Jumat, 16 November 2012

The FAT



“Satu minggu lagi kita akan kembali ke Thailand..”Ucap Ibu.
“Apa..? Lalu.. bagaimana dengan David..?”Tanyaku sambil kaget dan menjatuhkan semua makanan yang kulahap dari mulutku. Saat ini aku ibu dan David sedang makan malam. Aku David dan Ibu sudah lama hidup bertiga dalam satu rumah. Walau sebenarnya David bukan saudaraku. Melainkan anak dari teman ibu ku yang dititipkan disini. Orang tuanya selalu pergi keluar negeri. Akhirnya ibuku membawa dia kerumahku untuk dia urus. Dan temannya pun mempercayakan David kepada Ibuku.
“David ikut juga..”Jawab Ibu.
“Tapi.. tante udah bilang sama Mama.?”Tanya David.
“Udah Dav, Tante udah bilang.. tante mau kembali ke Thailand karena kemarin Si’an telfon, rumah yang ibu jual udah nggak ada yang nempatin.. ketimbang kosong lagi.. mendingan kita tinggalin aja.. gimana.? Kalian mau.?”Tanya Ibu.
“Emm.. boleh kok tante.. kayaknya seru..”Jawab David. Berbeda denganku yang sedikit murung.
“Kamu kenapa aik..? Kamu nggak mau..?”Tanya Ibu.
“Nggak papa kok.. cuman..”Ucapku Terputus.
“Kamu takut dihina lagi sama temen sekolah kamu..?”Tanya Ibu.
“Aku gendut.. berbahasa Thailand nggak masalah.. karena aku dulu udah pernah tinggal di Thailand.. tapi.. aku gendut.. dan aku juga tidak cantik.. mungkin mereka akan menghinaku lagi..”Ucapku.
“Kau tenang saja.. aku bersamammu..!”Sahut David.
“Kau bisa berbahasa Thailand..?”Tanyaku sedikit kegirangan.
“Emm.. enggak sih.. tapi mungin kau mau mengajariku..”Ucapnya.
“Enak aja.. belajar sendiri..!”Ucapku.
“Udah udah,, makan dulu..”Sahut Ibu.
^^^
*Suara Pintu Diketuk*
“Siapa..!”Teriakku dai dlam kamar.
“David..!”Jawabnya dari balik pintu.
Aku pun beranjak bangun dari tempat tidurku dan berjalan menuju pintu untuk membuka pintu.
“Kenapa..?”Tanyaku.
“Kok elu jadi sewot gitu..?”Tanya David.
“Gue kan udah bilang.. kita ngomong sopan kalo pas ada mama doang..”Ucapku.
“Dasar lu ye..”Ucapnya.
“Eh.. ada apaan si..? ganggu banget..”Ucapku.
“emm.. elu kan pernah tinggal di Thailand.. boleh nggak lo ajarin gue..?”Tanya David. Aku berjalan menuju meja belajarku dan langsung mencari sesuatu. Membuka sebuah kotak yang ada disebelah meja belajarku. Kucari didalamnya banyak sekali barang yang sudh lami ketika aku baru pindah disini.
“ini dia..”ucapku sambil mengacungkan sebuah kamus THAILAND-INDONESIA.
“Nih..”Ucapku memberikan kepada David.
“Apaan nih..?”Tanya David.
“Kamus.. jadi kaloo ada orang ngomong biar elu kebiasa”Ucapku.
“Kok gitu si.. ajarin gue dong..!”Ucap David.
“Udah ah.. belajar aja sendiri..”Ucapku. david hanya membuka lembar demi lembar pada halaman penjelasan tenses.
“Gimana mau belajar.. orang penjelasannya pake bahasa Thailand.. heh.. dasar pelit banget si lu”Ucapnya.
“Lo kan pegang kamus.. kenapa nggak lu translate aja penjelasannya lewat kamus”Ucapku.
“Terserah,”Ucap David dan langsung pergi.
“Hmm.. bagus..”Ucapku sambil menutup pintu kamarku dan kembali tidur dibedku. Aku gendut, mungkin david satu kelas denganku bisa langsung mendapatkan seorang pacar dan banyak teman. Tapi aku.. aku tidak ada yang menarik.. mungkin tidak akan ada yang menyukaiku. David itu manis, yah walopun nyebelin tapi bisa lah kalo sama temen baru. Hmm.. rasanya nggak banget dah…
^^^
“aku akan meninggalkan segalanya dinegara ini. Dan aku harus kembali ke Negara asalku. Sawaddee krab., Chun ruk kun Indonesia..”
^^^
“Oke childs..! im sorry I’m sidturbing you all in your break time. But now, you have a new friend.. emm. Why I tell you in English..? because of they are from Indonesia.. please be friendly to them. Okey child..?”Ucap kunkru Cha.
“Oke.. now.. introduce your self..”Ucapnya lagi kepada aku dan David.
“Lo dulu..”Ucap David.
“Apaan si.. udah lo aja dulu”Ucapku.
“Tappi gue nggak bisa.”Jawab David. Sementara semua murid tercengang bingung melihat kami sedang berbicara sesuatu yang mereka tidak mengerti.
“Elu kan orang Indonesia, kalo ngomong sama orang luar ya pake bahasa Inggris dong..”Ucapku.
“Tapi ntar elu pake bahasa apa..?”Tanya David.
“Sama bahasa Inggris, gue ta kalo elo masih belum faseh ngomongnya.. dulu gue ke Indonesia juga kagak ngarti sama semua orang omongin”Ucapku.
“Yaudah lah kalo gitu.” Ucap David.
“Yaudah.. tinggal apa lagi.. diliatin tuh udah..”Ucapku.
“Sorry.. what you talk about..?”Tanya salah seorang murid.
“Ah.. mai pen rai.. (Bukan apa – apa)”Ucapku.
“Aih..? You can speak in thai..?”Tanya murid itu lagi. Semua murid tercengang.
“Emm. Chai.. just little bit I can..”Ucapku.
“Oke.. friends,, sawadde krab.. emm.. my name is David. You can call me David”Ucap David sedikit gugup.
“Why you so nervous..?”Tanya salah seorang murid disusul dengan tawa yang lainnya.
“Its oke.. this is special class.. here is class of the best student.. you two have a good score when live in Indonesia. So we take you two in this class”Ucap Kunkru Cha.
“Its oke kunkru. Let me introduce my self here..”Ucapku lancar. David tercengang melihatku.
“Oke.. sawaddee krab all.. my name is Aik Pla wiyatachom. Emm.. just call me Aik”Ucapku.
“Are you born in Thai..? your name like Thai name”Ucap salah seorang murid.
“Yes.”Ucapku.
“Good.. you can speak in others language..?”Tanya Seorang murid lainnya.
“I just read the tense and practice to speak it”Jawabku.
“Wow great.. but…”Ucap seorang murid ragu dan disahut murid lainnya.
“Kun do mern loog pong..! (kau terlihat seperti balon udara!)”Sahut murid lainnya diikuti tawa yang lainnya menyadari aku memang berbadan gendut.
“kun pen kon reu plaw..? (apa kau manusia atau apa..?)”Ucapnya lagi disusul dengan tawa murid murid lainnya.
“chan kid wa kun pen loog pong (tapi menurutku kau adalah balon udara)”Timpalnya dan yang lainnya semakin keras tertawa.
“Hey.! Stop.. ! teriak seseorang yang lainnya. Mungkin dia bintang disekolah ini. Karena wajahnya yang tampan dan memancarkan aura kecerdasan yang luar biasa (lebay deh!).
“I know she is fat, but did you understand that she has feeling too same as us!”Ucapnya membuat seisi kelas tenang.
“Its oke.. he is Alex, he from Indonesia too. Maybe still two week he moved to school in here”Ucap Kru Cha.
“Ehmm.”Jawabku dan David serempak.
“Emm. Aik.. you can sit beside him. So you can share with him. He is good student.. and you David, you can sit beside Ake, he sit there”Ucap guru itu sambil menunjjuk kearah seorang murid laki – laki yang susuk di pojok belakang.
“Maybe you can be bestfriend with him. He is friendly and good student like you and Aik”Ucap kru Cha.
“Oke well..”Jawabku dan berjalan duduk disebelah Alex dan David duduk disebelah Ake. Sementara itu Kru Cha meninggalkan kelas. Suasana kelas yang tenang tadi menjadi ramai dan gaduh.
“Kau membuat tempat ini menjadi lebih sempit”Ucap Alex.
“Apa maksudmu..? bukannya kau yang tadi membelaku?”Tanyaku.
“Hmm.. tapi hanya tadi.. tidak untuk selanjutnya.”Ucapnya.
“hmm.. Im Sorry” Ucapku meminta maaf.
“jantungmu sepertinya berdegup kencang,. Apa kau menyukai ku..?”Tanya Alex. Apa maksudnya..? dia terlalu pede dah.!
“Apa.?”Tanyaku.
“Kun na rak (kau memang manis) tae khon tua yai mak (tapi badanmu terlihat besar) khun oun (kau gendut) khun mai chai spec khong chun (kau sama sekali bukan tipe ku)”Ucapnya.
“Kau jangan terlalu gee r.. mentang mentang dulu aku lahir disini kau berbicara denganku menggunakan bahasa Thailand. Aku juga bisa berbahasa Indonesia.”Ucapku sambil mengeluarkan buku.
“Katakan saja kalau kau sudah  lupa dengan bahasa Thailand..”Ucap Alex.
“aku sudah sepuluh tahun di Negaramu. Justru itu aku lupa dengan bahasaku. Aku kan sudah terbiasa dengan bahasamu.”Ucapku.
“Hmm.. tapi aku beruntung… punya dua orang yang bisa saingan denganku dikelas ini.. kudengar kau dan dia bintang kelas ya..? dengan IQ yang lumayan tinggi di pelajaran..?”Tanya Alex.
“Kenapa? Apa kau ingin menyaingiku..?”Tanyaku.
“Mai chai..! harusnya aku yang berkata seperti itu..”Ucapnya.
“Dasar orang sombong..!”Ucapku pelan dan membuka kamusku. Hitung hitung sebagai pengingat kata – kata yang sudah aku lupa.
“Arraai..? (kenapa..?) udah lupa sama tense nya ya”Tanya Alex.
“You..! bad boy!”Ucapku sambil menunjukkan muka benciku
^^^

Rabu, 31 Oktober 2012

BROADCASTER PART 6 [[LAST PART]]




“Boleh tau..? penyiar yang namanya… Eza..?”

“aku suka kok kak…”
“Kapan elo Tanya ke gue ‘udah makan belum..?’ ‘gimana kabarnya..’ ‘elo nggak lagi sakit kan..?’ gue nggak pernah sekali dengar kata itu..”
Gue takut sesuatu..”
^^^
“Kamu boleh nge fans sama aku.. tapi kamu nggak boleh kurang ajar sama aku..”Ucapku sopan dan pergi mengejar Fera. Bahkan Enji dan kak Deasy yang bari turun dari tangga pun tak ku hiraukan.
“Za..! kenapa za..!”Teriak Enji.
“Fer..! Fera..!”Teriakku. Fera terus berlari. Kutarik tangan Fera sehingga dia berhenti berlari.
“Loe kenapa..?”Tanyaku.
“Gue baru ngerasa jatuh cinta sama loe.. tapi ternyata loe udah punya cewek.. mungkin emang bener gue selalu ganggu elo dirumah.. udah mengusikk keberadaan elo dirumah..”Ucap Fera. Air  matanya mengalir.
“Dia bukan cewek gue..! dia itu cuma fans..”Ucapku meyakinkan Fera.
“Fans..? Fans..? sampai akhirnya boleh dia mencium idolanya..?”Tanya Fera.
“Fer.. dengerin gue..!”Ucapku terus menarik tangannya.
“Za..! Gue suka sama loe.. gue cinta sama loe..!”Teriaknya. ucapannya itu membuatku kaget.
“Kita Saudara..”Ucapku.
“Tiri..! kita saudara tiri Za..!”Sahut Fera.
“Gue suka sama loe..”Ucapnya sambil terus meneteskan air mata. Aku memeluknya.
“Apa ini elo..?”Tanyaku masih tidak yakin dengan ucapannya.
“Gue suka sama loe Za… gue nggak peduli kita saudara atau enggak.. tapi gue suka sama loe..”Lirihnya.
“Gue .. juga suka sama Loe..”Lirihku membisikkan ucapanku ditelinganya. Fera melepaskan pelukanku. Dia mengambil satu gelang pergelangan tangannya dan memberikannya kepadaku.
“Apa ini..?”Tanyaku.
“Gelang gue.. kalo elo selalu nyimpen gelang itu.. dan waktu gue ketemu elo lagi.. elo masih nyimpen gelang itu.. itu berarti elo masih cinta sama gue..”Ucapnya sambil memakaikan gelangnya di pergelangan tanganku.
“Tunggu..? apa maksudnya..?”Tanyaku.
“Gue.. pengen balik..”Ucapnya.
“Apa..?”
“iya.. gue pengen balik.. gue nggak mau ngerepotin elo Za.. gue tau.. elo ke siksa banget tidur digudang pengap kayak gitu..”Ucap Fera.
“Tapi.. trus..? kuliah loe..?”Tanyaku.
“Aku udah bilang ke Papa kemarin lusa… besok gue pulang..”Jawabnya sambil tersenyum manis walau airmatanya terus menetes.
“Gue benci adengan ini..!”Ucapku lirik dan cepat, langsung ku peluk Fera erat.
“Loe tau..? gimana nyembunyiin rasa suka sama loe..? itu berat Fer.. kenapa loe musti pergi..?”Tanyaku. air mataku mulai menetes.
“…”Fera hanya menangis..
“Kita … musti pulang..”Sahut Enji mengajak aku dan Fera keluar dan pulang.
“hmm.. Eza udah mulai jatuh cinta..”Ucap Kak Deasy dengan senyuman sambil memandangi kami bergegas pulang.
^^^
“Loe nggak anter Fera ke bandara..?”Tanya Enji.
“nih.. gue nggak ada mood..”Ucapku sambil melempar kunci mobil.
Enji pun berangkat mengantar Fera. Kulihat mereka berangkat dari arah jendela ruang depan. mobil semakin berjalan. Aku pun keluar dan pergi kearah tempat sampah sisepan rumah. Kulepas gelang pemberian Fera semalam. Kulempar kedalam tempat sampah itu.
“Gue udah lupa ingatan…”Ucapku. Dan pergi masuk kembali kedalam rumah.
^^^
SATU TAHUN KEMUDIAN…
“Apa..? Yah.. papa gila kali.. masak iya Eza musti bolos kuliah..”Ucapku.
“Kamu mau nggak ketemu sama Mama tiri kamu..! dia udah pengen ketemu sama kamu tuh..”Ucap Papa.
“Hmmm.. gimana si.. aku kan musti kuliah dulu pa..”Ucapku.
“Udah.. bilang aja izin apa…”Ucap Papa.
“Ya nggak bisa lah pa.. bisa bisa ketinggalan banyak..”Ucapku.
“Kamu kan serumah sama Enji.. kan bisa Tanya Enji nantinya”Ucap Papa..
“Terserah dah..!”Ucapku sambil menutup telfon.
“Kenapa sob..?”Tanya Enji.
“Bokap gue ada ada aja.. gue disuruh bolos kuliah seminggu”Ucapku.
“Yah.. mungkin aja dia kangen sama lo.. udah lu pulang sana. Soal dikampus biar gue yang urus”Ucap Enji.
“Hmmm”
^^^
Seorang cewek cantik dan manis sedang sibuk membersihkan mobilnya. Sampai sampai tidak menyadari seseorang dengan mobilnya sedang menunggu dibukakan gerbangnya. Akhirnya ku klakson mobilku. Suara klakson mobilku mengagetkannya. Dan akhirna dia berlari dan membuka gerbang rumah. Dia terheran heran ketika melihat mobilku masuk kedalam garasi.
“Maaf. Cari siapa..?”Tanyanya.
“Udah lupa sama saodara tiri sendiri..”Ucapku.
“Eza..?”Tanya Fera.
“hmm…”Jawabku. Fera memelukku. Aku pun kaget dan akhirnya aku melepas pelukannya.
“elo tambah cakep ya..”Ucapku.
“Hhaha.. bisa aja loe..”Ucapnya.
“Papa sama Mama mana..?”Tanyaku.
“loh..? mereka udah keluar kota seminggu yang lalu kalii..”Ucap Fera.
“Hmm.. gue tau kenapa kemarin papa telfon gue…”Ucapku.
“Kenapa..”Tanya Fera heran. Dia melirik ke pergelangan tangan kanan ku kemudian berganti kearah pergelangan tangan kiri ku.
“Loe kenapa..?”Tanyaku. raut wajah Fera pun berubah sedih.
“Loe..? kenapa…?”Tanyaku.
“Loe udah lupain gue..? loe udah nggak cinta lagi sama gue..?”Tanya Fera.
“Gue.. udah buang masa lalu gue.. gue nggak mau sedih mendalam..”Ujarku.
“Gue masih suka sama loe Za..”Ucapnya sambil memelukku. Aku melepas pelukannya.
“Kalo papa nyuruh gue kesini cuma buat ini.. percuma juga..”Ucapku sambil  berjalan ke garasi untuk mengambil mobilku.
“Za..! gue selalu teriak ke Langit..! gue selalu teriak gimana kabar loe..! gue selalu teriak ke Langit gimana rasa cinta loe.. Tapi langit nggak pernah ngejawab Pertanyaan gue.. itu semua bikin gue sedih Za..! karena nggak ada yang bisa jawab pertanyaan gue..!! gue selalu teriak kelangit..!! tapi Langit nggak pernah jawab Za..! gue selalu tanya ke Langit..! tapi langit nggak pernah peduli Za..!!!”Teriaknya sambil menangis. Sebesar itukan cintamu..?, pikirku. Akku berhenti berjalan kearah garasi. Kuteteskan airmata. Dan berbalik arah berlari kearah Fera dan memeluknya.
“Gue selalu sayang sama loe meskipun barang itu udah gue buang…”Ucapku. Fera menangis lagi.
“Gue cinta sama loe Za..”Lirihnya.
Aku melepas pelukanku. Dan menghapus semua airmatanya. Setiap tetesan tak pernah terlupakan. Mungkin.. sebuah ciuman membuat hatinya sedikit tenang…

“Cinta itu.. sulit ditebak.. terkadang semakin kita ingin melupakan Cinta.. semakin sulit untuk menjauhinya… semakin terjebak kedalam lingkarang Cinta.. semakin sulit untuk keluar dari jebakan itu… tapi semakin mengikuti permainannya.. Cinta itu Indah..”
                                                                                                   -end-

BROADCASTER WITH LOVE PART 5


“Kenapa loe bengong..?”Tanya Fera.
“Kaget ya..? liat saudara tiri loe tampil beda..?”Timpalnya.
“Jadi loe..?”Tanyaku terputus.
“oke.. itu tadi lagu dari Five Minutes yang judulnya Hampa..”Sahut Enji kembali kesiaran.
^^^
Di Lantai atas studio ku siaran.. didepan Jendela yang menghamparkan Indahnya langit malam. Disini.. aku dan Fera duduk memandangi langit di atas sana..
“Kenapa loe nggak bilang kalo loe ikut kompetisi ini..?”Tanyaku.
“Heh…? Gue takut loe nggak ngizinin gue,”Jawabnya.
“Trus kenapa harus seminggu kalo hari ke empat udah ada pengumumannya..?”Tanyaku.
“Gue nggak mau  ngerepotin elo. Gue cuma pengen elo tenang aja. Mungkin kalo gue nggak ada dirumah sementara waktu elo bisa tenang.. o iya.. kaki loe gimana..?”Tanya Fera.
“Udah sembuh.”Jawabku.
“Itu nggak perlu Fer…. Loe udah masuk kedalam hidup gue. Itu artinya loe nggak bisa maksain diri loe buat hilang dari hidup gue. Loe tau kan..? Itu bikin gue sakit.”Ucapku.
“Apa loe suka sama gue..?”Tanya Fera.
“Gue nggak ngerti..”Jawabku.
“Loe tau..? gue merubah tampilan ini karena elo.”Ucap Fera.
“Fera.. temen kamu udah jemput kamu dibawah..”Sahut Kak Deasy memutuskan pembicaraan kami.
“Oke kak..”Ucap Fera dan pergi meninggalkan kami..
“Fera saudara tiri kamu..?”Tanya Kak Deasy.
“Iya kak..”Jawabku.
“Darimana dia keliatan tomboy.. ? Rambutnya panjang. Dia anggun banget.. dia juga manis.. kalo aku jadi kamu.. tinggal serumah sama dia udah jatuh cinta banget..”Ujar Kak Deasy. Yeah.. mungkin itu yang aku rasakan sekarang,pikirku.
^^^
“Kapan loe pulang..?”Tanyaku Mengejar Fera.
“Gue nggak akan pulang.”Jawabnya.
“Kenapa.?”Tanyaku lagi.
“Gue pasti bakal ganggu elo disana..”Jawabnya.
“Enggak.. loe saudara tiri gue.. loe musti tinggal sama gue”Ucapku.
“Tapi Zra..”Ucapnya.
“Loe nggak ngerti rasanya kehilangan Fer..”Ucapku begitu saja.
“Loe suka sama gue..?”Tanya Fera.
“…”
“Kenapa diem..?”Tanya Fera.
“Kita musti pulang”Ucapku sambil menariknya kedalam mobilku.
“Loe kenapa sih..? Enji Mana..?”Tanya Fera.
“Dia ada siaran”Ucapku sambil serius menyetir.
^^^
“Kita udah sampai”Ucapku. Fera hanya diam dan turun dari mobil dan langsung masuk kedalam rumah. Aku pun memasuk kan mobil ke garasi dan langsung masuk kedalam rumah.
“Loe kenapa..?”Tanyaku ketika berada didepan pintu kamar Fera yang terbuka.
“Ngapain loe kesini..?”Tanya Fera.
“Gue mau ngembali in ini.. kemaren gue pinjem”Jawabku sambil mengacungkan sebuah kaset No regreat Life band.
“Taro aja disitu”Ucapnya. Fera sedang sibuk memainkan laptopnya. Aku berjalan masuk dan menaruhnya kedalam kotak koleksi kasetnya itu. Setelah itu aku pun kembali ke kamarku dan menidurkanku di atas bed. Memikirkan sesuatu yang tidak tau itu apa. Tiba – iba seseorang membuka pintu. Mungkin itu Enji yang baru pulang dari siaran. Aku hanya memalingkan tubuhku menghdap kearah jendela kecil.
“Mau ngapain loe kesini..? tumben loe kekamar gue.. perasaan gue yang biasanya kekamar elo..”Ucapku. kudengar suara langkah kaki seseorang berjalan masuk. Namun aku mengabaikannya. Enji Melompat di bed-ku dan menidurkan tubuhnya.
“Kamar gue pengap Nji.. ini gudang..”Ucapku.
“Jadi elo udah mulai adaptasi sama gudang ya..?”Ujar suara seorang perempuan.
Aku memalingkan wajahku dari arah jendela ke belakangku.
“Busset..!”Ucapku kaget melihat sosok Fera dengan senyumannya itu dan langsung bangun dari tidur lesehanku. (hahaha)
“Ngapain loe..?”Tanyaku.
“Nggak papa.. kenapa..?”Tanya Fera.
“Bikin kaget tau..! gue kira elu kunti..! ternyata sodara tiri gue..”Ucapku.
“Yee.. enak aja.. emang gue apaan.. cewek seccakep ini dibilang kunti”Ujar Fera sambil duduk di bed ku dan aku duduk di kursi belajar.
“Lagian rambut diiket dong.. jadi cewek itu ribet..! rambut panjang itu kayak setan.. mending pendek. Udah nggak ribet, sejuk..”Ucapku.
“Yeee.. gini gini gue nyambungin rambut gue itu juga mahal tau..!”Ucap Fera.
“Lagian siapa suruh elu pake kayak gituan segala.. risih tau..! mending diiket  biar seger..!”Ucapku.
“Iya iya iya..!”Ucapnya sambil berdiri dan berjalan kejendela kecil dikamarku.
Aku membuka laptopku. Melihat kontak chat ku. Melihat apakah ada e – mail masuk atau seseorang sedang chat denganku.
“Kenapa elo berfikir buat tidur digudang ini..? ini pengap.. sempit.. jendelanya juga kecil..”Ucapnya.
“Nggak ada pilihan.. kalo gue punya duit, udah gue buat kamar baru yang lebih gese dari pada mantan kamar gue yang elo tempatin itu”Ucapku. Fera meringis dan berjalan kearahku.
“Jadi elo masih belum terima kamar lo gue tempatin..?”Tanya Fera.
“Hmm.. terserah elo deh.. susah..!”Ucapku sambil sibukk memainkan laptopku membalas chat dari teman onlineku.
“Hmm… sibuk online ya..?”Ucap Fera sambil membaca semua chat – ku.
“…”Aku hanya diam.
“Elo perhatian banget sama temen online loe..? kapan loe perhatian sama sodara loe…?”Tanya Fera.
“Gue perhatian sama loe.. buktinya.. kamar udah gue kasih.. berangkat kuliah juga barengan sama mobil gue..”Ucapku.
“Kapan elo Tanya ke gue ‘udah makan belum..?’ ‘gimana kabarnya..’ ‘elo nggak lagi sakit kan..?’ gue nggak pernah sekali dengar kata itu..”Ucap Fera sambil duduk kembali di bedku. Aku membalikkan kursi yang kududuki mengkadap kearah fera.
“Gue…”Ucapku.
“Kenapa..?”Tanya Fera.
“Gue takut sesuatu..”Ucapku.
“Takut kenapa..?”Tanya Fera sedikit heran. Pertanyaannya itu membuatku sedikit pusing dan bingung.
“Loe bisa keluar nggak..? gue mau tidur..”Ucapku.
“mmm.. Okey..”Jawab Fera sambil pergi dari kamarku dan menutup pintu. Aku pun langsung menidurkan tubuhku di bed dan menatap langit langit kamar.
Seseorang membuka pintu kamarku lagi.
“Loe kenapa..?”Tanya Enji.
“Nggak papa..”Jawabku. Enji masuk kamarku dan menutup pintu.
“Kenapa Fera keluar dari kamar loe..?”Tanya Enji.
“Gue takut..”Jawabku.
“Takut..?”Tanya Enji.
“Takut jatuh cinta..”Jawabku.
“Sob..! elo itu cowok..  wajarlah kalo elo suka sama cewek.. emangnya jatuh cinta itu salah..?”Tanya Enji.
“Gue tau.. tapi..”Ucapku terputus.
“Udahlah.. buang yang nggak perlu..”Sahut Enji.
“Lo suka sama Fera..?”Tnya Enji.
“Mungkin..”Jawabku.
^^^
“Gue pengen ikut elo siaran.. gimana..? gue kan garing kalo dirumah terus.. pengen gitu sekali sekali dengerin elo siaran sambil puter music..”Ucap Fera.
“Tapi..”
“Udahlah… lagian hari ini yang siaran cuma Ezra kok. Gue nanti cuma bantuin kak Deasy.”Sahut Enji.
“Apaan si loe..? masak gue siaran sendiri..?”Tanyaku.
“Kan ada Fera..”Jawab Enji.
“Ayo dooong.. pliiis..”Sahut Fera.
“Hmmm.. oke deh..”Jawabku.
^^^
Satu jam waktu siaran berlalu. Music sedang berputar.
“Loe mau nggak gue beliin minum..?”Tanya Fera.
“Hmm.. udah batuk batuk nih gue.. oh iya.. minumnya yang anget aja.. nggak perlu dikasi es..! jangan etrlalu manis.. nggak suka gue..”Ucapku. Fera pun mengangkat tangannya pertanda oke sambil menutup pintu ruang broadcast.
“Oke guys…!  Tadi tau nggak lagu siapa..? hmm..? langsung aja deh.. tadi itu lagunya NOAH band yang judulnya berartinya dirimu.. oke deh.. sorry banget.. hari ini Eza cuma satu jam disini.. hmmm.. tapi nggak papa.. besok Eza ada lagi nih di Teenagers time, yang bakal Eza sama Enji isi selama dua jam nih.. oke.. sorry banget buat yang tadi request tapi belum keputer.. besok eza balik lagi… bye..!!!!!”Ucapku menutup siaran diiringi music. Aku pun keuar dari ruangan. Terlihat seseorang dari luar. Sudah pasti itu Eka, yang mengisi jam sore kali ini.
“Eka..”Ucapku.
“hhmm..”jawabnya sambil masuk keruang broadcast. Aku pun keluar dan berjalan keruangan kak Deasy memanggil Enji. Tapi saat aku berjalan menuju ruangan Kak Deasy yang berada dilantai atas, aku dijumpai oleh seorang cewek manis dan imut sambil membawa sebuah kotak kecil.
“Kak.. kak.. boleh tanya nggak..?”Tanya cewek itu.
“MMM… iya… kenapa..?”Tanyaku.
“Boleh tau..? penyiar yang namanya… Eza..?”Tanya cewek itu.
“Iya.. ini gue.. Eza..”Jawabku.
“Waaah.. kakak ganteng banget. Keren.. ini bener kak Eza..?”Tanyanya lagi.
“Iya ini gue.. Eza..? kenapa sih..?”Tanyaku.
“Aku pendengar setianya kakak.. ini kak..”Ucapnya sambil memberikan kotak kecil yang dibawanya. Aku pun menerima kotak kecil itu dan membukanya. Coklat..?? tapi aku nggak suka yang manis manis..!!, pikirrku.
“Wah.. makasi ya. Gue pikir nggak ada yang suka sama waktu siaran gue..”Ucapku.
“aku suka kok kak…”Ucapnya sambil tersenyum. Tiba –tiba dia mencium pipiku dan membuatku kaget akan hal itu.
“Eza..!”Teriak Fera dari kejauhan dan langsung lari.
^^^

Senin, 22 Oktober 2012

HEAVEN PART 5 [[LAST PART]]


“Siapa.?”Pikir Serena. Karen saat itu gelap jadi Serena tidak terlalu jelas melihat seseorang sampapi akhirnya orang itu memecahkan kaca pintu mobil dengan sebuah palu. Serena hanya terpaku dan takut didalam mobil.
“Apa yan harus kulakukan..”pikir Serena. Dia bernafas terengah engah.
“Kau akan mati sekarang..”Ucap Penjahat itu.
Serena ketakutan. Nafasnya semakin terengah engah. Dia ingin membuka pintu mobil yang ada disebelahnya, tapi tak bisa dibuka karena ada pohon dibaliknya. Dia beranjak ke depan dan membuka pintu mobil yang berada dikursi tempat menyetir. Tidak sampai dia membuka, penjahat itu menarik tangannya. Serena mencoba melepaskan tangannya dari tarikan penjahat itu, tapi tetap saja gagal, bahkan penjahat itu menarik Serena keluar dari mobil melalui kaca pintu mobil yang dipecahkan Penjahat itu. Serena berteriak. Kaca pintu mobil yang masil menempel dipintu secara tak sengaja mengenai punggung Serena yang ditarik penjahat itu, baju belakangnya robek dan punggungnya berdarah. Dia hanya mengerang kesakitan. Serena terlempar di kumpulan semak – semak. Penjahat itu menggenggam palunya itu kuat – kuat. Bergerak memukulkan palunya kearah Serena Tapi Serena menghindar, Penjahat itu terus mengejarnya, meskipun pakaiannya robek dan punggungnya terasa perih dan terus mengeluarkan darah tapi dia tetap berlari sekuat tenaganya. Penjahat itu semakin cepat, Serena terjatuh dan penjahat itu kembali menyeretnya kedalam gedung itu. Rambut Serena yang panjang itu menjadi korban tarikan Penjahat itu. Serena hanya mengerng kesakitan ketika ditarik penjahat itu.
Sementara itu, didalam gedung lantai dua aku dan Dicky sedang mencari dimana Mela. Aku dan Dicky mendengar suara Mela sedang kesakitan. Suara – suara pukulan dan cambukan yang dilontarkan ditubuhnya. Aku melihat kearah suatu ruangan gelap.
“Kau diamlah… jangan keluarkan satu patah kata.. kita akan masuk keruangan itu”bisikku kepada Dicky.
Dicky membalasnya dengan anggukan mengerti.
Awalnya aku hanya mengintip dari kaca kecil didepan pintu itu. Ruangan sedikit gelap.. tidak terlalu jelas banyangan yang kami tangkap.
“Kau tau..? kalau kau tidak kabur kerumah itu. Kau pasti sudah menyerahkan semua harta ayahmu itu.. tapi karena kau sudah pergi kerumah itu.. aku jadi lebih cepat menikmati rumahmu.. tapi kau muncul dikeluarga yang salah… itu keluargaku..!”Bentak seorang wanita.
“Keluargaku tidak pernah mengganggu keluargamu.. tapi kenapa kau mengganggu keluargaku.. bahkan sampai membunuh.. apa kau tidak malu… kau hanya menumpang dirumah Kevin”Ucap seseorang lagi. Kurasa aku mengenali suara itu.. Mela..
“Apa maksudnya/..?”Tanya Dicky berbisik padaku.
“Diamlah sebentar.. dalam hitungan ketiga kita harus masuk kedalam.. apapun tantangannya kita harus masuk”Ucapku. Dicky mengangguk.
Tiba – tiba saja seseorang memukul punggungku dengan kayu. Aku langsung melihat kebelakangku. Penjahat itu melotot.
“Apa yang harus kita lakukan sekarang..?”Tanya Dicky.
Aku mundur mendekati Dicky. Mencoba mengenali apa maksud pikirannya.. Dia memukul kearah mataku denngan kayu..
“AAaaarrrghh..!”Jeritku kesakitan sambil memegang mataku. Dicky kaget dan langsung memukuli penjahat itu, tapi belum dia memukul penjahat itu, penjahat itu memukul perutnya dengan kayu. Berkali – kali penjahat itu memukul perut Dicky, sampai akhirnya dicky terjatuh lemas di lantai. Aku langsung mencari – cari disekeliling ruangan ini.. aku melihat kayu dan akhirnya aku merangkak mengambil kayu itu, tapi penjahat itu melihatku dan memukul punggungku dengan keras dan membuatku terjatuh dilantai. Aku berdiri dan memukul wajah pnjahat itu. Terus memukulinya sampai akhirnya dia memukul kepalaku dengan kayu itu terus menerus, darah keluar dari hidungku, lalu penjahat itu memukul perutku lagi sampai mulutku keluar darah. Aku sedikit lemas, aku berdiri lagi dan memukulnya, tapi aku sudah tak kuat. Penjahat itu melemprakanku ke tembok dan  aku tersungkur.
“Teruslah berteriak..! tidak akan ada yang bisa menolongmu..!”Bentak penjahat itu. Serena hanya menangis kesakitan. Penjahat itu berbalik dan melihat – lihat sekeliling. Serena melihat botol miras di sebelahnya. Dia mengambil botol itu dan berdiri. Perlahan – lahan dia mendekati penjahat itu. Namun penjahat itu menyadari keberaadaan Serena. Ketika Penjahat itu membalikkan badan Serena langsung memukul kepala penjahat itu dengan botol kaca yang dipegangnya. Penjahat itu kesakitan. Botol kaca itu pecah dengan serpihan – serpihan lancip. Penjahat itu memukul kepala serena dengan palu namun tidak mengenainya. Serena berlari sambil memegang botol kaca yang sudah pecah itu. Tapi penjahat itu tidak kalah cepat dan menarik rambut Serena lagi. Serena langsung menusukkan Botol kaca yang berserpihan tajam itu ke perut penjahat dan akhirnya penjahat itu tergeletak. Nafas Serena kacau, dia terengah engah sambil naik kelantai dua. Dia mendengar perkelahian di tangga dari lantai dua.
Aku terus menjerit kesalitan, penjahat itu terus memukul perutku dengan kayu. Dicky memukul penjahat itu dengan kayu dari belakang berkali – kali. Dan pejahat itu beralih kepada dicky. Aku pun langsung mengambil kayu itu dan langsung memukul penjahat itu. Serena berlari dan membawa botol kaca bekas tusukan penjahat tadi. Darahnya masih keluar. Serena menarik Dicky dan menyingkirkannya dan langsung menusukkan ke penjahat itu.

“Kita masuk sekarang!”.
Kami memasuki ruangan itu. Terlihat Mela dikurung dang diikat dengan tali ditangan dan kakinya. Mulutnya dibungkam sehingga dia tak bisa berteriak. Kami bergegas melepas semua ikatan dan bungkamannya.
 “Tante..?”Dicky kaget.
Tante hanya kaget dan hanya berdiri dibelakang Mela yang dibungkamnya dengan tangan dan kakinya yang diikat.
“Kenapa kalian datang kesini..!?”
“Kenapa Tante lakuin ini..!”Tanyaku.
“Urus saja duniamu sendiri..!”Bentak Tante.
“Mela adalah dunia kami.. jadi kami harus mengurusnya..!”Sahut Serena.
“Kenapa..!”
“Kau tidak pernah tau rasanya kehilangan orang yang kau cintai..”Ucapku.
“Apa itu berarti kau mencintai mela..?”Tanya Tante. Hal itu membuat Dicky menoleh kearahku.
“Cukup!”Ucapku memukul wajah tante. Tante mengeluarkan pisaunya.
“Kau memang hebat. Cuma kau yang berani. Diabnding Dicky, kau yang paling pintar dan hebat.”Ucap Tante sambil mengarahkan pisaunya kewajahku.
“Kau akan berakhir bahagia tanpa harus membunuh orang lain”Ucapku.
Bugk..!! Dicky memukul punggu tante dengan sebuah kayu dan membuat tante berpaling kearahnya. Dicky hampir sama terkena pisaunya. Aku menarik tante dan memukulinya.
“Kevin..! Cukup..! Dia itu cewek..!”Teriak Serena sambil memegangi Mela yang terlihat babak belur. Aku melihat kearahnya. Entah kenapa.. Serena membangkitkan semangatku.
“Awas..!”Teriak Mela.
Dicky memukuli Tante.
“kau boleh membunuhku. Tapi tidak untuk saudaraku.”Ucap Dicky.
“Cukup Dicky. Kita bawa dia ke kantor polisi.”
“Kita nggak mungkin Bisa diem aja..!”
“Kau tak mengerti. Perempuan dan laki – laki itu berbeda!”
“Awas..!”Teriakku menyingkirkan Dicky Dan mendorong Tante.
Dengan Cepat tante berdiri dan menusukkan pisaunya kepadaku. Namun aku masih bisa menahan tangannya hingga aku tak terkena pisau itu.
“Kevin..!”Teriak Mela.
“Kalian pergilah..! Cepat..! sebelum berakhir sseperti aku.. cepat pergi..!!”
“Tapi..”
“Cepat Pergi..”Teriakku. mereka bertiga pun pergi.
“Aku akan kembali bersama polisi..”Ucap Dicky sambil menangis.
Tante semakin mendorongku hingga aku berjalan mundur san sampai diujung gedung. Ini tidak ada temboknya. Aku berfikir bagaimana caranya untuk keluar dari perangkap ini. Tapi sia – sia .. aku sudah tidak kuat lagi menahan dorongan dari wanita keji ini. Aku tidak tau lagi apa yang harus kulakukan. Dan ..

“Kematianku mungkin membawa tangisan oleh para saudaraku dan Mela. Tapi.. aku lega.. karena aku membiarkan orang orang yang kusayangi ini hidup dan bersama. Aku tau.. masa depanku adalah kematian.. tapi.. mati untuk orang yang kusayangi adalah pengorbanan..”

^^^

“Apa aku seburuk itu..?”
“Kenapa kau masih belagak bego’ ? itu adalah aku! Aku memang orang buruk!!”
“Aku hanya ingin memotivasimu..”
“Tapi kenapa harus sepedas itu..!! kau buatku patah semangat,. Kau tidak member jalan terbaik..! kau sudah membuatku menjadi lebih buruk!”

“Kau tidak mengerti bagaimana rasanya jika kau menghianati teman sendiri.. itu seperti dirimu..! tidak pernah mengerti semua perasaanku.. kau selalu dingin dan tidak pernah mengerti apa yang kupikirkan”
“Aku tapi apa yang kau pikirkan.. dan aku tau bagaimana rasanya menjadi dirimu.. meskipun terlihat seperti seseorang yang sedang mencari simpati orang lain, tapi aku tau tentang dirimu.. dan aku bisa merasakan semuanya”

“Menangislah.. Menangislah sebelum aku meninggal ditangan penjahat itu. Jangan sisakan air matamu saat aku akan pergi