Sabtu, 26 Januari 2013

Angel Ang The Purple Wings [[4]]



 EMPAT
Mela masih terpikir dengan kondisi Steve. Masih teringat dalam bayangannya tentang kejadian yang bari saja dia alami semalam. Ketika dia memeluk Steve dan kemudian punggung Steve berdarah. Sebenarnya ada apa ini..???, pikirnya. Dia bergegas merapikan seragam sekolahnya, mengambil tas dan pergi menuju kamar Steve.
“Apa kau akan masuk hari ini?”Tanya Mela saat membuka pintu kamar Steve. Melihat Steve sedang memakai seragam putihnya itu dengan melihat punggungnya itu. Dia baru menyadari, luka yang semalam hanya goresan kecil melingkar seperti kerekena api.. tapi ini berbeda. Mela melihat seperti ada dua bekas goresan memanjang kebawah yang sejajar.
“Apa kau yakin kau akan masuk sekolah..?”Tanya Mela.
“Yeah.. kenapa?”Tanya Steve sambil memakai rompi sekolah. Ketika Steve hendak mengambil tasnya Mela menyahut tas itu.
“Biar aku saja yang bawa..”Ucap Mela sambil kebingungan dan berjalan keluar kamar.
“Kenapa? Aku tidak papa..”Ucap Steve.
“Aku melihat punggungmu semakin parah.. sepulang sekolah kita harus ke dokter”Ucap Mela.
“Tidak perlu. Sepulang sekolah kau ikut aku saja kerumahku.. aku harus menemui ayahku..”Ucap Steve.
“Untuk apa?”Tanya Mela.
“Kau pikir aku tidak merindukan ayahku..?”Ucap Steve mencari alibi yang tepat.
“Hmm.. baiklah.. tapi sungguh kau tidak papa?? Biarkan aku saja yang menyetir”Ucap Mela.
“Hmm.. baiklah.. kau perempuan yang cukup tangguh juga”Ucap Steve sambil masuk kedalam mobil.
^^^
“Biar kubawa sendiri tas ku”Ucap Steve menarik tas nya.
“Tidak perlu.! Punggung mu masih sakit! Aku benci melihat orang lain terluka. Jadi diamlah!”Bentak Mela. Akhirnya Steve meng iya kan ucapan Mela. Semua murid memandangi mereka berdua. Melihat Steve yang berjalan dengan sedikit merintih sakit dan Mela yang membawa tas Steve.
“Kalian saudara kan?”Tanya Vero.
“Lantas kenapa kalian berpelukan seperti layaknya sepasang kekasih? Bukan seperti saudara?”Tanya Vero.
“Bagaimana kau mengetahuinya?”Tanya Steve.
“Kita clubbing di tempat yang sama”Ucap Vero.
“Apa kau harus mengikutiku seharian?”Tanya Steve.
“Aku menyukaimu.. dan kau! kau bilaang dia saudaramu.. kenapa kau jadi menyukainya?!”Bentak Vero.
“Sungguh aku tidak pernah menyukainya..”Ucap Mela.
“Kau tidak perlu berbohong lagi padaku..”Sahut vero setelahh menampar Mela. Semua murid bergerombol melihat kami. Steve hanya terpaku melihat Vero menampar Mela.
“Apa kau ingin kupukul lagi..?!”Ucap Vero sambil melontarkan pukulan kewajahnya. Tapi pukulan Vero terhalang oleh punggung Steve. Steve hanya merintih kecil kesakitan ketika lukanya dipukul.
“Steve…”Ucap Vero pelan. Steve berbalik arah.
“Jangan pernah melukai saudaraku”Ucap Steve dan menarik Mela pergi masuk kedalam kelas. Mendengar ucapan itu Mela merasa seperti Steve tulus mengatakannya.
“Punggungmu tidak papa?”Tanya Mela.
“Aku rasa darahnya kembali keluar”Jawab Steve. Memang.. darah keluar di lukanya yang belum sembuh itu.
“Lalu bagaimana?”Tanya Mela.
“Diamlah dan anggap tidak terjadi apa apa”Ucap Steve sambil menahan sakit.
“Tapi..”
“Sudah jangan khawatirkan aku. Menghadaplah kedepan. Sebentar lagi jam peajaran segera dimulai”Ucap Steve.
^^^
Bisa kah kau tunggu aku di sini dulu.. kunci mobilnya sebelum aku kembali. Aku tidak mau Vero datang dan memukulmu lagi”Ucap Stdve.
“Kau mau kemana?”Tanya Mela. Namun Steve tidak menjawabnya. Mela segera mengunci pintu mobil usai Steve keluar.
Steve berjalan ke belakang mobil. Setelah memastikan tidak ada siapapun yang melihatnya, dia memencet nomor ponsel Ayahnya.
“Halo?”
“Ayah.. kita harus bertemu. Tunggu aku disana.”Ucap Steve dan langsung mematikan ponsel dan langsung kembali masuk kedalam mobil. Tanpa bertanya lagi dimana Ayahnya berada dia sudah mengerti. Pasti sedang bersama Detective Chang di sebuah markas.
“Hey. Bukannya ini… apa kau sungguh sungguh ingin bertemu ayahmu?”Tanya Mela.
“Ya.. aku merindukannya”Jawab Steve.
Sesampainya di sana. Steve dan Mela langsung masuk. Melihat Detective Chang sedang meminum kopi dan duduk sambil meihat rekaman kamera sisi tv.
“Paman Chang..”Ucap Steve.
“Oh.. Hi.. Kenapa kalian kemari?”Tanya Detective Chang.
“Aku ingin bertemu ayahku sebentar. Dimana dia?”Tanya Steve.
“Dia sedang di toilet sebentar lagi datang. Duduklah”Ucap Chang. Mela dan Steve pun duduk. Selang waktu beberapa menit Ayah Steve keluar dari toilet.
“Kau lama sekali”Ucap Steve.
“Bolehkah kami berbicara sebentar.. di ruang yang tertutup?”Tanya Steve.
“Biar ayahmu yang menuntunmu”Jawab Chang.
“Kau tidak merindukanku? Seminggu tak bertemu denganku”Tanya Chang kepaada anaknya itu. Steve dan Ayahnya memasuki sebuh ruangan kosong.
“kuberitahu padamu. Aku bingung harus bercerita kepada siapa. Tapi ketika gadis itu menyentuh punggungku sayap ku ingin keluar. Aku tak mau rahasiaku terbongkar, saat aku mencoba menolak sayapku untuk keluar justru aku mulai kesakita..”Ucap Steve.
“Apa..? kau menolak sayapmu untuk keluar? Coba kulihat?”Tanya Ayah palsunya itu sambil membuka seragam Steve.
“Bagus.. sekarang sayapmu dalam bahaya.”Ucap Ayah Steve.
“Lalu aku harus bagaimana?”Tanya Steve.
“Tidak ada.. cukup jangan pernah kau keluarkan sayapmu. Dan jangan sampai dia menyentuh punggungmu lagi”Ucap Ayah palsunya itu yang sering disebut dengan Detective Seth.
“Sampai kapan?”Tanya Steve.
“Kalau kau tak mau sayapmu rusak, jangan pernah mengeluarkan sayapmu sampai benar benar sembuh total. Aku akan memasang perban. Dan ini ada obat untuk lukamu itu.”Ucap Seth sambil memberikan sebuah obat dan memperban punggung Steve.
“Hati – hati lah.. jangan sampai sayapmu keluar sampai kau benar- benar sembuh.”Ucap Seth.
“Baik aku mengerti”Ucap Steve.
“Ada lingkarang ungu.. apa ini?”Tanya Seth.
“Ituluka tersendiri. Pukulan gadis”Jawab Steve dengan tersenyum
“Dasar kau ini masih sama seperti yang dulu.. baiklah.. kau harus pergi sebelum mereka curiga”Ucap Seth.
“Hmm.. akku tau”Jawab Steve sambil keluar dari ruangan.
“Mela.. ayo pulang..”Ucap Steve.
“Hmm.. baiklah.. aku pulang dulu ayah”Ucap Mela. Steve dan Mela pun kembali pulang.
“Tadi kau bicara apa..? pasti tentang punggungmu.. terlihat dari sini kau tambak lebih besar.. pasti di perban oleh ayah mu kan?”Tanya Mela.
“Diamlah”Ucap Steve.
“Tapi.. bagaimana keadaan punggungmu? Apa sudah lebih baik?”Tanya Mela.
“Yeah.. mungkin begitu”Jawab Steve.
“Boleh ku sentuh dan melihatnya?”Tanya Mela.
“Tidak jangan!”Ucap Steve.
“Aku mengerti.. aku kan hanya bercanda..”Ucap Mela dengan tersenyum manis. Steve sendiri tidak mengerti. Dia memiliki kekuatan untuk menghilangkan luka tusuk atau luka oleh benda yng bisa membuat tubuhnya mengelurkan darah. Tapi kenapa kekuatan ini tudak bekerja pada punggungnya..? dia bisa terkena luka pisau, tapi itu akan sembuh dalam sekejap saja. Tapi kenapa punggungnya tidak bisa..??
“Kau memikirkan apa?”Tanya Mela.
“Tidak.. hanya memikirkanmu”Jawab Steve mengada – ada.
“Kau menyukaiku?”Tanya Mela.
“Kepalamu terlalu besar!”Jawab Steve dengan senyuman.
“Heeehhh,…! Dasar kau”Ucap Mela dengan candanya. Entah mengapa sang penulis merasa senang ketika mereka berdua bersama akur satu sama lain.. hmmm.. teruskan sampai begini!! #DasarPenulisGila. #Tiiiitt
^^^
Steve menguras aquarium milik Mela. Dengan bermain air dan terkadang memandangi kura – kura kecil dan lucu itu.
“Kau tak perlu menguras itu lagi”Ucap Mela.
“Kenaapa?”Tanya Steve.
“Tidak Papa.. aku hanya khawatir terhadap punggungmu”Jawab Mela.
“Apa hubungannya?”Tanya Steve.
“ayolah.. bodyguard seperti mu itu perlu sedikit refreshing,,!”Ucap Mela.
“Hmm.. baiklah.. aku mengerti maksudmu..”Ucap Steve..
“Bagus.. ganti bajumu.. ku tunggu di ruang bawah”Ucap Mela.
“Apa kita akan clubbing di tempat yang sama?”Tanya Steve.
“Cepat sekali kau mengganti pakaianmu.. kalau begitu ayo!”Ucap Mela. Mobil melaju dengan cepat.
“Apa kita bertemu lagi..?”Tanya Vero dan neng nya itu.
“Mungkin yang kutemui sekarang ini adalah iblis”Jawab Mela.
“Hey..! sejak kapan kau berani melawanku?”Tanya Vero.
“Baru saja..”Jawab Mela.
“Mel. Udah ayo masuk”Ucap Steve sambil menarik tangan Mela untuk masuk. Namun Steve melihat Vero sepeti merencanakan sesuatu. Steve menghiraukan hal itu.
^^^
“Ini sudah tengah malam..tempat ini sudah mulai sepi.. ayo kita pulang..?”Tanya Steve.
“Tunggu.. aku akan ke atas dulu..”Ucap Mela.
“Untuk apa?”Tanya Steve.
“Toilet dibawah rusak, aku akan merapikan make up ku dulu”Jawab Mela.
“Heh.. dasar perempuan.. baik lah.. ku tunggu di luar”Jawab Steve. Mela mengangguk dan menuju toilet di lantai atas. Dia  merapikan make upnya yang sudha luntur itu.
“Mempercantik diri.. supaya dia makin cinta ya”Ucap Vero.
“Kenapa kau ada disini?”Tanya Mela.
“Seharusnya aku yang Tanya padamu.. kenapa kau merebut gebetan ku!”Ucap Vero sambil menjambak rambut Mela dan menyungkurkan Mela ke lantai. Memukul in Mela terus dan terus. Mela sedikit melawan namun akhirnya tidak. Karena dia sudah tidak kuat lagi.
Sementara itu, Steve yang sudah menunggu Mela bingung di dalam mobil. Apa yang membuat Mela jadi selama ini..?, pikir Steve. Kemudian dia keluar dari mobil dan menatap keatas. Dan kembali melihan jalanan. Tampak sepi dihilatnya. Tiba – tiba saja dia mendengar suara Mela menjerit dan membuat Steve menoleh keatas.
“Mela..”, Pikirnya. Vero menlepaskan Tali yang diikatnya ditangan Mela. Membuat Mela terjun dari lantai atas itu. Steve dengan cepat dan tanpa berfikir lagi langsung merebahkan sayap berwarna ungunya itu dan menangkap Mela. Perban yang ada di punggungnya terjatuh dan darah keluar begitu saja. Mela terdiam dan kaget. Steve menghapus air mata Mela. Sementara Vero tercengang melihat semua ini. Seakan tidak percaya dengan yang ada didepan matanya. Hal ini begitu mudah untuk Steve. Begitu Steve memasukkan Mela kedalam mobil, Steve langsung menghampiri Vero dan menatap matanya. Sebuah kecupan manis di pipinya untuk membuat vero melupakan semua yang terjadi. Dan Steve menghilang.
“Apa tadi malaikat..?”pikir Vero.
“Apa yang kulakukan disini..? Aku lupa.”Ucap Vero dan kembali turun ke bar.
Steve turun perlahan dan mendekati Mela.
“Apa itu kau..? Sayapmu..”Ucap Mela.
“Kau bicara apa..? kau tak sadarkan diri.”Jawab Steve.
“Jelas sekali aku melihat kau dengan sayapmu..”Ucap Mela.
“Wajah mu babak belur. Bagaimana caraku menyampaikan kepada Detective.”Ucap Steve.
“Jangan mengelah..! kau bukan manusia kan..aku tau dan itu sudah menjadi bukti bahwa sayapmu keluar”Ucap Mela sambil menunjuuk kea rah Perban Steve yang terjatuh tadi.
“Sekarang lihatlah..! punggungmu berdarah lagi.. apa yang harus kita lakukan..!? dan.. kau.. kau siapa.. sam..”
Sebuah ciuman tipis dari Steve mendarat di bibir Mela. Membuat Mela lupa akan semuanya tentang sayap itu.
“Kenapa kau menciumku lagi.. apa yang kau lakukan disini? Kenapa kau tidak menolongku..!”Bentak Mela.
“Sudah kuduga kau akan mengatakan hal itu, sudah ayo pulang, kau pasti akan di marahi Detective”Ucap Steve sambil masuk kedalam mobil. Tak sengaja dilihat oleh Mela punggung Steve yang berdarah.. Mela menangis menatap punggung Steve.
“Hey..! kenapa kau tidak masuk juga.. kenapa kau menangis..?”Tanya Steve.
“Kenapa kau tidak bilang kalau kau sudah menyelamatkanku..? aku tidak mau punggungmu terluka lagi karena diriku..”Ucap Mela. Isakan tangis Mela terdengar jelas di telinga Steve.
“Kau tak perlu mengkhawatirkanku.. itu memang tugasku sebagai bodyguard mu”Ucap Steve.
“Tapi Dion tidak pernah separah ini!”Ucap Mela.
“Sudahlah.. kau jangan menangis.. aku yakin luka ini pasti sembuh.. cepat masuk.. ayo masuk.. kita harus pulang..”Ucap Steve. Mela pun mengusap air matanya dan masuk kedalam mobil.
“Maafkan aku..”Ucap Mela.
“Untuk apa..?”Tanya Steve sambil konsentrasi menyetir mobil.
“hari ini Ayah pulang. Dan mungkin saja ayahmu ikut kesini. Karena mereka akan menginap disini. Aku tidak tau harus bagaimana.. tapi mungkin kau akan terkena hukuman”Ucap Mela.
“Kau tak perlu khawatir.. aku mengerti akan hal itu”Jawab Steve.
“Terkadang kau begitu baik sekali padaku”pikir Mela.
^^^

Angel And The Purple Wings [[3]]










TIGA
Malam yang kelam ini membuat Steve tak bisa larut dalam tidurnya.Dia hanya duduk di jendela kamarnya.Memandangi langit yang dihiasi sedikit bintang bersama seorang bulan.Malam itu hujan turun dengan deras.Suara gemericik hujan deras jelas terdengar.Apalagi dia duduk di jendela dan kakinya kerkena tetesan air hujan.Tiba – tiba saja ponselnya berbunyi.“Aldi?”Pikirnya.
“Halo?”Tanya Steve.
“Steve, kau bilang kau hanya libur satu bulan, tapi kenapa kau tidak masuk juga?Ini sudah lebih dari dua minggu”Ucap Aldi.
“Aku minta maaf..aku lupa untuk memberitahumu.. aku sudah pindah sekolah”Ucap Steve.
“Kenapa kau tidak bilang?Aku, John, dan Indri..kami merindukanmu.. hah.. dasar kau ini”Ucap Aldi.
“Aku sendiri juga tidak mengerti kenapa sampai seperti ini, tapi aku harus pindah..ayaku ada tugas, jadi aku mencari sekolah yang dekat, supaya tidak jauh lagi”Ucap Steve.
“Apa kau pindah rumah?”Tanya Aldi.
“Tidak..aku hanya tinggal bersama saudaraku.. ayahku sedang ada tugas di perusahaannya”Ucap Steve.
“Heeeh..kasihan sekali kau.. Ayahmu selalu sibuk dengan perusahaan, sedangkan ibu mu tidak tau kemana..”Ucap Aldi.
“Yah..begitulah.. itulahh takdirku”Ucap Steve. Sebenarnya ibu Steve sudah lama meninggal.Karena Ibu Steve meninggal saat pertempuran keluarga langit.Dan Steve terjatuh dari gendongan sang Ibu.
“Yasudah kalau begitu.Kalau kau baik – baik saja, aku sahabatmu sudah lega”Ucap Aldi.
“Hmm..”Ucap Steve.
“Oh ya, kau harus lebih berhati – hati.Sekarang sedang maraknya pembunuhan berantai.Kemarin keluarga tetanggaku sudah menjadi korbannya, dan keluargaku arus segera pindah untuk mencari aman”Ucap Aldi.
“Apa begitu?Tunggu..sebelum terjadi pembunuhan itu, apa kau tidak melihat sesuatu yang aneh dengan rumah itu?”Tanya Steve.
“Emm..tidak.. Hanya saja, waktu itu mereka sering kedatangan tamu.Mungkin seorang sales minuman atau makanan yang mempromosikan barangnya..”Ucap Aldi.
“Lalu apa sales itu datang setiap hari?”Tanya Steve.
“Aku tidak tau, tapi ada banyak sales yang sering masuk kerumah itu, tapi anenya hanya kerumah itu..entah kenapa tidak kerumah ku atau tetangga yang lainnya”Ucap Aldi. Steve heran.Apakah pembunuh itu menyamar sebagai seorang sales.
“Kira – kira sales yang datang kerumahnya itu ada berapa orang?”Tanya Aldi.
“Aku tidak tau, lagipula apa aku harus menghitungnya setiap hari.Ah, kau ini kenapa sih? Kau suka ya dengan berita semacam ini?”Tanya Aldi.
“Yeah, begitulah”Ucap Steve agar Aldi tidak curiga.
“Yasudah, aku tidur dulu ya..sudah jam 12 malam”Ucapnya. Sambungan telefon terputus.Tiba – tiba saja telefon di kamar Steve berbunyi.
“Hehh..pasti itu si tuan putri sok itu.. aku mengerti! Sebentar lagi aku datang”Ucap Steve berbicara sendiri dan tidak mengangkat telefon dan langsung keluar dri kamar dengan membawa sepatu dan jaketnya.
“Kenapa kau tidak mengangkat telefonnya?”Tanya Mela tepat didepan pintu kamar Steve.
“Apa kau menyukaiku?Sungguh berlebihan kau ini”Ucap Steve dan langsung pergi ke lantai atas menuju ruang berlatih.
“Semua bodyguard sedang berlatih di club mereka, apa kau tidak mau ikut?”Tanya Mela.
“Untuk apa aku ikut?Aku sudah terbiasa latihan disini”Jawab Steve.
“Kalau begitu kita berlatih bersama”Ucap Mela.
“Terserah kau saja”Ucap Steve sambil membuka pintu ruangan latihan.
Ruangan ini memang penuh dengan peralatan berkelahi yang lengkap.Tapi masih lengkap saat Steve berlatih di klub ilmu beladiri dan militer.
“Kau mau berlatih apa dulu?”Tanya Mela.
“Diamlah”Ucap Steve sambil melakukan pemanasan.Mela hanya duduk diam di dekat jendela yang terbuka lebar.
“Apa kau tidak takut duduk disana?”Tanya Steve.
“Kenapa?Disini tidak ada hantu”Ucap Mela.
“Bukan itu..jika kau terjatuh itu bahaya, tapi lakukan saja, itu belih bagus dari pada harus menjaga mu seharian penuh”Steve.
“Dasar, kau pikir aku menyukaimu?Aku tidak pernah mau kau menjadi penjagaku! Lagipula aku bisa menjaga diriku sendiri”Ucap Mela.Steve mendekati Mela.
“Apa kau berfikir seperti itu?”Tanya Steve semakin mendekat.
“Memangnya kenapa?Apa yang akan kau lakukan?”Tanya Mela. Steve semakin mendekat.Dekat dekat dan mencium Mela, namun Mela mengelak dan berbalik arah, tanpa sadar dia belari melewati jendela besar yang terbuka itu dan jatuh. Steve dengan cepat merebah kan sayap ungunya dan langsung terbang dan menolong Mela. Mela tercengang.Siapa yang menolongnya itu?Apakah steve itu malaikat? Mela tidak bisa mengendalikan pikiran dan matanya untuk tidak menatap Steve terlalu lama.Namun tidak bisa.Dia terus memandangi Steve.Dan dengan cepat Steve membawanya kembali keatas dan dengan cepat sayapnya hilang dilihat oleh Mela.
“Aku ingin kembali ke kamar, sedang malas berlatih”Ucap Steve pergi meninggalkan Mela yang kebingungan.
^^^
Mela mengotak atik tasnya dan memastikan bahwa buku – bukunya suda lengkap.Steve hanya tersenyum kecil mengingat kejadian semalam sambil menyetir mobil.Pasti dia sedang berfikir keras tentang siapa yang menciumnya dan siapa yang menolongnya semalam, pikir Steve.
“Emm..ngomong ngomong, semalam itu..”
“Kenapa?Apa kau ingin aku menciummu lagi?”Tanya Steve.
“Ah..bukan.. apa.. kau malaikat?”Tanya Mela.
“kau gila..? itu tidak mungkin”Ucap Steve menutupi.
“Apa semalam aku terjatuh dari jendela?”Tanya Mela.
“Bukankah..selama aku berlatih kau hanya tidur” Ucap Steve.
“Benarkah?’’Tanya Mela.
“Dasar!Sudah tidak cantik pelupa lagi.Mengaku pintar dan tak tertandingi tapi buktinya tidak bisa”Ucap Steve.
“Dasar Kau!!!”Bentak Mela.
^^^
“Kau mau kan menemaniku clubbing?”Tanya Mela sepulang sekolah.
“Untuk apa?Detective akan marah kalau sampai tau”Ucap Steve.
“Kau ini.Apa kau lupa? Ayahku kan sedang bersama ayahmu! Mereka sudah pasti di markas!”Ucap Mela.
“Bagaimana kalau dia pulang”Ucap Steve sambil konsentrasi menyetir mobil.
“Tidak akan.Dia pergi selama seminggu”Ucap Mela.
“Ayolah, aku sangat malas pergi kesana.Lagipula kita juga tidak membawa baju ganti.Kau mau clubbing dengan baju seragam”Ucap Steve.
“Kau ini walaupun genius masih ada sisi bodohnya juga ya! Kalau kau bilang seperti itu lalu apa gunanya Mall. Sudahlah, cepat kita ke Mall”Ucap Mela.
“Haaah..kau ini”Ucap Steve mengeluh dan terpaksa harus mengarahkan mobil ke Mall.
^^^
“Berjogetlah!”Ucap Mela sambil bergoyang layaknya anak clubbing.
“Hahhh..kau sungguh memuakkan..”Ucap Steve pergi duduk di sebuah sudut yang tak terlalu ramai.Mela hanya bergoyang sendiri dan memandangi Steve yang meneguk minuman dari kejauhan.Karena merasa sendiri Mela mendatangi Steve dan duduk di sebelah Steve.
“Kau seperti tidak menyukai tempat ini”Ucap Mela.
“Kau pikir aku menyukainya?Aku benci tempat yang ramai”Ucap Steve.
“Kenapa?”Tanya Mela. Steve meneguk minumannya lagi.
“itu membuatku muak dan menghilangkan selera makanku”Jawab Steve.
“Benarkah?Lalu..kenapa kemarin kau menciumku?”Tanya Mela.
“Apa?Jadi kau masih memikirkan ciuman itu ya?”Tanya Steve setelah meneguk minumannya.
“Kau kuat sekali meminum minuman ber-alcohol itu”Ucap Mela.
“Sampai kapanpun, aku tidak akan mabuk meminum ini”Jawab Steve.
“Kau belum menjawab pertanyaanku..kenapa kau menciumku?”Tanya Mela.
“Tidak papa..anggap saja itu sebagai tanda kebencianku padamu”Ucap Steve.
“Biasanya orang berciuman karena cinta.Baru kali ini aku mendengar sebuah ciuman sebagai tanda kebencian”Ucap Mela.
“Itu semua tergantung suasana”Jawab Steve.
“Maksudmu kau hanya menganggap ciuman itu hanya sebuah permainan?”Tanya Mela.
“Mungkin bisa dibilang begitu”Ucap Steve santai.
“Kau tidak bisa begitu!Kau tidak berbeda dengan seorang bajingan.Kau masih beruntung kalau yang kau cium hanya aku”
“Lalu kenapa?Apa karena kau merasa cantik jadi kau mengatakan aku beruntung?”Sahut Steve.
“Bukan begitu!Aku tidak bisa terima saja… lihat saja kalau ada salah paham dengan orang lain yang kau cium..kau tidak hanya mencampakkannya.”Ucap Mela.
“Lalu kau mau apa?!”Bentak Steve. Suara music masih terdengar walau Bentakan Steve sangat keras.
“Aku tidak pernah percaya kalau kau adalah manusia!”Ucap Mela dan pergi meninggalkan Steve.Steve pun mengejarnya.
^^^
“Keren juga ya!”Ucap Vero.
“Eh..tuh bukannya Mela dan Steve? Kenapa mereka kesini?”Tanya Shella.
“Eh…”Ucap Vero kaget.
“Mel..! Tunggu dulu..kau kenapa!?”Tanya Steve menarik tangannya.
“Aku tidak papa..aku hanya membencimu!”Bentak Mela. Wajahnya memang menandakan wajah kebencian.
“Kenapa kau membenciku?”Tanya Steve.
“Hentikan kebiasaan burukmu itu!Kalau kau masih mau kusebut sebagai manusia!”Ucap Mela.
“Lalu apa kau akan bahagia jika aku melakukan itu!Kita bahkan di awal tidak pernah saling kenal.Dan kau..kau hanya perempuan lugu yang berwajah dua.. apa kau tidak malu!”Ucap Steve.
“Aku mengerti..pergilah.. aku sudah tidak membutuhkan bodyguar seperti mu”Ucap Mela.
“Mel.. Mela..!”Ucap Steve menarik tangannya lagi.
“Apa lagi!Apa kau menyukaiku? Percuma saja kau menyukaiku! Lebih baik pergilah bersama Vero! Dia bisa kau cium tanpa….”Belum selesai Mela melantunkan kata – katanya, Steve memeluk Mela.
“Aku mengerti maksudmu..Maafkan aku”Ucap Steve.Mela memeluk Steve erat.Mungkin karena dia bingung apa yang akan dia lakukan. Melihat kejadian itu dengan wajah kesal dia dan geng nya meninggalkan pertunjukkan ini. (hahaha)
Tiba – tiba saja Steve merasakan sayapnya akan keluar. Dia berusaha untuk menahannya keluar.“apa karena Mela menyentuh punggungku?”Mela memang menyentuh punggung Steve ketika memeluk Steve.Steve secepatnya melepas pelukan Mela.
“Lepaskan aku”Ucap Steve Dengan cepat mendorong dirinya kebelakang.
“Kau kenapa?Bukankah kau yang memelukku?”Tanya Mela. Steve memegangi punggungnya dan menahan agar sayapnya tidak keluar di tempat umum seperti ini.Rintihan keluar ketika Steve mencoba menahan sayapnya.
“Steve..”Ucap Mela mendekat.
“Kau kenapa..?”Tanya Mela.
“Bantu aku ke dalam mobil”Rintih Steve.
Mela hampir menyentuh punggung Steve ketika memapah Steve ke mobil.
“Jangan sentuh Punggung ku!”Ucap Steve ketakutan.Begitu sampai di mobil Steve langsung masuk dan menyetir mobil untuk kembali pulang.
“Apa ada yang terluka?”Tanya Mela. Steve hanya diam.
^^^
Steve terus berlari menuju kamarnya.Mela mengejar dari belakang.Melihat Steve memegangi punggungnya terus menerus terlebih lagi terlihat darah yang mengalir di baju berwarna putih milik Steve.
“Kau tidak papa?”Tanya Mela. Steve hanya mengerang kesakitan.Steve masuk kedalam kamarnya.Mela mengikutinya dari belakang.Steve membuka baju putihnya itu.Dipandanginya bercak darak dari punggung yang ada di bajunya itu.Melihat kondisi punggung Steve Mela hanya kaget dan mencoba mendekat.
“Kau..Kau kenapa?”Tanya Mela.
“Punggungku..apa masih mengeluarkan darah?”Tanya Steve. Mela menyentuh punggung Steve yang masih mengeluarkan darah itu.
“Biar aku panggil pembantu untuk mengompresnya”Ucap Mela.
“Tidak..aku minta.. kau.. kau saja..”Ucap Steve tertatih menahan kesakitan di punggungnya.Mukanya semakin pucat.“Kenapa ini?” pikir Steve.
“Baiklah..”Ucap Mela sambil pergi dan mengambil kain kompres dan air hangat.Steve hanya mengerang kesakitan.Selang beberapa menit Mela datang dan membersihkan luka di punggung Steve.Kemudian dia mengompresnya.Steve terus mengerang kesakitan ketika Mela membersihkan luka dan mengompresnya.
“Apa masih sakit?”Tanya Mela.
“Aku rasa sedikit lebih baik”Jawab Steve dengan muka sedikit kesakitan.
“Luka nya cukup serius.Kurasa ini harus di perban”Ucap Mela.
“Apa..?”Sahut Steve. Sudah jelas Steve kaget.Karena jika diperban maka sayapnya akan semakin sulit untuk keluar. Ditambah lagi ini masih terluka.
“Hmm?Kenapa?”Tanya Mela.
“Tidak..tidak perlu di perban.. aku sudah lebih baik sekarang”Ucap Steve.
“Benarkah?Sungguh?”Tanya Mela masih khawatir.
“Ya..bisa kau tinggalkan aku sendiri?”Tanya Steve.
“Aku mengerti..tidurlah”Ucap Mela sambil keluar dan menutup pintu kamar Steve. “Sebenarnya siapa kau?Sayap itu..apa benar aku hanya bermimpi waktu itu?” pikir Mela.
Steve bingung dan tidak mengerti dengan apa yang terjadi padanya. Kenapa ketika Mela menyentuh punggungnya tiba – tiba saja sayap ungunya itu serasa ingin keluar..“Satuhal..jikaada seseorang yang menyentuh punggungmu, dan secara tiba –tiba sayanpmu keluar, dialah jodohmu”
“Apa?Mungkinkah dia jodoh ku?”Tanya Steve kepada dirinya sendiri.
“Tidak mungkin..ini pasti hanya kebetulan..”Ucap Steve lagi.

Angel And The Purple Wings [[2]]




 waduhh.. sorry banget.. computer ku error nih... waktu aku copy di word ke blog malah nggak bisa.. jadinya kayak gini.. waaa.. maaf ya... lain kali aku edit ya biar bisa di baca..




DUA


“Hariinisudahingatdenganjadwalnyakan?”Tanya Melasambilmembuka–bukalembarankeras yang ada di pangkuannya.
“Hah..?Jadwalapa?”Tanya Steve.
“Dasarbodoh!Tentusajalatihandanmengawasi.Inijadwalmusehari–hari.Semalamakusudahmencatatsemuanyadisitu.Jangansampaiterlambat, Karenadisitusudahadajadwalwaktunya”UcapMelasambilmemberikankepada Steve selembarkertas.
“ini!”BentakMela.
“Kautidaklihatakusedangmenyetir..? tarushlahdisebelah”Ucap Steve.
“Iyaiyabaiklah”UcapMeladanmenaruhkertasitudisebelah Steve danmembukabukupelajaran.
“Enakjugaya?Bisasatukelasdenganmu.Kudengarkaumurid genius disekolahmu yang dulu”UcapMela.
“Mungkinkausalahorang”Ucap Steve.
“Yah..tapikautidakmungkinbisamenandingiku. Karenaaku yang paling populardan paling pintardisekolahini”UcapMela.
“Terserahkausaja”Ucap Steve.Mobil sudahsampaidisekolah.Kedua orang ini pun membawamobil di parkirandanturundarimobil.Ketikamerekaberjalanmenujukelas, banyak yang memperhatikanmereka.Tidaksalahjikamerekadiperhatikan.KarenaMelaadalahmurid yang paling populardisinidanjugamuridpendiamdanpintar.Tapibagaimanabisadia“menggebet”muridbaru di sekolahini..??
“Mungkinakanadarumor”UcapMelakepada Steve.
“Yeah, akumengerti.”Jawab Steve dengantatapanbiasa.
“Kau, duduklahdibelakangku, jadikaubisamengawasikulebihdetail”UcapMela. Steve hanyamenghelamafassajamemperhatikanwajahkeduaMela yang sokluguitu.Begitumemasukikelas, semuamuriddikelas pun memperhatikanmerekajuga. Terutamageng yang kemarinberkenalandengan Steve dikantin.
“Bisakahkaupindah?Diaingindudukdibelakangku”UcapMelalembutkepadatemannya yang duduk di bangkubelakangmela.
“Haahh..kauterlaluberlebihan”Ucap Steve dingindandudukditempattersebut.
Steve tidakmembukabukupelajaransamasekali. Diahanyamembacanovelnya yang berjudul“Angel and the purple wings”nyaitu.Sampaibelmasukberbunyi.Steve hanyamengeluarkanduabuahbukudansatubolpoin di mejanyadanlangsungmembacakembali novel itu.Diatidakmemperhatikan guru samasekali. Sampaiakhirnyaspidolmelayangkearahnya.Melatersenyumsenangmelihat Steve terlemparspidol.
“Kaumuridbarudisinikan?”Tanya Pak Husen guru matematika yang sedangmengajar.
“Ya..adaapa?”Tanya Steve dingin.kenapakautidakmemperhatikan?Apakaupintar?”Tanya Pak Husen.
“Akusendiritidaktau”Jawab Steve dansemuamuridtertawa.
“Apakauberusahamelucu?Cepatkerjakansoal di papantulisini!”Bentak Pak Husen. Semuamuridterdiam, karenamerekayakin Steve tidakakanbisamengerjakannya. Karenaitubukanmateri yang diterangkan Pak Husentadi.Namun Steve tetapmajudanmengerjakansoalitu.Tiktik set setset. Begitulahdiamengerjakan.Cepattanpamenghitungdansepertilangsunghafaldiluarkepala.Padahalmasihbelumditerangkanoleh Pak Husen.SemuamuridkagetdenganmulutmengangaterkecualiMela yang hanyamenanggapinyadengansenyumanlicikdan tipis.
“Selesai”Ucap Steve mengakhiripekerjaannya.
“Waw!Bagussekali..apakausudahpernahdiberimateritentanginidisekolahmu yang dulu?”Tanyaa Pak Husen.
“Belum”Jawab Steve.
“Lalubagaimanabisakaumengerjakaninidengantepatdancepat”Ucap Pak Husenbertanya–Tanya.
“Akuhanyaberfikirsebentardanmenulisnya”Jawab Steve.Melamengangkattangannya.
“Mela..Ada apa?”Tanya Pak Husen.
“Bagaimanabisaitumenurutbapakbenar?Bukankahitubukanrumus yang sesungguhnya?”Tanya Mela.
“Kamutidakmengertimela.Kalaukaumencobadenganrumus yang ada di bukupanduan, makahasilnyaakansama”Ucap Pak Husen. Semuamuridtercengang.Apaini? Apakahiniperdebatan orang orangpintar..?
“Memangsama, tapibagaimanabisarumusitudikatakanbenar?”Tanya Mela.
“Karenasayamasihbelummenerangkannyakepada kalian.Steve, kaubolehduduk”Ucap Pak Husen.Steve kembaliketempatduduknyadanberbisikditelingaMela.
“Siapasekarang yang lebih genius?Akuataukau”Bisik Steve.Melahanya diam.
“Apamaksudbapak?”Tanya Mela.
“Mela, yang kamukerjakanadalahcara yang sangat lama, sedangkanketikakamuujiannanti, waktunyahanyalah 60 detik. Kalaukauterusmenggunakancaraitu, kauakankehabisanwaktumu. Dan yang akanbapakterangkanadalahcaracepatmengerjakansoal yang semacaminiadalahcara yang dibuat Steve tadi. Itusudahditerapkandiberbagaiuniversitas.Karena kalian masih SMA, bapakmengajarkankepada kalian, supaya kalian tidakkebingunganlagi”Ucap Pak Husen.
“Ehm..baiklahpak, maaf”UcapMelahalus.
“Apakaumengakuinyasekarang?”Bisik Steve.
“Masihbelum, akulebihcerdasdarimudanlebih genius darimu.Tidakmungkinkaubisamenandingikegeniusanku.”BisikMela.
Steve hanyatersenyummenanggapinya.Melamasihbelum tau danmengertisiapa Steve sebenarnya.
^^^
Melasedangberada di toilet merapikanrambutdanpakai`nnya.Tiba–tibasajadatang Vero, IchadanShella.
“Hi”Ucap Vero dangengnya.
“Ou..? ehm.. hi? Ada apa? Apa kalian sedangsakit?”Tanya Mela.
“Mela, apakauberusahabodoh?”Tanya Shella.
“Akutidakmengertimaksud kalian..apaakumelakukankesalahan?”Tanya Melalugu.Tiba–tibasaja Vero mendorongMelasampaiterjatuh.
“KaukenapaVero?”TanyaMelalugu.
“Kautidakperluberpura–pura!Aku tau kaumemilikisifatbusuk!”Bentak Vero.
“Tapiapasalahku?”Tanya Mela.
“Kau?Kautidak tau? Steve! Steve hanyamilik Vero!”BentakIcha.
“Ta..tapiakutidakadahubunganapapundengannya”UcapMela.
“Lalukenapa kalian berangkatbersama!”Bentak Vero.
“Di.. Dia.. Diaadalaah”
“Apa!!”Sahut Vero.
“Diasaudaraku.Awalnyaakutidakmengenalnya.Tapisaatkemarinpulangsekolah, kami betemudirumah.Dan ternyatadiasaudaraku”UcapMela.
“Saudaraapa!Akutidakmengerti! Ataukauberbohongkepada kami!”BentakIcha.
“Tidak, akutidakberbohongkepada kalian.Dia, diabenarsaudarakudiasepupuku..”JawabMelalugu.
“Benarkah?”Tanya Vero.
“Lalukenapa Steve harusdudukdibelakangmu?Bukankahdiasudahdudukdibelakang Vero!”BentakShella. Melaburu–burumencari ide lagiuntukberalasan.Diaterlihatbingung.
“Cepatjawablah!!”BentakShelladanIcha.
“Ayahku yang menyuruhkuuntukdudukdibelakangku”UcapMela.
“Apabenarbegitu?”Tanya Icha.
“Kita buktikansajasampai kalian berpacaran”Ucap Vero danlangsungpergibersamadenganShelladanIcha.
“Heh..inilahresikonyaberpura–puralugu”UcapMelasambilberdiridanmerapikankembalipakaiannyadankeluardari toilet.
“Ada apa?”Tanya Steve.
“Apanya?”Tanya Mela.
“Tadikudengar Vero sepertimembentakseseorang”Jawab Steve.
“Akujugatidak tau.MungkinituIchaatauShella.”JawabMela.
“Kautidak papa kan?”Tanya Steve.
“kaujanganteraluberlebihanmengikutiku, ataumerekaakanmencurigaikita”UcapMela.
“Akutidakmengertikenapa, tapiinitugasku”Ucap Steve.
“Terserahkausaja”UcapMela.
“Hai Steve!”Panggil Vero danmendekat.Melamelihatnyasepintasdanlangsungpergi.
“Oh, Hi!”Jawab Steve danmenghelanafas, kenapaadapengganggudisini,pikir Steve.
“Kaumaukemana?”Tanya Vero.
“Ah, hanyainginkekelas”Jawab Steve.
“ApakaumenyukaiMela?Gadisluguitu?”Tanya Vero.
“Kenapaakuharusmenyukainya, kurasatidak”Jawab Steve.
“benarkah, tapisepertinyakeduamatamutidakmengatakanhal yang sama”Ucap Vero. Merekaberbicaradanberbicarasampaitidakterasamerekamasukkekelasmereka.
“apamaksudmu, diakan..”
“Saudaramu?Diasepupumu?”Tanya Vero menjebak.
“Ehm..e.. yah! Dia..sepupuku”Jawab Steve sedikitgugup.
“Baiklahkalaubegitu”Ucap Vero dankembalikebangkunya.Sedangkan Steve dudukdibangkunya.
“Kauberbicaraapadengannya?”Tanya Mela.
“Tidakada”Jawab Steve.
“benarkah?”
“Kenapa?Kaucemburu?”Tanya Steve. DengancepatMelamemukulkepala Steve denganbuku yang di pegangnya.
“Dasarbodoh!”UcapMela. Steve hanyatersenyummenanggapinya.
^^^

Angel and The Purple Wings [[1]]


“Sayapmu tidak akan keluar dengan sendirinya. Terkecuali kau yang ingin mengeluarkannya”
“Aku tau..”
“Satu hal.. jika ada seseorang yang menyentuh punggungmu, dan secara tiba –tiba sayanpmu keluar, dialah jodohmu”
“Apa? Jodohku?”
“Ya.. jodohmu”

SATU

“Kali ini tugas mu adalah menjaga anak seorang detective yang bekerjasama dengan Ayah”Ucap Ayah Steve.
“Hmm.. kenapa aku harus menjadi seorang bodyguard? Sampai kapan? Aku sudah sebulan penuh. Dan sekarang menjadi bodyguard lagi.?”Tanya Steve.
“Iya, kau kan pandai dalam ilmu bela diri. Jadi ayah selalu percayakan semua ini padamu Steve”Ucap Ayah Steve.
“Aku sudah bolos sekolah selama sebulan penuh.. lalu sekarang aku harus bolos lagi?”Tanya Steve.
“Sebenarnya dulu Ayah mengeluarkanmu dari sekolah. Karena Ayah yakin kamu akan mendapatkan tugas sebagai bodyguard yang lebih berat lagi.”Jawab Ayah Steve.
“Tapi ayah.. aku ingin sekolah..”Sahut Steve dengan penuh kecewa dan kaget.
“Kamu tenang dulu Steve.. Papa sudah mendaftarkanmu di sekolah yang lebih bagus lagi. Dan kamu bisa menjaga anak detective itu lebih mudah”Ucap Ayahnya.
“Tapi ayah..”Keluh Steve.
“Ayolah Steve.. hanya kamu yang bisa membantu Ayah, kamu kan memiliki ilmu beladiri yang bagus, dan ini misi yang sangat serius. Karena dia adalah anak detective. Kan kami adalah penyelidik penting yang tidak boleh ada satu orang pun yang tau. Dan kau adalah keturunan keluarga langit.  Keluarga yang memiliki sayap dipunggungnya. Itulah sebabnya aku disini menjadi ayah kandungmu walau sebenarnya bukan. Kau hanya setengah manusia. Tapi kau harus gunakan kekuatanmu untuk hal yang benar. Itulah ginanya aku disini.”Ucap Ayah Steve.
“Hmm.. baiklah”Ucap Steve di susul dengan helaan nafas tidak menyenangkan.
“Besok Kamu akan berangkat kesekolah itu. Dan kamu akan dijemput oleh supir detective. Untuk misi penting ini kamu tinggal bersama dengan keluarga Detective.”Ucap Ayah Steve. Dan Steve hanya menjawabnya dengan anggukan menegrti.
Beginilah hidup Steve. Mungkin karena dia dari keluarga langit, dia sering disebut Ayahnya itu sebagai setengah malaikat dan setengah manusia. Tapi sebenarnya keluarga langit adalah keluarga yang memiliki kekuatan seperti malaikat, dan memiliki sayap. Keluarga langit sudah menghilang, dan tinggal Steve lah yang tersisa dan terjatuh ke Bumi. Bersamaan dengan seorang penjaga yang akan terus menghidupi Steve. Semakin hari kekuatan Steve semakin berkembang. Namun Steve tak pernah menggunakannya untuk apapun. Dia hanya berlatih tapi tak menggunakannya. Mungkin karena dia takut ada orang lain yang tau dan mengira Steve adalah alien.
^^^
“Ingat.. detective hanya tinggal bersama dengan satu anaknya. Jadi jaga anak itu baik baik. Satu lagi. Jangan pernah kau gunakan sayapmu.”Ucap Ayah Steve.
“Iya aku mengerti”Ucap Steve sambil berjalan masuk melewati pintu gerbang sekolah. Begitu dia memasuki kelas dan diantar oleh seorang guru. Semua murid yang ada di kelas itu tercengan melihatnya. Enah kenapa..? mungkin karena ketampanannya. Ya.. Steve adalah anak seorang detective yang sedang menelusuri kasus kasus dan bekerjasama dengan detective Chang yang berasal dari Vietnam. Namun kenyataan itu harus dirahasiakan. Itulah kenapa di KTP Ayah Steve bertuliskan sebagai direktur perusahaan. Steve ini juga termasuk anak yang berbakat, tampan dan sangat jenius. Tidak salah kalau semua teman – teman disekolahnya dulu banyak yang mengaguminya.
“Anak – Anak, ini Steve. Dia dari SMA seni PANCHARA. Dia bergabung disini karena dia ingin lebih kuat dengan bakat seni nya. Jadi kalian harus baik dengannya ya”Ucap Bu Ayu.
“Baik Bu”Jawab semua murid bersemangat. Terutama murid perempuan. Steve tampak cuek dan benci menanggapinya.
“Steve, kamu duduk kursi yang masih kosong itu ya”Ucap Bu Ayu menunjuk kursi kosong yang berada paling belakang. Dan akhirnya Steve berjalan dan duduk disana. “Benar – benar gila, aku duduk sendiri dibelakang, huuuh”, batin Steve. Bu Ayu Keluar kelas dan kelas kembali bising.
“Hey anak baru! Apa kau benar – benar berbakat?”Tanya Salah seorang laki – laki yang duduk berseberang dengan bangku yang ada di depan Steve. Tapi dia tidak menggubrisnya.
“Hey! Kau tuli ya?”Tanyanya sambil menggertak meja bangku ku.
“Kau berbicara denganku?”Tanya Steve.
“Dasar kau. Berani sekali kau denganku?”Ucapnya.
“Mungkin karena kau tidak terkenal diseluruh dunia”Jawab Steve dingin dan membuka novelnya.
“Hey..! Apa katamu? Apa yang baca? Heh? Hanya sebuah Novel?”Tanyanya.
“Jika kau tidak buta kau tak perlu menanyakannya lagi”Ucap Steve.
“Dasaar! Kau mau berkelahi!”Bentaknya dan menggebrak meja Steve lagi.
“Jika kau tak mau membuang sia – sia energimu lebih baik kau duduk dan belajarlah”Ucap Steve dan langsung pergi. Steve memang laki – laki dingin. Tidak heran jika kata – katanya menggugah kemarahan oleh laki – laki tadi.
“Hey Kau mau kemana!”Teriaknya.
“Toilet. Apa kau ingin ku kencingi?”Jawab Steve.
Tanpa disengaja Steve bertabrakan dengan seorang perempuan yang cantik dan manis sedang membawa buku dan tak sengaja bukunya jatuh.
“Kalau kau ingin berjalan bukalah matamu lebar – lebar. Kau kan sudah pakai kacamata, kenapa masih tidak bisa melihat dengan jelas. Dasar!”Ucap Steve pergi tanpa membantu perempuan berkacamata itu mengambil buku – bukunya. Steve bingung. Yang mana anak Detective yang dimaksud oleh Ayahnya. Sampai akhirnya dia kekanti dan duduk disebuah bangku yang paling pojok dan yang paling sepi. Langsung saja dia memencet nomor ayahnya.
“Anak Detective yang Ayah maksud itu yang mana? Disini ada banyak murid”Ucap Steve.
“Kamu akan terkejut melihatnya. Dia adalah murid yang paling terkenal disekolah itu. Itu saja kuncinya.”Ucap Ayahnya dan menutup pembicaraan di telefon.
“Dasar!”Desisnya.
“Hi!”Sahut tiga orang perempuan yang berdiri tepat dihadapan Steve. Dia kaget akan sahutan tiga orang ini.
“Siapa kalian?”Tanya Steve.
“Boleh bergabung denganmu? Kamu adalah geng disini”Ucap salah satu dari mereka.
“Duduklah.”Ucap Steve. Kesempatan Steve untuk menanyakan kepada mereka siapa murid idaman itu.
“Setiap sekolah pasti ada murid yang paling terkenal. Disekolah ini siapa murid murid tang paling terkenal?”Tanya Steve.
“Kenapa kau bertanya seperti itu?”Tanya Salah satu dari mereka. Sepertinya dia adalah ketua gengnya. Karena terlihat dari caranyanya berbicara.
“tidak papa. Aku hanya bertanya saja”Jawab Steve.
“Disini banyak sekali murid idaman dan terkenal. Kalau kau bertanya, kami tidak mungkin menyebutkan semuanya karena disini terbagi dalam berbagai kelas dan murid – muridnya sangat banyak.
“Benarkah?”Tanya Steve. Ketika orang itu mengangguk.
“Kalau boleh tau..siapa Nama kalian?”Tanya Steve mengalihkan pembicaraan.
“Vero” “Icha” “Shella” Ucap mereka bergiliran. Semakin lama ketiga perempuan ini semakin genit kepada Steve. Akhirnya Steve memutuskan untuk kembali kekelas karena mungkin jam pelajaran sudah dimulai.
Lagi lagi Steve berpapasan dengan perempuan tadi. Dan saat itu steve sedang memainkan ponselnya dan perempuan itu sedang melihat kearah belakang sambil memegang orange juice yang ada ditangannya.
Brakk!
“Hey! Apa kau tidak punya mata?!’Tanya Steve dan langsung menoleh kearah perempuan itu. Dan seketika itu dia kaget.
“Kau lagi.? Kapan kau akan berhenti menabrakku? Dasar!”Bentak Steve.
“Maaf”Ucapnya dan langsung pergi. Steve hanya menghembuskan nafas saja.
^^^
Bel pulang pun berbunyi. Steve tidak sabar, siapa anak paling popular itu. Apakah dia perempuan atau laki – laki. Hmm..,pikirnya. Dia langsunng beranjak pergi dan berlari keluar gerbang sekolah. Tiba – tiba saja ponselnya berbunyi. Hah? Siapa ini? Nomor dirahasiakan?, pikir Steve. Kemudian Steve teringat perkataan ayahnya. “kalau ada nomor dirahasiakan menelfon mu, itu berarti bodyguard lainnya. Dan nomormu juga harus dirahasiakan”. Akhirnya dia mengangkat telfonnya.
“Halo?”Jawab Steve.
“Steve?”Tanya orang diseberang sana.
“Iya?”Jawab Steve ragu.
“Cepat keluar, dan masuklah kedalam mobil.”Ucapnya dan menutup telfon.
“Gilak! Bagaimana bisa aku menemukan mobil yang tepat..?”Keluh Steve. Dia langsung berlari keluar gerbang dan mencari mobil yang di maksud.
^^^
“Heh Dion! Nunggu siapa sih?”Tanya Seorang perempuan.
“Bodyguardmu”Jawab seorang laki – laki dengan menggunakan kacamata. Saat ini mereka sedang berada didalam mobil. Yang lain dan tidak bukan, perempuan itu adalah Mela. Perempuan lugu dengan kacamata minusnya yang membuat dirinya semakin imut dan manis ini adalah perempuan yang tadik bertabrakan dengan Steve.
“Kenapa harus menunggunya? Kau kan sudah disini”Ucap Mela.
“Tugas ku adalah sebagai bodyguard Tuan Dete. Dan dialah yang akan mengawasi anda sekarang”Ucap Dion.
“Hmm.. kenapa aku dilahirkan menjadi anak seorang detective..? hmm.. menyebalkan!”Ucap Mela.
“Bukankah kalian sudah saling kenal?” Tanya Dion.
“Kami masih belum kenal.. tapi aku sudah bertemu dengannya. Dia murid baru dikelasku kan?”Tanya Mela.
“Hey. Darimana kau tau?”Tanya Dion.
“Ayah yang memberitahuku. Aku lebih memilih dirimu daripada dengannya. Dia bodyguard yang sangat payah. Berpura – pura tidak mengenaliku.. kenapa dia seperti itu”Ucap Mela.
“Mungkin dia belum tau siapa dirimu. Atau dia tidak ingin dicurigai”Jawab Dion.
“Tapi kenapa arus seperti itu. Lantas bagaimana caranya kalau bodyguard bekerjanya seperti itu”Ucap Mela cemberut.
“Lagipula siapa yang menyuruhmu memiliki muka dua. Kau sendiri berpura – pura menjadi anak lugu dan baik padalah aslinya kau ini..”Ucap Dion terputus.
“Apa?!”Sahut Mela.
Tiba – tiba seseorang mengetuk pintu kaca. Mela terlihat jengkel.
“Ini pasti bodyguard itu”Ucap Mela sambil membuka pintu mobil.
“Apa kau anak detective?”Tanya Steve.
“Kenapa? Dasar aneh.. masuklah!”Bentak Mela dan masuk ke mobil. Mobil pun melaju.
“Kau seharusnya lebih berhati – hati. Ayamu saja profesinya dirahasiakan. Apalagi dengan Mela. Kalau tau Mela adalah anak Detective, itu berbahaya”Ucap Dion.
“Ooo.. jadi dia Mela?”Ucap Steve.
“Kenapa? Kau menyukaiku? Heh.. dasar!”Sahut mela.
“Jangan besar kepala dulu! Kau kan anak sok lugu itu..? jadi benar, dari awal aku sudah menebak kalau kau adalah anak bermuka dua. Ternyata benar”Ucap Steve.
“Lalu kenapa..? seharusnya yang kau tau apa? Kalau kau bodyguard ku, kau seharusnya melindungiku”Ucapp Mela.
“Permasalahannya adalah aku tidak mengerti siapa yang akan aku lindungi.”Jawab Steve.
“Kau ini masih tidak mengerti juga, tentu saja aku.. kau ini!”Sahut Mela.
“Tadi kan aku masih belum tau!”Bentak Steve.
“Haaah! Sudah sudah! Kalian ini..”Bentak Dion.
“Sebentar lagi kita sampai. Steve, kau cukup berpakaian biasa saja. Karena kamu bodyguard Mela.”Ucap Dion.
“Memangnya kenapa?”Tanya Steve.
“Kau ini. Kau tidak malu memakai pakaian seragam. Lagipula kau kan mengawal anak muda. Bukan orang besar”Sahut Dion.
“Hmm.. benar juga”Ucap Steve.
“Dimana mana, bodyguard itu pintar dan genius.. kau tidak pernah dilatih ya?”Tanya Mela.
“Hey muka dua! Kau diam saja..! aku disini tidak untuk dirimu! Kalau kau meremehkanku, kau pasti akan menyesal!”Sahut Steve. Mereka sudah sampai tujuan. Bahkan mereka masuk pun ada kode rahasia. Mela sudah masuk terlebih dahulu. Tinggal Steve dan bodyguard yang bernama Dion itu. Steve sedikit kagum dengan rumah Mela yang mewah ini. Sudah terlihat jelas kalau Ayah Mela adalah detective terkenal.
“Kau masih belum boleh masuk. Karena kau masih belum memiliki kode. Jadi kita akan membuat kode untuk masuk kerumah dan setiap ruangannya. Ikutlah denganku.”Ucap Dion.
“Baik”Jawab Steve dan mereka pun pergi ke suatu tempat tidak jauh dari rumah itu.
Dion menidurkan Steve kesebuah alat. Dan menutup wajah Steve dengan sebuah kaca tipis berwarna hitap yang sudah tersambung di computer. Beberapa menit berlangsung. Pengambilan gambar wajah beserta isi nya sudah masuk kedalam computer secara otomatis. Dan Dion tinggal men-setting kode untuk Steve memasuki rumah ini. Beberapa menit berlalu. Dan setting pun selesai.
“Cepatlah masuk kedalam rumah atau ada yang memantau”Ucap Dion.
“Hey! Tapi aku belum tau ruanganku dimana” Jawab Steve.
“Kau bisa tanyakan kepada Mela. Aku harus mengawali detective sampai nanti malam. disini hanya ada pembantu dan Mela. Ibu Mela sudah meninggal. Jadi kau jaga dia.”Ucap Dion.
“Tapi bagaimana caranya aku masuk?”Tanya Steve.
“Cukup tatap camera, jangan bergerak dan mesin disebelahnya akan bekerja secara otomatis.”Jawab Dion.
“Hmm.. baiklah..”Jawab Steve malas sambil menghadap camera dan Steve sedikit tidak percaya. Mesin disini sangatlah canggih. Bahkan bisa meneliti sampai kedalam kelopak mata dan bentuk hidungnya.,pikir Steve. Sitdak salah jika dia adalah Detective terkenal dan handal. Steve masuk kedalam rumah dan pintu tertutup dengan sendirinya.
“Keren juga ya”Ucap Steve.
“Udah selesai mengaguminya?”Tanya Mela yang tiba – tiba muncul dengan camilannya.
“Iya aku tau kau adalah orang paling Tegnologius yang pernah ku kenal”Ujar Steve.
“Dasar. Ikut aku”Ucap Mela. Steve akhirnya mengikuti Mela ke sebuah ruangan di lantai atas.
“Ini ruanganmu. Dan disebelah sana, adalah kamar pembantu dan pelayan. Di lantai tiga, ada dua kamar. Kamar yang palig besar itu kamar Ayahku dan disebelahnya adalah kamarku. Dibawah adalah ruang tamu. Dan dibawah juga ada kamar untuk tamu. Disini lantai ini hanya kamar untuk pegawai dan bodyguard. Di lantai tiga, selain untuk kamarku dan ayahku, ada juga sebuah ruangan untuk berlatih para bodyguard setiap malam. jadi jangan pernah lewatkan satumalam berlatih atau kau akan dipecat”Ucap Mela.
“Apa kau sudah selesai berbicara?”Tanya Steve.
“Ya.. sudah.. apa kau suka menari?”Tanya Mela.
“Menari?”Tanya Steve.
“Breakdance”Jawab Mela.
“Yeah.. disekolahku dulu aku sering berlatih.”Jawab Steve.
“Bagus. Kita bisa berlatih bersama”Jawab Mela.
“Kau semakin membuatku takut”Ucap Steve.
“Apa kau pikir aku ini hantu?”Tanya Mela.
“Tidak.. hanya saja kau sangat berbeda antara disekolah dan dirumah”Ucap Steve.
“Apanya yang beda!!! Sudah cepat masuk keruanganmu!”Bentaknya yang membuat Steve berjingkrak dan masuk kedalam kamarnya.
“Dasar perempuan aneh!”Ucap Steve. Lalu dia memperhatikan seisi ruangan. Dan dia sungguh terkejut. Baru kali ini dia memiliki ruangan sebesar ini. Ini hanya kamar. Tapi sudah seperti ruang tamu. Bahkan kamarnya tidak seluas ini. Dia begitu tercengang melihat semua ini. Tiba – tiba saja telefon di ruangan ini berbunyi. Ah.. siapa sih? Pasti si muka dua itu, pikirnya sambil berjalan menuju telefon.
“Halo!”Ucapnya kesal.
“Perlu kau ketahui, telefon ini hanya untuk tugas, bukan untuk menelfon siapapun. Dan kamu tau aquarium yang diatas meja. Tepatnya didepan jendela itu?”Tanya Mela.
“Kenapa?”Tanya Steve sambil melihat ke aquarium itu.
“Kau harus selalu membersihkannya. Karena kura – kura itu milikku”Ucap Mela.
“Hey! Kalau itu milikmu. Kenapa kau taruh disini!”Bentak Steve.
“Dulu Dion adalah bodyguard ku, jadi dia yang merawatnya. Dan sekarang kau bodyguardku, jadi kau yang harus merawatnya”Ucap Mela.
“Hey! Ini bukan tugasku! Aku hanya bodyguard bukan pembantu!”Sahut Steve.
“Apa bedanya. Kalian kan sama – sama dibawah perintahku! Oh ya, di tembok tepatnya didepan telefon, ada list nomor telfon dan ponsel ssetiap bodyguard. Jadi kalau kau tidak bisa menangani sendiri, kau bisa menghubungi yang lainnya.”Bentak Mela dan menutup Telfon.
“hey! Kau meremehkanku ya!!! Hey!!! Dasar!!”Ucap Steve kesal.
^^^