Mela masih
terpikir dengan kondisi Steve. Masih teringat dalam bayangannya tentang
kejadian yang bari saja dia alami semalam. Ketika dia memeluk Steve dan
kemudian punggung Steve berdarah. Sebenarnya ada apa ini..???, pikirnya. Dia
bergegas merapikan seragam sekolahnya, mengambil tas dan pergi menuju kamar
Steve.
“Apa kau
akan masuk hari ini?”Tanya Mela saat membuka pintu kamar Steve. Melihat Steve
sedang memakai seragam putihnya itu dengan melihat punggungnya itu. Dia baru
menyadari, luka yang semalam hanya goresan kecil melingkar seperti kerekena
api.. tapi ini berbeda. Mela melihat seperti ada dua bekas goresan memanjang
kebawah yang sejajar.
“Apa kau
yakin kau akan masuk sekolah..?”Tanya Mela.
“Yeah..
kenapa?”Tanya Steve sambil memakai rompi sekolah. Ketika Steve hendak mengambil
tasnya Mela menyahut tas itu.
“Biar aku
saja yang bawa..”Ucap Mela sambil kebingungan dan berjalan keluar kamar.
“Kenapa? Aku
tidak papa..”Ucap Steve.
“Aku
melihat punggungmu semakin parah.. sepulang sekolah kita harus ke dokter”Ucap
Mela.
“Tidak
perlu. Sepulang sekolah kau ikut aku saja kerumahku.. aku harus menemui
ayahku..”Ucap Steve.
“Untuk apa?”Tanya
Mela.
“Kau pikir
aku tidak merindukan ayahku..?”Ucap Steve mencari alibi yang tepat.
“Hmm..
baiklah.. tapi sungguh kau tidak papa?? Biarkan aku saja yang menyetir”Ucap
Mela.
“Hmm..
baiklah.. kau perempuan yang cukup tangguh juga”Ucap Steve sambil masuk kedalam
mobil.
^^^
“Biar
kubawa sendiri tas ku”Ucap Steve menarik tas nya.
“Tidak
perlu.! Punggung mu masih sakit! Aku benci melihat orang lain terluka. Jadi
diamlah!”Bentak Mela. Akhirnya Steve meng iya kan ucapan Mela. Semua murid
memandangi mereka berdua. Melihat Steve yang berjalan dengan sedikit merintih
sakit dan Mela yang membawa tas Steve.
“Kalian
saudara kan?”Tanya Vero.
“Lantas
kenapa kalian berpelukan seperti layaknya sepasang kekasih? Bukan seperti
saudara?”Tanya Vero.
“Bagaimana
kau mengetahuinya?”Tanya Steve.
“Kita
clubbing di tempat yang sama”Ucap Vero.
“Apa kau
harus mengikutiku seharian?”Tanya Steve.
“Aku
menyukaimu.. dan kau! kau bilaang dia saudaramu.. kenapa kau jadi menyukainya?!”Bentak
Vero.
“Sungguh
aku tidak pernah menyukainya..”Ucap Mela.
“Kau tidak
perlu berbohong lagi padaku..”Sahut vero setelahh menampar Mela. Semua murid
bergerombol melihat kami. Steve hanya terpaku melihat Vero menampar Mela.
“Apa kau
ingin kupukul lagi..?!”Ucap Vero sambil melontarkan pukulan kewajahnya. Tapi pukulan
Vero terhalang oleh punggung Steve. Steve hanya merintih kecil kesakitan ketika
lukanya dipukul.
“Steve…”Ucap
Vero pelan. Steve berbalik arah.
“Jangan
pernah melukai saudaraku”Ucap Steve dan menarik Mela pergi masuk kedalam kelas.
Mendengar ucapan itu Mela merasa seperti Steve tulus mengatakannya.
“Punggungmu
tidak papa?”Tanya Mela.
“Aku rasa
darahnya kembali keluar”Jawab Steve. Memang.. darah keluar di lukanya yang
belum sembuh itu.
“Lalu
bagaimana?”Tanya Mela.
“Diamlah
dan anggap tidak terjadi apa apa”Ucap Steve sambil menahan sakit.
“Tapi..”
“Sudah
jangan khawatirkan aku. Menghadaplah kedepan. Sebentar lagi jam peajaran segera
dimulai”Ucap Steve.
^^^
Bisa kah
kau tunggu aku di sini dulu.. kunci mobilnya sebelum aku kembali. Aku tidak mau
Vero datang dan memukulmu lagi”Ucap Stdve.
“Kau mau
kemana?”Tanya Mela. Namun Steve tidak menjawabnya. Mela segera mengunci pintu
mobil usai Steve keluar.
Steve
berjalan ke belakang mobil. Setelah memastikan tidak ada siapapun yang
melihatnya, dia memencet nomor ponsel Ayahnya.
“Halo?”
“Ayah..
kita harus bertemu. Tunggu aku disana.”Ucap Steve dan langsung mematikan ponsel
dan langsung kembali masuk kedalam mobil. Tanpa bertanya lagi dimana Ayahnya
berada dia sudah mengerti. Pasti sedang bersama Detective Chang di sebuah
markas.
“Hey. Bukannya
ini… apa kau sungguh sungguh ingin bertemu ayahmu?”Tanya Mela.
“Ya.. aku
merindukannya”Jawab Steve.
Sesampainya
di sana. Steve dan Mela langsung masuk. Melihat Detective Chang sedang meminum
kopi dan duduk sambil meihat rekaman kamera sisi tv.
“Paman
Chang..”Ucap Steve.
“Oh.. Hi..
Kenapa kalian kemari?”Tanya Detective Chang.
“Aku ingin
bertemu ayahku sebentar. Dimana dia?”Tanya Steve.
“Dia sedang
di toilet sebentar lagi datang. Duduklah”Ucap Chang. Mela dan Steve pun duduk. Selang
waktu beberapa menit Ayah Steve keluar dari toilet.
“Kau lama
sekali”Ucap Steve.
“Bolehkah
kami berbicara sebentar.. di ruang yang tertutup?”Tanya Steve.
“Biar
ayahmu yang menuntunmu”Jawab Chang.
“Kau tidak
merindukanku? Seminggu tak bertemu denganku”Tanya Chang kepaada anaknya itu.
Steve dan Ayahnya memasuki sebuh ruangan kosong.
“kuberitahu
padamu. Aku bingung harus bercerita kepada siapa. Tapi ketika gadis itu
menyentuh punggungku sayap ku ingin keluar. Aku tak mau rahasiaku terbongkar,
saat aku mencoba menolak sayapku untuk keluar justru aku mulai kesakita..”Ucap
Steve.
“Apa..? kau
menolak sayapmu untuk keluar? Coba kulihat?”Tanya Ayah palsunya itu sambil
membuka seragam Steve.
“Bagus..
sekarang sayapmu dalam bahaya.”Ucap Ayah Steve.
“Lalu aku
harus bagaimana?”Tanya Steve.
“Tidak
ada.. cukup jangan pernah kau keluarkan sayapmu. Dan jangan sampai dia menyentuh
punggungmu lagi”Ucap Ayah palsunya itu yang sering disebut dengan Detective
Seth.
“Sampai
kapan?”Tanya Steve.
“Kalau kau
tak mau sayapmu rusak, jangan pernah mengeluarkan sayapmu sampai benar benar
sembuh total. Aku akan memasang perban. Dan ini ada obat untuk lukamu itu.”Ucap
Seth sambil memberikan sebuah obat dan memperban punggung Steve.
“Hati –
hati lah.. jangan sampai sayapmu keluar sampai kau benar- benar sembuh.”Ucap
Seth.
“Baik aku
mengerti”Ucap Steve.
“Ada
lingkarang ungu.. apa ini?”Tanya Seth.
“Dasar kau
ini masih sama seperti yang dulu.. baiklah.. kau harus pergi sebelum mereka
curiga”Ucap Seth.
“Hmm.. akku
tau”Jawab Steve sambil keluar dari ruangan.
“Mela.. ayo
pulang..”Ucap Steve.
“Hmm..
baiklah.. aku pulang dulu ayah”Ucap Mela. Steve dan Mela pun kembali pulang.
“Tadi kau
bicara apa..? pasti tentang punggungmu.. terlihat dari sini kau tambak lebih
besar.. pasti di perban oleh ayah mu kan?”Tanya Mela.
“Diamlah”Ucap
Steve.
“Tapi..
bagaimana keadaan punggungmu? Apa sudah lebih baik?”Tanya Mela.
“Yeah..
mungkin begitu”Jawab Steve.
“Boleh ku
sentuh dan melihatnya?”Tanya Mela.
“Tidak
jangan!”Ucap Steve.
“Aku
mengerti.. aku kan hanya bercanda..”Ucap Mela dengan tersenyum manis. Steve
sendiri tidak mengerti. Dia memiliki kekuatan untuk menghilangkan luka tusuk
atau luka oleh benda yng bisa membuat tubuhnya mengelurkan darah. Tapi kenapa
kekuatan ini tudak bekerja pada punggungnya..? dia bisa terkena luka pisau,
tapi itu akan sembuh dalam sekejap saja. Tapi kenapa punggungnya tidak bisa..??
“Kau
memikirkan apa?”Tanya Mela.
“Tidak..
hanya memikirkanmu”Jawab Steve mengada – ada.
“Kau
menyukaiku?”Tanya Mela.
“Kepalamu
terlalu besar!”Jawab Steve dengan senyuman.
“Heeehhh,…!
Dasar kau”Ucap Mela dengan candanya. Entah mengapa sang penulis merasa senang
ketika mereka berdua bersama akur satu sama lain.. hmmm.. teruskan sampai
begini!! #DasarPenulisGila. #Tiiiitt
^^^
Steve
menguras aquarium milik Mela. Dengan bermain air dan terkadang memandangi kura –
kura kecil dan lucu itu.
“Kau tak
perlu menguras itu lagi”Ucap Mela.
“Kenaapa?”Tanya
Steve.
“Tidak
Papa.. aku hanya khawatir terhadap punggungmu”Jawab Mela.
“Apa
hubungannya?”Tanya Steve.
“ayolah..
bodyguard seperti mu itu perlu sedikit refreshing,,!”Ucap Mela.
“Hmm..
baiklah.. aku mengerti maksudmu..”Ucap Steve..
“Bagus..
ganti bajumu.. ku tunggu di ruang bawah”Ucap Mela.
“Apa kita
akan clubbing di tempat yang sama?”Tanya Steve.
“Cepat
sekali kau mengganti pakaianmu.. kalau begitu ayo!”Ucap Mela. Mobil melaju
dengan cepat.
“Apa kita
bertemu lagi..?”Tanya Vero dan neng nya itu.
“Mungkin
yang kutemui sekarang ini adalah iblis”Jawab Mela.
“Hey..!
sejak kapan kau berani melawanku?”Tanya Vero.
“Baru
saja..”Jawab Mela.
“Mel. Udah
ayo masuk”Ucap Steve sambil menarik tangan Mela untuk masuk. Namun Steve
melihat Vero sepeti merencanakan sesuatu. Steve menghiraukan hal itu.
^^^
“Ini sudah
tengah malam..tempat ini sudah mulai sepi.. ayo kita pulang..?”Tanya Steve.
“Tunggu..
aku akan ke atas dulu..”Ucap Mela.
“Untuk apa?”Tanya
Steve.
“Toilet
dibawah rusak, aku akan merapikan make up ku dulu”Jawab Mela.
“Heh..
dasar perempuan.. baik lah.. ku tunggu di luar”Jawab Steve. Mela mengangguk dan
menuju toilet di lantai atas. Dia
merapikan make upnya yang sudha luntur itu.
“Mempercantik
diri.. supaya dia makin cinta ya”Ucap Vero.
“Kenapa kau
ada disini?”Tanya Mela.
“Seharusnya
aku yang Tanya padamu.. kenapa kau merebut gebetan ku!”Ucap Vero sambil
menjambak rambut Mela dan menyungkurkan Mela ke lantai. Memukul in Mela terus
dan terus. Mela sedikit melawan namun akhirnya tidak. Karena dia sudah tidak
kuat lagi.
Sementara
itu, Steve yang sudah menunggu Mela bingung di dalam mobil. Apa yang membuat
Mela jadi selama ini..?, pikir Steve. Kemudian dia keluar dari mobil dan
menatap keatas. Dan kembali melihan jalanan. Tampak sepi dihilatnya. Tiba –
tiba saja dia mendengar suara Mela menjerit dan membuat Steve menoleh keatas.
“Mela..”,
Pikirnya. Vero menlepaskan Tali yang diikatnya ditangan Mela. Membuat Mela
terjun dari lantai atas itu. Steve dengan cepat dan tanpa berfikir lagi
langsung merebahkan sayap berwarna ungunya itu dan menangkap Mela. Perban yang
ada di punggungnya terjatuh dan darah keluar begitu saja. Mela terdiam dan
kaget. Steve menghapus air mata Mela. Sementara Vero tercengang melihat semua
ini. Seakan tidak percaya dengan yang ada didepan matanya. Hal ini begitu mudah
untuk Steve. Begitu Steve memasukkan Mela kedalam mobil, Steve langsung
menghampiri Vero dan menatap matanya. Sebuah kecupan manis di pipinya untuk
membuat vero melupakan semua yang terjadi. Dan Steve menghilang.
“Apa tadi
malaikat..?”pikir Vero.
“Apa yang
kulakukan disini..? Aku lupa.”Ucap Vero dan kembali turun ke bar.
Steve turun
perlahan dan mendekati Mela.
“Apa itu
kau..? Sayapmu..”Ucap Mela.
“Kau bicara
apa..? kau tak sadarkan diri.”Jawab Steve.
“Jelas
sekali aku melihat kau dengan sayapmu..”Ucap Mela.
“Wajah mu
babak belur. Bagaimana caraku menyampaikan kepada Detective.”Ucap Steve.
“Jangan
mengelah..! kau bukan manusia kan..aku tau dan itu sudah menjadi bukti bahwa
sayapmu keluar”Ucap Mela sambil menunjuuk kea rah Perban Steve yang terjatuh
tadi.
“Sekarang
lihatlah..! punggungmu berdarah lagi.. apa yang harus kita lakukan..!? dan..
kau.. kau siapa.. sam..”
Sebuah
ciuman tipis dari Steve mendarat di bibir Mela. Membuat Mela lupa akan semuanya
tentang sayap itu.
“Kenapa kau
menciumku lagi.. apa yang kau lakukan disini? Kenapa kau tidak menolongku..!”Bentak
Mela.
“Sudah
kuduga kau akan mengatakan hal itu, sudah ayo pulang, kau pasti akan di marahi
Detective”Ucap Steve sambil masuk kedalam mobil. Tak sengaja dilihat oleh Mela
punggung Steve yang berdarah.. Mela menangis menatap punggung Steve.
“Hey..!
kenapa kau tidak masuk juga.. kenapa kau menangis..?”Tanya Steve.
“Kenapa kau
tidak bilang kalau kau sudah menyelamatkanku..? aku tidak mau punggungmu
terluka lagi karena diriku..”Ucap Mela. Isakan tangis Mela terdengar jelas di
telinga Steve.
“Kau tak
perlu mengkhawatirkanku.. itu memang tugasku sebagai bodyguard mu”Ucap Steve.
“Tapi Dion
tidak pernah separah ini!”Ucap Mela.
“Sudahlah..
kau jangan menangis.. aku yakin luka ini pasti sembuh.. cepat masuk.. ayo
masuk.. kita harus pulang..”Ucap Steve. Mela pun mengusap air matanya dan masuk
kedalam mobil.
“Maafkan
aku..”Ucap Mela.
“Untuk apa..?”Tanya
Steve sambil konsentrasi menyetir mobil.
“hari ini
Ayah pulang. Dan mungkin saja ayahmu ikut kesini. Karena mereka akan menginap
disini. Aku tidak tau harus bagaimana.. tapi mungkin kau akan terkena hukuman”Ucap
Mela.
“Kau tak
perlu khawatir.. aku mengerti akan hal itu”Jawab Steve.
“Terkadang
kau begitu baik sekali padaku”pikir Mela.
^^^