Malam ini.. membuatku tidak beruntung..
“Dimana –
mana yang namanya cowok biasanya udah punya pacar banyak.. nah lo..? lo kemana
pacar lo..? pacar aja nggak punya apa lagi mantan.. seinget aku lo cuma punya
satu mantan tau..!! coba deh.. lo lupain mantan lo dan mulai cari yang baru..!!
cewek nggak cuma satu bro..!” Cingcong Serena kepadaku. Kenapa dia selalu
berbicara tentang pacar..?? aissh.. bikin pusing.
Aku
menghentakkan gelas yang berisi pepsi di meja. Muka datar sedikit mengangkat
alis kananku dan menurunkannya lagi. Kemudian meminum segelas pepsi itu dan
menghentakkannya lagi di atas meja.
“Diem lo..!”Ucapku.
muka ku yang datar terlihat sedikit lebih marah.
“Suka –
suka..! aku kan juga ngasih motivasi buat brother aku.. yah. Kalo nggak mau
juga nggak papa.. gampang kan.?”Jawab Serena.
“Motivasimu
nggak penting”Jawabku tetap dengan muka datar.
“Yah..
Kevin … Kevin, Lo itu tetep aja yah..? brother aku yang sok cool..!”Ucap
Serena.
“Suka –
suka”Jawabku yang langsung meneguk pepsi.
“Yah.. lo
itu selain sok cool suka copas juga ya..”Ucap Serena.
“Suka suka
..”Jawabku sambil pergi membawa pepsi dan novelku.
“Yah..!!!
Mau lari kau..?? Oke.. pengecut..!”Bentak Serena.
Mendengar ucapan itu aku langsung berhenti berjalan. Berbalik
arah dengan muka yang dari tadi tetap datar. Berjalan berbalir arah kembali
menuju arah Serena.
“Apa
kau bilang..?”Tanyaku. wajahku mulai menampakkan wajah marah.
“Em.. mak.. maksud.. maksud
aku.. iya..!!”Ucap Serena.
“Iya apa..? Ucapin sekalli lagi…!”Ucapku.
“…”
“Katakan..!!”
“Hey.. Hey.. Hey.. kalian ini
seperti kucing dan anjing aja.. tiap hari rebut rebut dan rebut.. udah ayo..
selesein sampek sepanjang liburan ini.. dan selanjutnya kalian kembali ke
asrama dan tidak bertemu lagi.. puaskan sekarang bertengkarnya..!”Sahut Dicky.
“Lain kali ajarkan sopan santun
untuk adikmu yang ini”Ucapku sambil pergi.
“Bukankah kau juga kakaknya..?”Ucap
Dicky.
“Aku tidak mau berurusan dengan
gadis pengecut..”Ucapku dan langsung pergi menuju kamarku.
“Apa lagi yang sudah kau
lakukan..?”Tanya Dicky.
“Bukan urusanmu..”Jawab Serena.
“Oiya.. Kembaranmu mana..?”Tanya
Dicky.
“Tau ah.. napa sih.. pake
manggil – manggil kembaran.. dia bukan kembaranku. Dia itu asuhan Mama Sama
Papa. Gara – gara dia Mama sama Papa diteror sama Penjahat..!!”Bentak Serena.
“Kau bicara apa..? bisakah kau
diam dan mengerti situasinya..?!”Bentak Dicky.
“Aku tau selama ini aku hanya
membawa mala petaka untuk keluarga kalian..”Ucap Mela dan langsung berlari menuju
kamarnya.
“aku kan sudah katakana.. jangan
pernah katakana hal itu.!! Kau hanya membuaat hatinya semakin merasa rendah,..!”Ucap
Dicky.
Aku berjalan menuju kearah Dicky
dan Serena.
“Kalau kau ada disini.. dunia
semakin gempar saja.. bisakah kau berhenti berbicara dan berhenti membuat hati
orang terluka.?”Ucapku.
“Maksudmu apa..?”Tanya Serena.
“Kau..”
“heh..?”
“Kau.. kau adalah orang yang
paling mudah mengkritik dan menghina orang lain. Tapi jika dikritik atau dihina
orang lain kau tidak bisa terima…”Ucapku.
“Apa yang kau maksud itu
diriku..?”Tanya Serena.
“Jika kau sudah tau bagaimana
itu rasanya dihina orang lain.. kenapa kau masih menghinanya..? kau tau
bagaimana rasanya..? itu seperti berjalan diatas kotoran anjing.. berkata
seenaknya tanpa mengetahui perasaan orang itu..”Ucapku. aku berbalik arah dan
berjalan meninggalkan mereka.
“Aku tau.. kau berbicara tentang
diriku.. aku tau bagaimana rasanya dihina.. kau tau..? sejak Mama dan Papa pergi.. Aku selalu
dibilang anak yang tidak punya orang tua.. kau tau bagaimana rasanya..? seperti
jatuh diatas langit dan kau tak bisa menggapai kembali langit itu. Meskipun
sekarang aku sudah popular di sekolah. Tapi masih banyak yang mengucapkan hal
itu kepadaku..”Ucap Serena. Matanya berkaca – kaca.
“Lalu.. jika kau tau bagaimana
rasanya kenapa kau masih melakukannya..?”Ucapku sambil meninggalkan mereka.
“Kau tidak pernah mengerti
menjadi diriku..!! kau Kakak paling jahat yang pernah aku kenal..!!”Teriak
Serena.
“Udah udah.. Serena.. udah..!”Ucap
Dicky. Serena hanya meneteskan air mata.
“Gadis bodoh..!”Gumamku.
Aku berjalan menuju kamar Mela. Aku
yakin hatinya pasti sakit. Karena aku pernah merasakan hal yang sama seperti
Mela. Aku teringat saat Mama dan Papa….
“Apa kau didalam..?”Tanyaku dari
luar pintu.
“..” tidak ada suara.
Kubuka pintu kamarnya. Dan
ternyata Mela tidur di-bednya. Kuselimuti dia dengan selimutnya.
“Kau sudah tidur..”Ucapku.
Aku berjalan menuju jendela
kamarnya. Memandangi langit malam. Dan kembali berjalan menuju kursi didepan
bednya dan duduk disana.
“Kau tau..? kau sudah
membahanyakan nyawa keluargaku. Kedua orang tuamu sudah terbunuh.. dan kau
dirawat disini. Bersama orang tuaku.. tapi pemberontakan terjadi.. saat Serena
dan Dicky sedang sekolah. Serena sedang masuk kelas 3 SD, dan Dicky sedang
masuk kelas 2 SMP. Sedang aku seharusnya masuk kelas 6 SD. Kau dan Serena sama.
Satu kelas. Bahkan sampai sekarang kalian berada dikelas yang sama walaupun
berbeda sekolah. Secara kebetulan aku dan dirimu sakit secara bersamaan. Waktu
itu wajahku pucat. Aku hanya bisa berbaring lemah sambil menjagamu setelah
meminum obat. Kedua orang tuaku seang sarapan pagi di lantai bawah. Kau tau..??
rasanya lemas..”Ucapku. aku mengelus rambutnya. Dia sangat cantik saat
tertidur.
“aku mendengar suara tembakan di
lantai bawah. Sangat keras.. aku bingung.. apa yang terjadi.. aku
menyembunyikanmu didalam lemari pakaian yang hanya berisi sdikit. Kemudian aku
turun. Perlahan aku melihat dengan mataku sendiri. Tidak tau harus bagaimana…
aku hanya bisa berlari menyelamatkan kedua orang tuaku. Tapi aku gagal..
penjahat itu terlanjur membunuh mereka. Tragis.. karena aku berteriak. Penjahat
itu berbalik badan dan melihatku. Mereka menembakku. Mereka mengira aku adalah
dirimu.. yang mereka cari untuk mereka bunuh… peluru rasanya merasuk kedalam
tubuhku.. aku tak bisa melihat apapun.. tapi polisi datang terlambat.. mereka
tak menemukan penjahat itu..”Ucapku sambil berdiri dan melihat lihat buku buku
comic di raknya.
“Bahkan sampai sekarang aku
tidak mengerti.. kenapa penjahat itu mengincar nyawa keluargamu.. dan akhirnya
merenggut nyawa kedua orang tuaku.. aku takut jika suatu saat nanti kedua
penjahat itu kembali meneror keluarga ini. Memastika kau masih hidup atau sudah
mati..”Ucapku.
“Kau tau..? kau tinggal disini
bukan hanya merebut kamar Serena. Tapi kau juga merebut kasih sayang dari orang
tua kami.. kau seperti anak anjing yang sedang berdiri dijalan menunggu
pengasuh baru hingga memberimu makan hanya karena disisi lain kau sedang lapar.
Dan akhirnya aku bisa memaklumimu..”Ucapku sambil keluar dari kamar itu.
Mela bangun dan duduk di
bed-nya. Dia melihatku pergi dan menutup kamar.
“Apa kau berkata seperti karena
kau memotivasiku dan berada dipihakku atau kau ingin aku mengembalikan semua
kebahagiaan kalian..?”Gumam Mela.
“Tiga
hari lagi rumah akan kosong.. aku Kau Dicky dan Serena akan kembali ke asrama. Dan
rumah ini akan diurus tantemu. Aku berharap aku bisa kabur dari asrama dan
meninggalkan mereka semua.”Ucapnya.
Aku berjalan menuruni tangga. Bagaimana
bisa aku menghiburnya seperti itu..? tapi.. Mela memang anak tegar. Dibalik
wajah cantiknya dan senyuman manisnya yang tulus.. aku bisa melihat kalau dia
memang gadis baik baik.
“Hey.. Kau.. cepat kemari!”Teriak
Dicky ke arahku sambil melambaikan tangannya ke arahku.aku segera berjalan
kearahnya. Kulihat Serena sedang duduk di sofa. Dia bersedekap dan sedang
bergumam sesuatu. Mulutnya bergoyang goyang seperti orang yang sedang kesal.
“Ada apa..?”Tanyaku sambil duduk
disofa depan Serena dan membuka sebuah Koran.
“Malem malem baca Koran.. kayak
pengangguran aja..”Uap Serena.
“Aku memang pengangguran.. aku
pelajaran yang haus informasi.. lagipula tidak salah jika aku membaca Koran
seni.. aku kan sekolah jurusan seni..”Jawabku santai sambil membaca Koran.
“Hey hey. Hentikan itu..!! hari
ini adalah puncaknya… kenapa setiap hari kalian buatku pusing..? setiap hari bertarung dengan kata kata..
sekarang.. berbaikanlah!”Bentak Dicky.
“Kenapa harus begitu..?”Tanya
Serena.
“Aku yang paling tua disini..!!
aku harus menjaga kalian.! Apa kalian tidak mengerti juga.. kalian saudara..
kenapa tidak berdamai saja..?~!!”Bentak Dicky.
Aku masih tidak
memperdulikannya. Sku hanya membaca Koran dan menegukk the yang dari tadi ku
tarus diatas meja.
“Kenapa kalian ini..?!! aku
tidak mau tau.. yang jelas hari ini juga kalian harus sudah berdamai…!! Dan kau
.. kau harus minta maaf kepada Mela..!”Ucap Dicky sambil menunjuk kearah Serena.
Dicky akhirnya meninggalkan kamu berdua.
Serena mebekuk kakinya dan
memeluknya. Dia memandangiku.
“Apakah seperti itu dirimu..?”Tanya
Serena.
“maksudmu..?”Tanyaku sambil
melipat Koran dan menaruhnya di atas kursi. Mengambil novel yang tergeletak di
meja dan membacanya.
“Apakah kau memang pria yang
sangat dingin dan akhirnya membuat orang sangat jengkel dan kecewa padamu..?”Tanya
Serena.
“Apakah itu yang kau pikirkan..?”Tanyaku.
“Kau tetap saja seperti itu..!!”Bentak
Serena. Aku tersentak dan akhirnya melihat kearah Serena. Menghentikan
aktivitas membaca novelku. Kupikir dia menangis. Matanya berkaca – kaca.
“Apa maksudmu..?”Tanyaku.
“Kau selalu berlagak dingin. Tanpa
melihat dan mengerti perasaanku.. Apa kau pernah tau kapan aku jatuh..? apa kau
pernah tau kapan aku terluka?!! Kau tidak mengerti.. kau menganggapku sampah..
berdiri dengan muka datar dan sifat dinginmu dan berkata ‘kau memang tidak
pantas menajdi seorang girlband’ ‘kau selalu saja berlatih keras padahal kau
tidak mampu melakukannya’ ‘kau itu memang bodoh!’ Kau tau..? karena ucapanmu itu
hidupku tidak karuan. Aku merasa memang tidak pantas hidup.. aku tidak pantas
menjadi adikmu,,! Aku lebih pantas untuk mati saja..!!”Ucapnya sambil
meneteskan air mata.
aku pindah posisi duduk menjadi
semakin dekat dengan Serena. Tepatnya satu meter didepannya.
“Apa aku seburuk itu..?”Tanyaku.
Serena berdiri.
“Kenapa kau masih belagak bego’
? itu adalah aku! Aku memang orang buruk!! Sejak kapan aku berfikir seperti
itu..? sejak kau berkata bahwa aku memang tidak memiliki bakat apapun.. ! tapi
sekarang aku sudah belajar. Aku yakin sebentar lagi akan berakhir!! Aku akan
segera Mati!!”Ucap Serena sambil meneteskan air mata. Tetesan air matanya jatuh
ke Pipi ku. Aku bisa merasakan tetesan air mata yang tulus dari adik kandungku
sendiri. Aku berdiri dan memeluknya.
“Aku hanya ingin memotivasimu..”Jawabku.
“Tapi kenapa harus sepedas
itu..!! kau buatku patah semangat,. Kau tidak member jalan terbaik..! kau sudah
membuatku menjadi lebih buruk!”Bentak Serena dalam pelukanku.
“Tenanglah.. seburuk apapun
dirimu.. aku masih menyayangimu sebagai seorang adik..”Jawabku.
“Sungguh..?”Tanya Serena.
Aku hanya
mengangguk. Serena semakin erat memelukku. Entah mengapa.. aku laki – laki..
tapi bagaimana bisa secara tidak sengaja aku melukai hati adikku sendiri..? aku
sungguh menyesal…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar