuju
ruangan latihan Music. Aku berjalan menuju Piano milik kelas music. Kusentuh
Piano itu, rasanya sangat dingin. Aku mulai memainkan piano itu. “For Real”.
“Apa yang kau lakukan disini..?”Tanya Mela.
“Kau sendiri..?”Tanyaku.
“Aku hanya ingin melatih vocalku.. kau sendiri..?”Tanya
Mela sambil berjalan dan duduk disebelahku.
“Aku
sedang bermain Piano”Jawabku.
“Kenapa..?
baru kali ini aku melihatmu disini”Ucap Mela.
“Apa..?”Tanyaku.
“Iya..
setiap malam aku kesini. Aku tidak bisa tidur.. jadi aku ke ruangan ini. Disini
aku bernyanyi sendiri. Dan akhirnya aku merasa kantuk. Dan aku akan kembali ke
asrama jika aku sudah mengantuk”Jawab Mela.
“Kau..
kenapa kau bermain Piano..? bukankah kau dance class? Meskipun aku tau kalau
kau adalah murid multiTalent…”Tanya Mela.
“…”
“Kenapa
kau diam saja..?”Tanya Mela.
“Aku..
hanya ingin menghibur diriku sebentar..”Jawabku.
“Apa
kau tau siapa yang akan dikirim ke sekolah ini..?”Tanya Mela.
“Tidak..”Jawabku.
“Bukankah
kau bisa melihatnya..?”Tanya Mela.
“Aku
hanya bisa melihat perasaan orang lain..”Jawabku.
“Aku
rasa aku mengetahuinyya..”Jawab Mela.
“apa..?
kau bisa membaca masa depan?”Tanyaku kaget.
“Tidak…
tapi saat liburan aku melihat Serena membawa amplop coklat. Aku tidak tau apa
isinya. Tapi Serena meninggalkannya di Sofa. Dan aku membukanya. Disana
tertulis daftar nama siswa yang mengikuti pelatihan sebelum Trainee. Ada enam
orang dan dua diantaranya”Jawab Mela.
“Apa..?”Tanyaku.
“Apa
kau tidak mau mereka kesini..?”Tanya Mela.
“Aku
tidak tau.. tapi setiap membaca tetesan air mata Serena, dia.. rasanya aku
ingin ikut menangisinya”Ucapku.
“Kau
tau..? Dari awal aku memang membawa mala petaka untuk keluargamu. Aku tidak tau
harus bagaimana. Bahkan aku pernah berfikir untuk kabur dari asrama. Tapi itu
sia – sia. Aku hanya akan membuatmu khawatir.”Ucap Mela.
“Aku
mengerti.. karena aku mellihat dari kedua bola matamu itu. Aku mendengar
semuanya. Sekarang aku takut..”Jawabku.
“Takut..?”Tanya
Mela.
“Yeah..
aku takut. Dua orang pria itu.. aku masih mengingat wajah mereka. Aku tidak
akan pernah melupakan wajah orang yang sudah membunuh kedua orang tuaku. Aku
takut jika kedua orang itu akan kembali dan memastikan kau sudah pergi atau
masih ada disini. Karena setelah aku menerima tembakan dari mereka aku tidak
sengaja melihat mata salah satu dari mereka. Mereka akan kembali.”Jawabku.
“Apa..?
aku tidak mengerti maksudmu..”Ucap Mela.
“Terlalu
sulit untukmu mengingat semua itu. Dua orang penjahat itu.. akan kembali datang
dan mencarimu.. itulah yang membuatku takut..”Jawabku.
“Terkadang
aku berfikir lebih baik mati daripada harus merepotkan kellarga kalian..”Jawab
Mela. Matanya berkaca – kaca.
“Aku
akan melindungimu..”Ucapku.
Mela menangis.
“Menagislah…”Ucapku
sambil merangkul Mela. Menangislah
sebelum aku meninggal ditangan penjahat itu. Jangan sisakan air matamu saat aku
akan pergi, pikirku.
“Bernyanyilah untukku..”Ucap Mela sambil menghapus
tangisannya.
“Apa..?”Tanyaku.
“Yah.. bernyanyilah dengan piano
ini..”Jawab Mela.
“biga oneun naren nareul chajawa
Bameul saewo geurophidda
Biga geuchyeogamyeon neodo ttarasseo
Sesseohi jogeumssik geul chyeogagetji..”
Mela menepuk tanganya.
“Suaramu
bagus.. tidak terlalu buruk”Ucapnya.
“Terima kasih..”Ucapku.
Seminggu berlalu..
MMC
Art School
“Kapan
kau akan pergi..?”Tanya Sena.
“sebentar
lagi kami akan berangkat.”Jawab Dicky.
“bagus..
aku tidak akan melihatmu lagi..”Ucap Sena.
“Kau
tau..? kau adalah perempuan yang paling aku benci”Ucap Dicky.
“Lalu
kenapa kau menjadi kekasihku..?”Tanya Sena.
“Karena
aku tertarik kepadamu”Jawab Dicky. Mereka berpelukan.
“Aku
akan merindukanmu..”Ucap Sena.
“Aku
juga chagi..bye.”Ucap Dicky.
“Tidak
mau menciumku..?”Tanya Sena.
“Aku
tidak mau mengotori kekasihku sendiri”Jawab Dicky. Bis pen-jemput sudah datang.
“Aku
akan pergi.. jangan rindukan aku. Supaya kau tidak menangis lagi”Ucap Serena
sambil memeluk Selly dan langsung pergi ke bis bersama Dicky dan kawan –
kawannya.
-heaven-
“Apa
kau tidak mengikuti pesta penyambutan murid pindahan..?”Tanya Eka.
“Itu
sama seperti membuang waktuku.. lebih baik pergi dari sini..”Ucapku dengan muka
datarku dan meneguk pepsiku.
“Heh..
dasar.. ayo kita kekelas.. sebentar lagi ada pelajaran kak Mey, vocal”Ucap Eka
sambil menarik tanganku.
At
Class..
“Okey..
kemarin kalian belum dapat pelajaran vocal ya..? aku yang mengajari kelas
kalian untuk pelajaran ini. Kudengar Special Dance Class ini adalah kelas
multitalent ya.. itu artinya kalian bisa bernyanyi juga..?”Tanya Kak Mey.
“Jika
kau sudah tau kapan kau mengajarnya..?”Tanyaku.
“Ehm..
baiklah. Karena ini adalah kelas multitalent jadi aku hanya menunjuk kalian
satu per satu untuk bernyanyi didepan kelas”Ucap Kak Mey.
“Kita
mulai dari Kau..! siapa namamu..? tampaknya kau leadernya disini..”Tanya Kak
Mey kepadaku.
“Panggil
saja aku Kevin”Ucapku.
“Baiklah..
kemarilah.. dan bernyanyilah untukku..”Ucapnya.
“ee mooni datchimeon
nae mosupie sarajimeon
harureul nunmoolmol salgaejiman
nuhwaeh choouk ddaemoonae
honjanamah haengbokeul duh baragae
Nah jikeum ee sonreul nohchimeon
eejae ddo utull ill upgaejiman
dareun sarameh poomehsuh
wootgo
iteul nul bomeon nan wootsuhbolgae”
“baiklah..
akan kuperkenalkan kelas yang akan kalian tempati bersama murid – murid
Trainee, itu disebut kelas mulltiTalent nama kelasnya ‘Special dance class’..”
Ujar Kak Yohan selaku pengurus kelas MultiTalent. Kak Yohan mengajak Serena,
Dicky dan teman – temannya dimana kelas mereka berada. Kak Yohan masuk terlbih
dahulu.
“Baiklah,
kau boleh duduk..”Ucap Kak Mey.
Aku duduk
kembali di bangku ku. Aku melihat kearah jendela kelas. Disana ada Serena dan
Dicky. Rupanya memang benar, mereka masuk sekolah ini. Kenapa aku harus
memiliki saudara yang merupakan saudaraku sendiri..?
“Okey,
kalian pasti sudah tau kan tentang kabar yang kemarin, MMC Art School akan
bergabung dengan kelas kalian, terutama murid Trainee yang tiga bulan lagi akan
Debut, baiklah langsung saja, masuklah..”Ucap Kak Yohan.
Keenam
siswa itu masuk kedalam kelas.
“Baiklah,
perkenalkan nama kalian”Ucap Kak Yohan.
“Aku
Precius Serena Wijaya.. Panggil saja Serena”Ucap Serena dengan sedikit
tersenyum.
“Aku
Dicky Adiwiyata Wijaya, panggil saja Dicky”Ucap Dicky.
“hey,
kalian keluarga wijaya,?”Tanya Dony murid kelas MultiTalent.
“Iya..”Jawab
Serena dan Dicky kompak.
“Itu
berarti kalian .. hey.. Kalian Masih satu keluarga dengan Kevin dan Mela ya..?”Tanya
Dony lagi.
“Sudah
diamlah..!”Ucapku sambil memukul kepala Dony dengan buku tulisku.
“Lanjutkan
perkenalannya..”Ucap Kak Yohan.
“Aku
Widy,”
“Aku
Oky”
“Aku Heri”
“Aku
Cindy”
“Baiklah,
duduklah ditempat yang kalian mau, aku akan panggilkan murid yang baru saja
Trainee..”Ucap Kak Yohan sambil keluar dari kelas.
Seseorang menepuk
pundakku. Aku sedikit menoleh kebelakang.
“Bagus,
kita bisa bersaing dikelas ini..”Bisik Serena.
“Kau
tau.. terkadang aku merasa kau adalah adikku yang paling baik.. tapi sekarang
kau berubah..”Bisikku.
“Itu
lebih baik… dan aku lebih senang saat kita bersaing dalam kelas yang sama”Bisik
Serena Lagi.
“Terserah…”Bisikku
sedikit membentak.
“Baiklah
ada yang bisa menjelaskan apa maksudku tadi..? sekarang aku ingin kau Dicky,
Nyanyikan sebuah lagu untukku, aku ingin mendengar suaramu dulu”Ucap Kak Mey.
Bagus.. Dicky tidak bisa bernyanyi..,pikirku
“Tapi…”
“Tapi..?”Tanya
Kak Mey.
“Sudah..
majulah kedepan dan bernyanyilah yang kau bisa”Bisik Serena.
“Kau
kan tau.. aku tidak pandai bernyanyi..”Bisik Dicky.
“Bukankah..
ini kels multitalent..? Lalu kenapa seorang murid Trainee yang akan membentuk
sebuah boyband tidak bisa menyanyi..?”Ceplosku.
“Aku
bisa menyanyi..”Sahut Dicky.
“Kalau
begitu tunjukkan dan majulah kedepan”Ucap Kak Mey.
“Maaf..!
Aku mengganggu lagi.. ini adalah dua murid dari kelas music, Mela dan Indra.
Mereka ini memang murid MultiTalent, jadi jangan meremehkan mereka berdua..”Sahut
Kak Yohan.
“Baiklah..
pilihlah bangku yang kalian inginkan.”Ucap Kak Yohan.
“Baik.”Jawab
Indra dan Mela kompak.
Kak Yohan pergi
meninggalkan kelas.
“Baiklah..
Dicky.. Ayo Maju..”Ucap Kak Mey.
Dicky
akhirnya maju. Dia sedikit gugup, karena dia tau kalau dia memang tidak bisa
bernyanyi, bahkan memainkan alat music apapun. Dan jika semua orang tau kalau
dia payah dalam bernyanyi.. Perjanjian Trainee akan dibatalkan dan dia akan
mengikuti pelatihan sendiri dengan murid kelas satu selama 15 Hari.
“Gawat.”Pikir
Serena.
“Kenapa
.? Apa yang sebenarnya ternjadi antara Kevin, Serena dan Dicky..? bukankah
mereka adalah saudara.? Apa ada masalah…? Tapi… mereka seperti tidak akur..”Pikir
Eka.
“Apa
kau hanya ingin mematung didepan sana..?”Tanya Indra Kepada Dicky.
“Diam
Indra..! Dia hanya gugup… ayo bernyanyilah untukku..”Sahut Kak Mey.
“mungkin kau bertanya – Tanya..
Arti perhatianku.. terhadapmu”
“Cukup..!
Sekarang kembalilah duduk.” Ucap Kak Mey.
“Baik kak”Ucap Dicky sambil kembali ke
bangkunya.
“Kenapa
kau memilih murid Trainee yang tidak bertalenta..? jika kau tau dia bukan murid
multitalent, kenapa kau tetap memasukkannya ke kelas itu..?”Tanya Kak Mey.
“Itu
tidak bisa dipungkiri.. karena semua murid Trainee harus dimasukkan ke kelas
MultiTalent.”Jawab Kepala Sekolah Joko.
“Tapi
bukankah itu sama saja seperti membohongi public..? searusnya dia kembali ke
pelatihan dan di Trainee ulang..!”Sahut Kak Mey.
“Keputusanku
adalah keputusanku. Kau tenang saja.. meskipun mereka tidak terlalu berbakat
seperti murid kita. Kita akan mengupas mereka menjadi sama mulusnya dengan yang
lain”Ucap Kepala sekolah mantap.
“Aku
akan terus memegang janjimu… saat mereka debut, kau harus yakin mereka memang
MultiTalent!”Ucap Kak Mey sambil keluar dari ruangan itu.
“Apa
kau masih marah kepada Kevin..?”Tanya Dicky.
“Untuk
apa marah kepada es batu..? semakin lam kita marah semakin kita akan merasa
kedinginan.”Jawab Serena.
“Kau
sendiri..? kenapa kau tidak marah kepadanya saat tadi dikelas kau dihina
olehnya..?”Timpal Serena.
“Itu
karena aku menyayangi keluargaku.. jika aku ingin menjaga keluargku dan ingin
keluargaku tetap harmonis, aku haris menghilangkan rasa marah dan benci kepada
keluargaku.”Jawab Dicky mantap.
“Apa
yang kulakukan itu salah..?”Tanya Serena.
“Semua
yang kau lakukan itu adalah yang terbaik untukmu.. tapi.. jangan eprnah membuat
orang lain menangis.. Atau kau akan merasakan sakit yang lebih dari tangisan
itu”Jawab Dicky.
“Ehm..
maaf,, aku harus pergi..”Ucap Serena dan langsung pergi.
“Hey..!
Ada apa dengan anak itu..? apa aku mengatakan hal yang menyakitkan hatinya..?”Tanya
Dicky pada dirinya sendiri.
“Senang
bertemu denganmu disini..”Sahutku.
“Hey..
Kevin.. bagaimana ..? ternyata kau Trainee juga..”Jawab Dicky sambil tersenyum
kepadaku dan aku membalas senyuman itu.
“Kau
masih tetap seperti dulu.. kakakku..”Ucapku dengan tersenyum.
“Maafkan
aku soal yang tadi.. aku hanya ingin kau bisa mengeluarkan suaramu dengan
benar.. jika kau tidak mau dihina oleh murid disini, kau harus bisa melakukan
hal kecil seperti menyanyi..”Ucapku sambil menepuk pundak Dicky. Dicky hanya
membalasku dengan senyuman sambil meliht kearah dimana Serena pergi tadi.
“Kau
.. kau kenapa..?”Tanyaku sambil ikut melihat kearah yang dilihat Dicky dari
tadi.
“Ah..
tidak.. Serena meninggalkanku dan pergi kesana.. aku bingung.. ada apa dengan
dia..”Jawab Dicky.
Kenapa lagi dengan anak itu..,pikirku.
“Apa
ada masalah..”Tanyaku.
“Entahlah..”Jawab Dicky. Aku langsung pergi
mencari Serena. Dicky hanya berteriak memanggilku dan terus berkata “apa kau ingin bertarung dengannya lagi..!!?”
meskipun aku sudah terlihat jauh.
Sebuah
taman sekolaah yang sepi, seorang remaja cantik sedang duduk termenung
sendirian dibalik pohon rindang.. tanpa memperdulikan hembusan angin yang
berkali – kali datang menusuk tulang, dia menekuk kakinya dan memeluknya. Menatap
kebawah dan tak mengerti apa yang ada dipirannya saat ini.
“Kau
tidak papa..?”Tanya Mela.
“Apa..?”
Mela
duduk disebelah Serena dan memangku gitarnya.
“Awal
masuk sekolah ini, seharusnya kau senang. Karena itu berarti kau akan segera
debut”Ucap Mela.
“Aku
memang murid Trainee dan akan segera debut.. tapi selama aku bersekolah
disekolah seni.. aku tidak pernah mengerti.. apa itu sebeanrnya arti music..”Jawab
Serena sambil menunduk.
“Musik
adalah hal yang paling sederhana. Lagu adalh bagian dari music. Sebuah lagu
bisa menjadi luapan perasaan kita. Music bisa sebagai pengiring tarian karena music
itu segalanya. Tanpa music kita tidak bisa merasakan seberapa lengkapnya seni
yang ada dalam diri kita.. ini seperti halnya meraih mimpi..”Jawab Mela.
“Aku
tidak mengerti dengan apa yang kau katakan”Ucap Serena.
Mela
hanya tersenyum dan mengambil gitar dari pangkuannya. Dia mulai memetik gitar
itu.
“hidup terlalu singkat untuk cerita
Tentang kau dan aku
Kau pergi tanpa pesan terakhir dariku
Yang menyertaimu
Kau slalu ku kenang” Mela bernyanyi
sambil memainkan gitar. Suaranya sangat khas dan bagus, ditambah dengan suara
gitarnya yang tepat sekali mengiringi lagu Mela.
“Bisakah
kau diam.. pergilah.. aku ingin sendiri…”Sahut Serena.
“Baiklah..
teruslah semangat.. temanku..” Ucap Mela dan berjalan pergi.
“Apa
kau tidak marah padaku..? saat liburan kemarin aku berkata seperti itu tentang
dirimu..”Tanya Serena.
“Kenapa
aku harus marah padamu..? seharusnya kaulah yang marah kepadaku, karena aku
telah menghancurkan hidupmu dan keluargamu.. aku minta maaf.. tapi aku tidak
tau bagaimana untuk membayar semua dan mengembalikan keluargamu seutuhnya
seperti dulu.. jadi aku berharap kau memaafkanku”Ucap Mela dan langsung pergi
meninggalkan Serena.
Aku
hanya melihat percakapan mereka dari atas pohon. Apakah mereka tidak menyadari
bahwa disini ada diriku..?, pikirku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar