Senin, 22 Oktober 2012

HEAVEN PART 1


Malam ini.. membuatku tidak beruntung..
            “Dimana – mana yang namanya cowok biasanya udah punya pacar banyak.. nah lo..? lo kemana pacar lo..? pacar aja nggak punya apa lagi mantan.. seinget aku lo cuma punya satu mantan tau..!! coba deh.. lo lupain mantan lo dan mulai cari yang baru..!! cewek nggak cuma satu bro..!” Cingcong Serena kepadaku. Kenapa dia selalu berbicara tentang pacar..?? aissh.. bikin pusing.
            Aku menghentakkan gelas yang berisi pepsi di meja. Muka datar sedikit mengangkat alis kananku dan menurunkannya lagi. Kemudian meminum segelas pepsi itu dan menghentakkannya lagi di atas meja.
            “Diem lo..!”Ucapku. muka ku yang datar terlihat sedikit lebih marah.
            “Suka – suka..! aku kan juga ngasih motivasi buat brother aku.. yah. Kalo nggak mau juga nggak papa.. gampang kan.?”Jawab Serena.
            “Motivasimu nggak penting”Jawabku tetap dengan muka datar.
            “Yah.. Kevin … Kevin, Lo itu tetep aja yah..? brother aku yang sok cool..!”Ucap Serena.
            “Suka – suka”Jawabku yang langsung meneguk pepsi.
            “Yah.. lo itu selain sok cool suka copas juga ya..”Ucap Serena.
            “Suka suka ..”Jawabku sambil pergi membawa pepsi dan novelku.
            “Yah..!!! Mau lari kau..?? Oke.. pengecut..!”Bentak Serena.
Mendengar ucapan itu aku langsung berhenti berjalan. Berbalik arah dengan muka yang dari tadi tetap datar. Berjalan berbalir arah kembali menuju arah Serena.
            “Apa kau bilang..?”Tanyaku. wajahku mulai menampakkan wajah marah.
“Em.. mak.. maksud.. maksud aku.. iya..!!”Ucap Serena.
“Iya apa..? Ucapin sekalli lagi…!”Ucapku.
“…”
“Katakan..!!”
“Hey.. Hey.. Hey.. kalian ini seperti kucing dan anjing aja.. tiap hari rebut rebut dan rebut.. udah ayo.. selesein sampek sepanjang liburan ini.. dan selanjutnya kalian kembali ke asrama dan tidak bertemu lagi.. puaskan sekarang bertengkarnya..!”Sahut Dicky.
“Lain kali ajarkan sopan santun untuk adikmu yang ini”Ucapku sambil pergi.
“Bukankah kau juga kakaknya..?”Ucap Dicky.
“Aku tidak mau berurusan dengan gadis pengecut..”Ucapku dan langsung pergi menuju kamarku.
“Apa lagi yang sudah kau lakukan..?”Tanya Dicky.
“Bukan urusanmu..”Jawab Serena.
“Oiya.. Kembaranmu mana..?”Tanya Dicky.
“Tau ah.. napa sih.. pake manggil – manggil kembaran.. dia bukan kembaranku. Dia itu asuhan Mama Sama Papa. Gara – gara dia Mama sama Papa diteror sama Penjahat..!!”Bentak Serena.
“Kau bicara apa..? bisakah kau diam dan mengerti situasinya..?!”Bentak Dicky.
“Aku tau selama ini aku hanya membawa mala petaka untuk keluarga kalian..”Ucap Mela dan langsung berlari menuju kamarnya.
“aku kan sudah katakana.. jangan pernah katakana hal itu.!! Kau hanya membuaat hatinya semakin merasa rendah,..!”Ucap Dicky.
Aku berjalan menuju kearah Dicky dan Serena.
“Kalau kau ada disini.. dunia semakin gempar saja.. bisakah kau berhenti berbicara dan berhenti membuat hati orang terluka.?”Ucapku.
“Maksudmu apa..?”Tanya Serena.
“Kau..”
“heh..?”
“Kau.. kau adalah orang yang paling mudah mengkritik dan menghina orang lain. Tapi jika dikritik atau dihina orang lain kau tidak bisa terima…”Ucapku.
“Apa yang kau maksud itu diriku..?”Tanya Serena.
“Jika kau sudah tau bagaimana itu rasanya dihina orang lain.. kenapa kau masih menghinanya..? kau tau bagaimana rasanya..? itu seperti berjalan diatas kotoran anjing.. berkata seenaknya tanpa mengetahui perasaan orang itu..”Ucapku. aku berbalik arah dan berjalan meninggalkan mereka.
“Aku tau.. kau berbicara tentang diriku.. aku tau bagaimana rasanya dihina.. kau tau..?  sejak Mama dan Papa pergi.. Aku selalu dibilang anak yang tidak punya orang tua.. kau tau bagaimana rasanya..? seperti jatuh diatas langit dan kau tak bisa menggapai kembali langit itu. Meskipun sekarang aku sudah popular di sekolah. Tapi masih banyak yang mengucapkan hal itu kepadaku..”Ucap Serena. Matanya berkaca – kaca.
“Lalu.. jika kau tau bagaimana rasanya kenapa kau masih melakukannya..?”Ucapku sambil meninggalkan mereka.
“Kau tidak pernah mengerti menjadi diriku..!! kau Kakak paling jahat yang pernah aku kenal..!!”Teriak Serena.
“Udah udah.. Serena.. udah..!”Ucap Dicky. Serena hanya meneteskan air mata.
“Gadis bodoh..!”Gumamku.
Aku berjalan menuju kamar Mela. Aku yakin hatinya pasti sakit. Karena aku pernah merasakan hal yang sama seperti Mela. Aku teringat saat Mama dan Papa….
“Apa kau didalam..?”Tanyaku dari luar pintu.
“..” tidak ada suara.
Kubuka pintu kamarnya. Dan ternyata Mela tidur di-bednya. Kuselimuti dia dengan selimutnya.
“Kau sudah tidur..”Ucapku.
Aku berjalan menuju jendela kamarnya. Memandangi langit malam. Dan kembali berjalan menuju kursi didepan bednya dan duduk disana.
“Kau tau..? kau sudah membahanyakan nyawa keluargaku. Kedua orang tuamu sudah terbunuh.. dan kau dirawat disini. Bersama orang tuaku.. tapi pemberontakan terjadi.. saat Serena dan Dicky sedang sekolah. Serena sedang masuk kelas 3 SD, dan Dicky sedang masuk kelas 2 SMP. Sedang aku seharusnya masuk kelas 6 SD. Kau dan Serena sama. Satu kelas. Bahkan sampai sekarang kalian berada dikelas yang sama walaupun berbeda sekolah. Secara kebetulan aku dan dirimu sakit secara bersamaan. Waktu itu wajahku pucat. Aku hanya bisa berbaring lemah sambil menjagamu setelah meminum obat. Kedua orang tuaku seang sarapan pagi di lantai bawah. Kau tau..?? rasanya lemas..”Ucapku. aku mengelus rambutnya. Dia sangat cantik saat tertidur.
“aku mendengar suara tembakan di lantai bawah. Sangat keras.. aku bingung.. apa yang terjadi.. aku menyembunyikanmu didalam lemari pakaian yang hanya berisi sdikit. Kemudian aku turun. Perlahan aku melihat dengan mataku sendiri. Tidak tau harus bagaimana… aku hanya bisa berlari menyelamatkan kedua orang tuaku. Tapi aku gagal.. penjahat itu terlanjur membunuh mereka. Tragis.. karena aku berteriak. Penjahat itu berbalik badan dan melihatku. Mereka menembakku. Mereka mengira aku adalah dirimu.. yang mereka cari untuk mereka bunuh… peluru rasanya merasuk kedalam tubuhku.. aku tak bisa melihat apapun.. tapi polisi datang terlambat.. mereka tak menemukan penjahat itu..”Ucapku sambil berdiri dan melihat lihat buku buku comic di raknya.
“Bahkan sampai sekarang aku tidak mengerti.. kenapa penjahat itu mengincar nyawa keluargamu.. dan akhirnya merenggut nyawa kedua orang tuaku.. aku takut jika suatu saat nanti kedua penjahat itu kembali meneror keluarga ini. Memastika kau masih hidup atau sudah mati..”Ucapku.
“Kau tau..? kau tinggal disini bukan hanya merebut kamar Serena. Tapi kau juga merebut kasih sayang dari orang tua kami.. kau seperti anak anjing yang sedang berdiri dijalan menunggu pengasuh baru hingga memberimu makan hanya karena disisi lain kau sedang lapar. Dan akhirnya aku bisa memaklumimu..”Ucapku sambil keluar dari kamar itu.
Mela bangun dan duduk di bed-nya. Dia melihatku pergi dan menutup kamar.
“Apa kau berkata seperti karena kau memotivasiku dan berada dipihakku atau kau ingin aku mengembalikan semua kebahagiaan kalian..?”Gumam Mela.
“Tiga hari lagi rumah akan kosong.. aku Kau Dicky dan Serena akan kembali ke asrama. Dan rumah ini akan diurus tantemu. Aku berharap aku bisa kabur dari asrama dan meninggalkan mereka semua.”Ucapnya.
Aku berjalan menuruni tangga. Bagaimana bisa aku menghiburnya seperti itu..? tapi.. Mela memang anak tegar. Dibalik wajah cantiknya dan senyuman manisnya yang tulus.. aku bisa melihat kalau dia memang gadis baik baik.
“Hey.. Kau.. cepat kemari!”Teriak Dicky ke arahku sambil melambaikan tangannya ke arahku.aku segera berjalan kearahnya. Kulihat Serena sedang duduk di sofa. Dia bersedekap dan sedang bergumam sesuatu. Mulutnya bergoyang goyang seperti orang yang sedang kesal.
“Ada apa..?”Tanyaku sambil duduk disofa depan Serena dan membuka sebuah Koran.
“Malem malem baca Koran.. kayak pengangguran aja..”Uap Serena.
“Aku memang pengangguran.. aku pelajaran yang haus informasi.. lagipula tidak salah jika aku membaca Koran seni.. aku kan sekolah jurusan seni..”Jawabku santai sambil membaca Koran.
“Hey hey. Hentikan itu..!! hari ini adalah puncaknya… kenapa setiap hari kalian buatku pusing..?  setiap hari bertarung dengan kata kata.. sekarang.. berbaikanlah!”Bentak Dicky.
“Kenapa harus begitu..?”Tanya Serena.
“Aku yang paling tua disini..!! aku harus menjaga kalian.! Apa kalian tidak mengerti juga.. kalian saudara.. kenapa tidak berdamai saja..?~!!”Bentak Dicky.
Aku masih tidak memperdulikannya. Sku hanya membaca Koran dan menegukk the yang dari tadi ku tarus diatas meja.
“Kenapa kalian ini..?!! aku tidak mau tau.. yang jelas hari ini juga kalian harus sudah berdamai…!! Dan kau .. kau harus minta maaf kepada Mela..!”Ucap Dicky sambil menunjuk kearah Serena. Dicky akhirnya meninggalkan kamu berdua.
Serena mebekuk kakinya dan memeluknya. Dia memandangiku.
“Apakah seperti itu dirimu..?”Tanya Serena.
“maksudmu..?”Tanyaku sambil melipat Koran dan menaruhnya di atas kursi. Mengambil novel yang tergeletak di meja dan membacanya.
“Apakah kau memang pria yang sangat dingin dan akhirnya membuat orang sangat jengkel dan kecewa padamu..?”Tanya Serena.
“Apakah itu yang kau pikirkan..?”Tanyaku.
“Kau tetap saja seperti itu..!!”Bentak Serena. Aku tersentak dan akhirnya melihat kearah Serena. Menghentikan aktivitas membaca novelku. Kupikir dia menangis. Matanya berkaca – kaca.
“Apa maksudmu..?”Tanyaku.
“Kau selalu berlagak dingin. Tanpa melihat dan mengerti perasaanku.. Apa kau pernah tau kapan aku jatuh..? apa kau pernah tau kapan aku terluka?!! Kau tidak mengerti.. kau menganggapku sampah.. berdiri dengan muka datar dan sifat dinginmu dan berkata ‘kau memang tidak pantas menajdi seorang girlband’ ‘kau selalu saja berlatih keras padahal kau tidak mampu melakukannya’ ‘kau itu memang bodoh!’ Kau tau..? karena ucapanmu itu hidupku tidak karuan. Aku merasa memang tidak pantas hidup.. aku tidak pantas menjadi adikmu,,! Aku lebih pantas untuk mati saja..!!”Ucapnya sambil meneteskan air mata.
aku pindah posisi duduk menjadi semakin dekat dengan Serena. Tepatnya satu meter didepannya.
“Apa aku seburuk itu..?”Tanyaku. Serena berdiri.
“Kenapa kau masih belagak bego’ ? itu adalah aku! Aku memang orang buruk!! Sejak kapan aku berfikir seperti itu..? sejak kau berkata bahwa aku memang tidak memiliki bakat apapun.. ! tapi sekarang aku sudah belajar. Aku yakin sebentar lagi akan berakhir!! Aku akan segera Mati!!”Ucap Serena sambil meneteskan air mata. Tetesan air matanya jatuh ke Pipi ku. Aku bisa merasakan tetesan air mata yang tulus dari adik kandungku sendiri. Aku berdiri dan memeluknya.
“Aku hanya ingin memotivasimu..”Jawabku.
“Tapi kenapa harus sepedas itu..!! kau buatku patah semangat,. Kau tidak member jalan terbaik..! kau sudah membuatku menjadi lebih buruk!”Bentak Serena dalam pelukanku.
“Tenanglah.. seburuk apapun dirimu.. aku masih menyayangimu sebagai seorang adik..”Jawabku.
“Sungguh..?”Tanya Serena.
Aku hanya mengangguk. Serena semakin erat memelukku. Entah mengapa.. aku laki – laki.. tapi bagaimana bisa secara tidak sengaja aku melukai hati adikku sendiri..? aku sungguh menyesal…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar